Yuk Mengenal 7 Pahlawan Revolusi yang Menjadi Korban PKI
![Yuk Mengenal 7 Pahlawan Revolusi yang Menjadi Korban PKI](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/11/ab1371bb62863bab045295cd06835586.jpg)
PAHLAWAN revolusi identik dengan peristiwa G30S/PKI. Sebanyak tujuh orang yang kemudian dinobatkan sebagai pahlawan gugur dalam peristiwa tersebut.
Pahlawan yang gugur dalam peristiwa itu diberi gelar pahlawan revolusi karena gugur dalam peristiwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September berdasarkan Keputusan Presiden pada 1965.
G30S/PKI merupakan peristiwa sejarah kelam bagi Indonesia, yang diperingati setiap 30 September. Pada saat itu, terjadi pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (KPI) yang bertujuan mengubah idiologi bangsa indinesia.
Baca juga: Anies Sahkan Nama Pahlawan Aceh Malahayati Jadi Jalan di Jakarta Timur
Peristiwa ini pun dijadikan sebuah film untuk mengenang sejarah perjalanan pahlawan revolusi, sering sekali film tersebut tayang pada tanggal 30 September.
Siapa saja 7 pahlawan revolusi ini?
1. Jendral Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922. Awalnya, Jenderal Ahmad Yani mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor. Ahmad Yani tewas ketika pemberontakan G30S pada 1 Oktober 1965.
2. Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto
Lahir di Purwokerto 20 Juni 1920, R. Suprapto mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, latihan Keibodan, seinendan, dan syuisyintai.
Ketika PKI mengajukan pembentukan angkatan perang kelima, Suprapto menolaknya. Akibatnya dia menjadi korban G30S bersama petinggi TNI AD lainnya. Suprapto dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
3. Letjen S Parman
Jendeal dengan nama lengkap Siswondo Parman itu merupakan petinggi TNI AD ketika Orde Lama. Beliau lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918. Sempat menjalani pendidikan kedokteran namun memilih untuk memperdalam ilmu inteligen.
Pengalamannya di bidang intelijen bermanfaat bagi TNI terutama mengetahui rencana PKI. Namun, pada 1 Oktober 1965, dia diculik dan dibunuh bersama para jenderal lainnya.
4. Letjen MT Haryono
Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924.
Haryono bergabung menjadi perwira yang memiliki kelebihan bisa berbicara dalam 3 bahasa yaitu Belanda, Inggris, dan Jerman. Kemampuannya berbahasa ini menjadi penghubung perundingan dan komunikasi.
Pada 1965, Haryono bersama petinggi lain gugur akibat pemberontakan G30S.
5. Mayor Jenderal DI Panjaitan
Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan, lahir di Balige, Sumatra Utara, 19 Juni 1925.
Dia meninggal di umur 40 tahun pada 1 Oktober 1965. Sebelum meninggal dunia, dia diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat. D. I. Panjaitan juga mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat.
6. Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Sutoyo Siswomiharjo lahir di di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922. Dia adalah seorang perwira tinggi di TNI-AD. Brigjen Sutoyo pernah menjadi atase militer di Inggris pada 1956-1959.
Sutoyo ditemukan meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965, di usia 43 tahun. Ketika itu Sutoyo menentang pembentukan angkatan kelima dan gugur dalam G30S.
7. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean
Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean lahir pada 21 Februari 1939. DIa adalah seorang perwira militer di Indonesia, yang meninggal akibat G30S di usia 26 tahun.
Pada 1965, perwira muda ini kemudian diangkat menjadi ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution. Tetapi, ketika bertugas dia tertangkap oleh kelompok G30S karena mengaku sebagai AH Nasution dan terbunuh.
Sementara itu, Jenderal AH Nasution bisa berhasil melarikan diri.
Terdapat Museum Lubang Buaya atau disebut dengan museum Monumen Pancasila Sakti merupakan museum untuk mengenang peristiwa G30SPKI.
Museum itu terletak di kelurahan Lubang Buaya, Kabupaten Cipayung, Jakarta Timur. Tempat ini juga merupakan lokasi pembuangan jenazah 7 pahlawan yang gugur dalam peristiwa G30SPKI. (OL-1)
Terkini Lainnya
Siapa saja 7 pahlawan revolusi ini?
Hari Tritura 10 Januari, Sejarah dan Isi
Hentikan Perpanjangan Dendam Masa Lalu
Hingga Akhir Jabatannya, Jokowi belum Maksimal Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat
Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat Jalur Non-Yudisial Fokus pada Korban
Menengok Sejarah Peristiwa G-30S/PKI
Isu PKI, Mainan Politik Kelompok yang tak Kreatif
Marcella Zalianty: Rayakan Hari Lahir Laksamana Malahayati sebagai Hari Internasional
Sukses Memproduksi Teater Jalasena Laksamana Malahayati, Marcella Zalianty Berharap Bisa Dijadikan Film
Ultraman The Hero Premiere 2024 Hidupkan Generasi Baru Penggemar Superhero
Selamat Hari Kartini! Mengenang 3 Pahlawan Perempuan Indonesia yang Membawa Perubahan
17 Contoh Puisi Inspiratif Hari Kartini dan 8 Kutipan Surat yang Menginspirasi
Deretan 45 Link Twibbon Hari Kartini 2024, Yuk Kita Rayakan!
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap