BMKG Catat 25 Kali Gempa Susulan di Maluku Tengah
![BMKG Catat 25 Kali Gempa Susulan di Maluku Tengah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/06/267e490fe3ec7ff96f87748e334e2488.jpg)
PASCAGEMPA bumi magnitudo 6,0 yang terjadi pada 16 Juni 2021 pukul 11.43.08 WIB di Maluku Tengah, Maluku, yang berujung tsunami kecil, telah terjadi 25 kali gempa susulan.
"Sampai dengan hari Jumat (18/6) pukul 02.43.08 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa susulan sebanyak 25 kali, dengan magnitudo berkisar antara 1,9 dan 3,8," ujar Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono kepada Media Indonesia, Sabtu (19/6).
Dia menjelaskan mengingat magnitudo gempa susulan yang terjadi kekuatannya relatif kecil dengan aktivitas yang semakin jarang atau menurun, maka kepada sebagian warga Maluku Tengah yang saat ini sedang mengungsi dihimbau untuk kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa.
"BMKG terus melakukan monitoring dan selalu mengupdate perkembangan gempa-gempa susulan dan menginformasikan kepada masyarakat," sebutnya
Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan berita bohong (hoaks) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sebelumnya, gempa yang mengguncang Maluku Tengah dan sekitarnya memiliki magnitudo update M6,0 terjadi pada hari Rabu, (16/6) sekira pukul 11.43 WIB. Dimana episenter gempa ini terletak di laut pada jarak 69 km arah tenggara Kota Masohi, Maluku Tengah, dengan kedalaman hiposenter 19 km.
"Hingga petang pukul 16.00 WIB, hasil monitoring BMKG telah terjadinya 16 gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo berkisar antara 1,9 - 3,7," ujar Daryono
Menurutnya, gempa yang terjadi ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktifitas sesar aktif yang diduga berasosiasi dengan Zona Sesar Kawa.
Sehingga hasil analisis mekanisme sumber gempa ini menunjukkan mekanisme pergerakan sesar turun atau normal fault.
Selanjutnya guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, Wahai dalam skala intensitas III-IV MMI. Sedangkan di Pulau Ambon guncangan dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI.
"Gempa menyebabkan dampak kerusakan ringan pada beberapa bangunan di Kecamatan Tehoru, seperti kerusakan pagar Gereja Sounulu di Kecamatan Tehoru dan beberapa rumah warga mengalami retak," sebutnya.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun demikian berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut menunjukkan ada kenaikan dan terjadi tsunami kecil yang diduga kuat berkaitan longsoran bawah laut yang dipicu gempa. "Sehingga dapat kita saksikan beberapa rekaman adanya tsunami kecil yang melanda pantai," ujarnya.
Namun demikian, kejadian tsunami kecil ini terekam di Stasiun Tide Gauge Tehoru yang diperasikan oleh BIG dengan ketinggian maksimum sekitar 50 cm pada pukul 11.47 WIB (4 menit setelah gempa). Kejadian tsunami kecil juga terekam di Stasiun Tide Gauge Banda (BIG) dengan ketinggian maksimum 7 cm pada pukul 12.02 WIB (19 menit setelah gempa).
Rawan tsunami
Diketahui wilayah selatan seram merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami. Sebelumnya, di wilayah ini sudah terjadi gempa dan tsunami destruktif, seperti, Gempa dan Tsunami Ambon-Seram 1674 menyebabkan 2.243 orang meninggal, Gempa dan Tsunami Elpaputih 1899 menyebabkan 4.000 orang meninggal, Gempa dan Tsunami merusak di Ambon 1950, Gempa Ambon 2019 memyebabkan 31 orang meninggal.
Sedangkan di Indonesia tsunami yang dipicu longsoran sudah terjadi beberapa kali, seperti Tsunami Selat Sunda 1883, Tsunami Elpaputih 1899, Tsunami Lembata 1979, Tsunami Flores 1992, Tsunami Palu 2018, Tsunami Selat Sunda 2018 dan lain-lain.
Akibat gempa, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah hingga saat ini warga yang mengungsi di perbukitan di empat desa di Kecamatan Tehoru dan Telutih mencapai 7.227 orang.
Belum ada laporan korban jiwa akibat gempa magnitudo 6,1 di 40 km timur Kota Masohi, kedalaman 10 kilometer, namun sedikitnya ada 225 unit rumah mengalami rusak ringan hingga berat dan talud penahan ombak juga rusak. (H-2)
Terkini Lainnya
Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Sumba Barat, NTB
Gempa Bumi M 6,2 Guncang Sinabang Aceh
Soal Video Viral Waspada Tsunami di Sumatra 2024, BMKG: Itu Hoaks
5 Stasiun Pendeteksi Tsunami Diefektifkan Seusai Letusan Gunung Ruang
Kawasan Pesisir Gunung Ruang Rawan Tsunami, Warga Diminta Waspada
Erupsi Gunung Ruang, BMKG Pantau Intensif Muka Laut untuk Deteksi Dini Tsunami
BMKG: Gempa di Pangandaran Jabar Dipicu Aktivitas Lempeng Indo-Australia
Rehabilitasi Pascabencana Likuefaksi Sulawesi Tengah Terbangun 12 Ribu Hunian
Novotel Suites Yogyakarta Malioboro Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana saat Musim Liburan
Diawali Dua Guncangan Kecil, Gempa Hampiri Simeulue Aceh
Gempa Tektonik Magnitudo 4.6 Guncang Lamno Aceh Jaya
BNPB Perkirakan Bulan Depan Kemarau Terjadi Merata
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap