Paparan Senyawa Merkuri Bisa Sebabkan Stunting
![Paparan Senyawa Merkuri Bisa Sebabkan Stunting](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/12/3fd3694c7eb187e1b22f73ccc29b13ba.jpg)
SENYAWA merkuri telah lama hadir di sekitar masyarakat dan terbukti memberikan banyak efek negatif bagi kesehatan. Bahkan, studi terbaru menyebutkan bahwa senyawa merkuri dapat menyebabkan stunting pada anak-anak. Hal itu diungkapkan dokter sekaligus influencer Ratih Citra Sari.
"Sekarang bahaya merkuri banyak dikaitkan dengan penyebab stunting. Saya lihat sendiri di satu daerah, anak-anak memiliki tubuh yang kecil, dan itu bukan hanya satu anak, tapi banyak sekali yang seperti itu. Ini stunting," kata Ratih dalam webinar Waspada Merkuri yang diselenggarakan KLHK, Selasa (21/12).
Ratih mengungkapkan, meskipun saat ini penggunaan senyawa merkuri telah banyak dilarang, namun senyawa tersebut telah mencemari lingkungan, mulai dari atmosfer hingga dasar laut, sejak lama. Karenanya, senyawa tersebut akhirnya berpotensi masuk ke tubuh manusia lewat cara dihirup atau dikonsumsi.
Baca juga: Obat Covid-19 AstraZeneca Diklaim Mampu Tangkal Varian Omikron
"Ini harus kita sadari bersama. Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan risiko tinggi berpotensi mengalami pencemaran merkuri dan akhirnya bisa mengakibatkan stunting," ucap dia.
Ratih menjabarkan, selain mengakibatkan stunting, paparan merkuri secara kontinu pada manusia juga berpotensi menimbulkan gagal ginjal. Adapun, gejala-gejala awal yang timbul bisa berupa tremor hingga mudah lelah.
"Dan paparan merkuri juga bisa memperpendek angka harapan hidup kita karena kualitas kesehatan yang terganggu dari adanya paparan merkuri yang terus-menerus," ucap dia.
Ratih mengakui, hingga saat ini belum ada terapi yang bisa membersihkan kandungan merkuri dari dalam tubuh secara total. Terlebih lagi, tubuh tidak memiliki mekanisme untuk secara aktif mengeluarkan kandungan merkuri.
"Mungkin bisa dikeluarkan, tapi sangat sedikit. Untuk itu cara yang paling baik ialah kita mengetahui apakah kita memiliki faktor risiko untuk terpapar merkuri, mulai dari penggunaan kosmetik atau makanan yang kita konsumsi," beber Ratih.
"Cek kesehatan secara berkala dan makan sehat serta hindari makanan dan minuman yang tidak sehat, agar meringankan kerja tubuh kita secara perlahan," tutup dia.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengungkapkan, lingkungan manusia memang tidak bisa terlepas dari kandungan merkuri. Pasalnya, banyak sekali sumber pelepasan merkuri dari aktivitas alam seperti pelapukan batuan, kebakaran hutan dan lahan, dan erupsi.
"Selain itu, kandungan merkuri juga berpotensi muncul dari beragam aktivitas manusia seperti penambangan emas skala kecil, pembakaran limbah, hingga proses krematorium," beber dia.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh organisasi internasional dan Sekretariat Konvensi Minamata, dari negara-negara pihak yang mengikuti Konvensi Minamata, ditemukan bahwa ada sebanyak 500 ton kandungan merkuri yang terlepas dari aktivitas geogenik.
Selain itu, ada 600 ton kandungan merkuri yang terlepas dari proses pembakaran bio massa.
"Dan yang paling penting, ada 2.500 sampai 3.000 ton merkuri yang terlepas dari aktivitas manusia," beber dia.
Untuk itu, ia menyatakan, perlu upaya dari berbagai pihak agar kandungan merkuri tidak banyak mengkontaminasi tubuh manusia. (H-3)
Terkini Lainnya
2 Ton Alat Kesehatan Bermerkuri Ditarik dari Faskes di Bali
Polisi Bakar Puluhan Tambang Emas Liar di Kuantan Singingi Riau
Butuh Peta Jalan Penghapusan Merkuri di Pertambangan Emas Skala Kecil
Proyek Gold-Ismia Dukung Indonesia Kurangi Penggunaan Merkuri
6 Lokasi Proyek PESK Turunkan Penggunaan Merkuri
LED Projector Terbaru Hemat Energi dan Lebih Cerah
Wapres : Pengolahan Limbah Jadi Kunci Keberlanjutan Lingkungan
Limbah Fesyen Hantui Dunia, Busana Daur Ulang Semakin Diminati
Masyarakat Diminta Peduli Pengelolaan Limbah B3
DLH DKI Imbau Penyelenggaraan Kurban Secara Ramah Lingkungan
Potensi Limbah Popok Indonesia, Lebih dari 3.000 Ton Per Hari
Aktivis Lingkungan Nyatakan Program Citarum Harum telah Gagal
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap