Internet Bawa Alunan Sape ke Penjuru Negeri
![Internet Bawa Alunan Sape ke Penjuru Negeri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/11/9f526828ebe56a5521c0a15a5c8cbe8b.jpg)
EKSPEDISI Bakti untuk Negeri di Kalimantan tiba di Pontianak, Kalimantan Barat. Di sini, tim ekspedisi berkesempatan mengenal lebih jauh alat musik tradisional Suku Dayak, sape, serta bagaimana alat musik itu lebih dikenal masyarakat berkat jaringan internet.
Alat musik sape memiliki kemiripan dengan gitar dalam cara memainkannya, yakni dipetik. Namun, struktur bentuk keduanya agak berbeda karena sape tidak memiliki lengkungan di bagian badan (body) dan cenderung berbentuk persegi panjang.
“Dari segi nada, tuning sape berbeda dengan gitar. Kalau gitar ada kordnya. Dari permainan juga beda dengan gitar, kalau sape dominan main ke melodi. Jadi kita bermain di string paling bawah,” jelas seorang musisi sape, Ferinandus Lah atau akrab disapa Feri Sape.
Alat musik yang menghasilkan denting merdu ini memiliki sejarah turun temurun dalam Suku Dayak dan biasa dipakai untuk mengiringi tarian-tarian tradisional. Budayawan Aloysius Mering menyebut sape menjadi alat musik tradisional dari beberapa rumpun Suku Dayak.
“Yang paling terkenal itu di Suku Kayan. Ada satu (sape) yang lebih identik dengan etnis Kayan di Kalimantan Barat, yakni sape yang hanya ada dua senar dengan senar nilon,” katanya.
Jauh sebelum ada akses internet, alunan sape hanya dikenal lewat kalangan tertentu. Namun, setelah internet berkembang pesat, dentingan sape mulai terdengar ke pelosok negeri bahkan menembus mancanegara.
“Pada zaman modern sekarang kita bisa melihat sape ada di mana-mana dengan mengklik internet atau Youtube,” ujar Aloysius.
Menurut Kadiskominfo Kalimantan Barat Sukaliman, peran internet sangat besar pengaruhnya terhadap penyampaian pesan pendidikan budaya.
Menurutnya, pelestarian kebudayaan memang selayaknya disebarluaskan melalui media komunikasi.
Hal itu diamini Feri Kape. “Adanya internet memudahkan masyarakat khususnya generasi muda untuk mempublikasikan lewat media sosial. Itu sangat baik untuk masa sekarang,” tambahnya.
Ia juga menginginkan musik sape dibawakan dengan gaya keren. “Salah satu inovasinya, yang dulu tidak menggunakan elektrik tapi sekarang pakai elektrik,” ungkapnya.
Feri sendiri telah memainkan alat musik ini di berbagai negara seperti Iran, Italia, Ceko, Ukraina, Maroko, Jepang, Tiongkok, dan Thailand. Sape juga bisa kolaborasi dengan jenis musik apapun. Terbukti Sape bisa menjadi pelengkap warna musik untuk lagu-lagu internasional.
Budayawan Aloysius mengapresiasi pengenalan sape secara lebih luas dengan berbagai inovasi. “Generasi tua kalau mendengar sape sekarang tentu mereka ada rasa penolakan, katanya tidak asli,” katanya.
Di sisi lain, alunan merdu musik sape ternyata bermanfaat sebagai terapi bagi penderita depresi. Terapi ini salah satunya dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong, Pontianak.
Direktur RSJD Sungai Bangkong, Batara Sianipar, mengatakan musik sape sebagai musik klasik terbukti memberikan kenyamanan, ketenangan, khususnya untuk pasien-pasien dengan gangguan jiwa. (Ifa/S3-25)
Terkini Lainnya
Tanpa Audit Total, Kasus PDN Diretas Sulit Diperbaiki
KSP: Proses Audit Tata Kelola Data dan Keamanan PDNs Tetap Berlanjut
Menkominfo Didesak Ikuti Jejak Dirjen Aptika untuk Mundur
Menteri Kominfo Budi Arie Diharapkan Mundur Tiru Sikap Dirjen Aptika
Kunci Enkripsi PDNS sudah Diberikan, Kemenkominfo: Belum Bisa Dibuka Total
Buntut Peretasan PDNS, Dirjen Aptika Kominfo Mengundurkan Diri
Contoh Alat Musik Bali dan Cara Memainkannya
Kemenkumham Beri Izin Operasional 3 LMK Musik Tradisi Nusantara
Kampanye Suara dari Indonesia Promosikan Musikus Daerah
Eva Yuliana Dorong Sinergi Program TV Parlemen Diamplifikasi TV dan Radio Lokal Jateng
Ini Daftar 35 Alat Musik Daerah
8 Alat Musik Tradisional di Indonesia, Apa Saja ?
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap