Rencana Wisata Malam Glow Kebun Raya Bogor Tetap Berlanjut
MESKI publik menentang atraksi wisata malam Glow dengan lampu sorot berwarna-warni di Kebun Raya Bogor, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan tetap akan melanjutkan rencananya.
"Kita tidak hentikan, tetapi tiba (berhenti) sebentar untuk mengkomunikasikan lebih baik ke publik agar tidak berlebihan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko kepada Media Indonesia, Kamis (30/9).
Ia menegaskan, wisata malam yang ada di Kebun Raya Bogor bukanlah hal baru. Konsep wisata tersebut telah diusung lebih dulu di berbagai negara.
"Inovasi eduwisata semacam Glow biasa diselenggarakan di berbagai kebun raya dunia. Itupun tidak setiap hari, saat ini rencananya hanya Sabtu dan Minggu, kalaupun ditambah kelak tidak lebih dari empat kali per minggu," beber dia.
Dihubungi terpisah, Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Yan Rianto mengungkapkan bahwa pihaknya akan menerjunkan tim untuk melakukan evaluasi mengenai dampak adanya wisata Glow terhadap tumbuhan di Kebun Raya Bogor.
"Nanti BRIN akan menerjunkan peneliti untuk mengkaji apakah ada dampak buruk terhadap tanaman. Karena fungsi kebun raya kan sebagai tempat konservasi tanaman," beber dia.
Adapun, penelitian tersebut akan dilakukan seiring dengan pembukaan wisata Glow tersebut. Namun demikian, sejauh pengamatan saat ini, ia menegaskan bahwa pemasangan lampu LED dan perbaikan sejumlah infrastruktur di Kebun Raya Bogor tidak berdampak pada tumbuhan dan hewan yang hidup di sana.
"Sebenarnya selama ini hewan malam juga terpapar lampu yang lebih terang dari objek-objek di sekeliling kebun raya," tukas Laksana.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan telah membatalkan rencana pembukaan wisata malam atraksi Glow di Kebun Raya Bogor. Bima merespons adanya petisi dari lima mantan kepala kebun raya Indonesia yang menentang wisata malam di kebun raya karena berpotensi merusak aset di dalamnya.
"Belum bisa beroperasi dulu," kata Bima seusai bertemu dengan PT Mitra Natura Raya, perusahaan swasta yang mengelola eks situ Kebun Raya Bogor bersama LIPI (sekarang Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) pada Selasa (28/9)
Petisi berjudul 'Menjaga Marwah Kebun Raya' dibuat oleh kelima mantan kepala kebun raya Indonesia, yakni Made Sri Prana (1981-1983), Usep Soetisna (1983-1987), Suhirman (1990-1997), Dedy Darnaedi (1997-2003) dan Irawati (2003-2008).
Menurut mereka, sorotan sinar lampu di waktu malam berisiko mengganggu kehidupan hewan dan serangga penyerbuk. Bima mengungkapkan, BRIN sebenarnya sudah menyampaikan kajian internalnya. Namun, karena publik menentangnya, maka Bima meminta agar kajian itu diperluas dengan melibatkan IPB University. (H-2)
Terkini Lainnya
PAN: Ridwan Kamil Mau Gaet Bima Arya untuk Pilgub Jawa Barat
Bima Arya Siap Maju di Pilgub Jabar 2024
Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Kementan Gandeng Pemkot Bogor Dorong Hilirisasi Lewat SKENA
Berbagi Berkah Ramadan di Wihara Dhanagun Bogor
Bima Arya Geser 3 Pejabat Disdik, 8 Kepsek SMP dan 31 Kepsek SD karena Skandal PPDB
BRIN: Analisis DNA Sampel Rambut Harimau di Sukabumi Diduga Harimau Jawa yang Disebut Telah Punah
Kebun Raya Bogor, Wisata Alam Terindah di Indonesia
9 Tempat Wisata di Bogor Kekinian Untuk Liburan Akhir Pekan
Rayakan Cap Gomeh, Kebun Raya Bogor Hadirkan Atraksi Barongsai dan Naga
Jumah Pengunjung Naik, Kebun Raya Bogor Optimalkan Fasilitas dan Layanan
BRIN: Kekhawatiran Masyarakat Wisata Glow Kebun Raya Tidak Beralasan
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap