visitaaponce.com

Berdaya Sembari Melestarikan Kuliner Khas Jakarta

Berdaya Sembari Melestarikan Kuliner Khas Jakarta
Ishak Yahya sedang melayani pembeli kerak telor(MI/M. Ilham Ramadhan Avisena)

KERAK telor, makanan yang menjadi ciri khas warga asli Betawi tampak terbenam di tengah pesatnya perkembangan Kota Jakarta. Makanan itu umumnya hanya dijumpai satu tahun sekali dalam gelaran Pekan Raya Jakarta (PRJ).

Hal itu membuat Ishak Yahya, pria yang tinggal di Warung Buncit, Jakarta Selatan, tergerak untuk melestarikan kuliner otentik Jakarta. Ia mulai membuat kerak telor saat dirinya masih remaja.

Saat itu, ia ikut membantu pamannya yang memang berprofesi sebagai pedagang kerak telor. "Kerak telor itu sudah lama, dari saya remaja, dari zamannya Djakarta Fair di Monas. Itu terakhir kan 92 pindah ke Kemayoran, itu berarti mulai dari 1987. Dulu itu saya ikut encing, belajar dari beliau. Jadi turun temurun," kisah Ishak kepada Media Indonesia, Selasa (30/4).

Baca juga : KUR BRI Hidupkan Kembali Usaha Kerak Telor Ishak

Misi melestarikan kuliner betawi itu menjadi alasan utama Ishak terus berjualan kerak telor. Ia tak pernah alpa menjual kerak telor di PRJ. Sejumlah bazar pun Ishak ikuti untuk terus menjaga eksistensi kerak telor dari wajah Jakarta.

Dia bertutur, asam manis perjalanan sebagai penjual kerak telor telah ia telan. Ishak yang juga selalu aktif mendaftarkan dagangannya ke sejumlah acara besar juga pernah ditipu. Alih-alih mendapatkan cuan, uang pendaftaran yang ia bayarkan agar bisa berdagang justru lenyap.

"Kita ikut event sama orang, kita udah bayar DP, event-nya gak jadi. Duit saya tidak balik. Itu sudah dua kali kejadian sama saya. Tapi, ya sudah, saya ikhlasin saja. Ini harusnya ada event Mei ini, di GBK, acara musik. Saya tau EO nya ada di Karawaci, hanya saya malas menagihnya, dia yang punya utang, masak saya yang kejar," kata Ishak.

Baca juga : Chef Nicky Tirta Berbagi Resep Menu Carbonara dan Es Melon

Ishak menegaskan tak terlalu khawatir mengenai rupiah. Dia meyakini setiap orang memiliki porsi dan jumlah yang diatur Sang Pencipta. Ia tak pernah lupa misi utamanya berdagang kerak telor.

"Saya pribadi memang dagang ini tujuannya bukan hanya mengejar cuan saja. Yang penting saya suka, bisa jalin silaturahim dengan orang-orang, jadi saya tidak terlalu pikirkan. Yang penting lagi saya bisa ikut melestarikan budaya saya," jelasnya.

"Karena memang saya miris, sedih, tukang kerak telor itu enggak bisa ditemuin di mana aja kayak tukang baso di Jakarta ini. Adanya paling setahun sekali, di PRJ," lanjutnya.

Baca juga : Berkah Melimpah Pedagang Kerak Telor di Jakarta Fair 2023

Usaha untuk melestarikan kerak telor makin mantap. Lantaran kini Ishak membuka stan di Sektor 7 Bintaro. Di sana, ia setiap hari berdagang kerak telor. Ia juga selalu membuka stan setiap Sabtu-Minggu di SCBD, Sudirman, Jakarta.

Niat melestarikan kuliner khas Jakarta itu berbuah manis. Dari berdagang kerak telor, Ishak kini memiliki empat orang karyawan. Ia juga menambah varian produk, yakni toge goreng dan es selendang mayang yang notabene juga kuliner khas Betawi.

Sejumlah nama besar juga kerap meminta Ishak untuk menyajikan kerak telor di kegiatan yang dibuat. "Kalau langganan itu Abu Rizal Bakrie, kalau bulan puasa, saya selalu dipanggil untuk buka bersama keluarganya, rutin sudah dua kali ini. Kemarin ada Bareskrim juga, open house, saya diajak juga untuk buat kerak telor dan toge goreng," jelas Ishak.

Baca juga : Pedagang Kerak Telor Ini Raup Rp3 Juta per Hari di Jakarta Fair

Ishak juga tak menampik upaya pelestarian kuliner Jakarta itu mendapatkan dukungan permodalan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sejauh ini, ia telah menerima dua kali permodalan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp30 juta, pertama Rp20 juta dan kedua Rp30 juta.

Selain memberikan dukungan permodalan, kata Ishak, BRI memberikan pendampingan dan pembinaan untuk usahanya. Ia berharap dapat terus berjualan kerak telor dan berkembang. "Anak saya sudah saya ajarin, saya harapkan dia bisa kembangkan, majukan lagi, apalagi sekarang sudah digital," kata Ishak.

"Harapan saya dia bisa mencari cara meningkatkan pemasaran. Kalau peminat itu memang sudah banyak, memang pemasarannya saja yang masih kurang sama sarana buat dagangnya itu," tambahnya. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat