Berat Badan Bayi Stagnan, Bisa Jadi Infeksi Saluran Kemih
BILA bayi Anda laki-laki, berat badannya tak kunjung naik dan ketika berkemih sering menangis, baiknya segera periksakan ke dokter. Mungkin, bayi Anda mengalami infeksi saluran kemih (ISK) akibat fimosis.
“Fimosis merupakan kondisi ketika kulup penis terlalu ketat, tidak dapat ditarik ke belakang melewati kepala penis. Akibatnya, ketika buang air kecil, ada sebagian air seni yang tertahan tidak bisa keluar.
Lama kelamaan, menjadi tempat berbiaknya kuman hingga menginfeksi saluran kemih,” terang dr Encep Wahyudan dalam webinar yang membahas bagaimana menjalani sirkumsisi di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Kanker Bagian dari Proses Evolusi Virus
Bayi yang mengalami ISK berat badannya sulit naik karena sebagian energinya dipakai untuk melawan infeksi. Infeksi yang terjadi juga membuat anak demam berulang. Gejala lainnya, ia kerap menangis ketika berkemih karena timbul nyeri.
ISK bisa terjadi karena fimosis yang merupakan kelainan bawaan bayi. Orangtua bisa mengamati ketika bayinya buang air kecil, apakah terlihat gembungan akibat air seni yang tertahan di ujung kelaminnya? Jika iya, mungkin dia mengalami fimosis.
Pada tahap awal ketika infeksi belum terjadi, orangtua bisa melonggarkan kulup dengan menariknya secara lembut setiap kali membersihkan kelamin bayi usai pipis. Namun jika cara itu tidak berhasil atau ketika bayi terlanjur mengalami ISK, bayi dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi atau sunat.
Baca juga: Langkah Cegah Infeksi Saluran Kemih pada Wanita
“Mungkin ada orangtua yang ragu ketika disarankan agar bayinya di sunat. Mereka tak tega karena menilai si anak masih terlalu kecil. Padahal, secara medis, sunat pada bayi aman dilakukan dan ISK karena fimosis merupakan salah satu indikasi medis bayi perlu segera disunat,” papar dr Encep yang merupakan praktisi khitan berpengalaman dari Rumah Sunat dr Mahdian.
Terkait dengan pandemi Covid-19, dr Encep menganjurkan orangtua untuk memastikan layanan sunat dilakukan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat.
Ia mencontohkan Rumah Sunat dr Mahdian, selain menerapkan protokol standar seperti disinfeksi, menjaga kebersihan, dan pemakaian APD lengkap, jadwal juga diatur sedemikan rupa sehingga pasien dan keluarganya tidak menumpuk agar ketentuan jaga jarak tetap bisa terpenuhi.
Selain itu, ada pula layanan sunat di rumah pasien. Protokol dan layanan itu berlaku juga di 76 Klinik Kimia Farma yang telah bekerja sama dengan Rumah Sunat dr Mahdian dalam memberikan layanan khitan. (Eni/OL-09)
Terkini Lainnya
5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi
Donor Darah Berikan Sejumlah Manfaat Kesehatan
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
8 Manfaat Buah Sawo Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Popok yang Tepat Dukung Perkembangan Motorik Bayi
Bunda Jelita, Kenali Infeksi Virus RSV untuk Cegah Kematian Bayi Prematur
Ikatan Batin Ibu dan Anak Pengaruhi Tumbuh Kembang Bayi
Ibu dan Bayi Meninggal di Indekos Diduga Korban Pembunuhan
Seorang Perempuan Ditemukan Meninggal di Indekos Bersama Bayinya
MPASI Buatan Sendiri Dipastikan Lebih Baik Dibandingkan yang Dijual di Pinggir Jalan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap