Ahli Gizi Sebut Beras Fortivit tak Bisa Jadi Solusi Tunggal Atasi Stunting
![Ahli Gizi Sebut Beras Fortivit tak Bisa Jadi Solusi Tunggal Atasi Stunting](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/02/bf98054ea3007755c258c1c4541b7527.jpg)
PEMERINTAH menghadirkan beras Fortivit yang digadang-gadang bisa menjadi alat pencegahan stunting. Pasalnya, dalam beras tersebut telah mengandung vitamin A, B1, B3, B6, B12, asam folat, zat besi, dan zinc.
Menanggapi hal itu, Dokter sekaligus Ahli Gizi Komunitas Tan Shot Yen mengungkapkan beras tersebut tidak bisa menjadi solusi tunggal dalam pencegahan stunting.
"Tidak semudah punya magic bullet untuk anti-stunting," kata Tan kepada Media Indonesia, Selasa (1/2).
Tan mengungkapkan, stunting merupakan permasalahan kompleks yang harus diatasi sejak ibu merencanakan kehamilan. Dikatakan Tan, stunting bisa terjadi karena ibu yang mengandung mengalami anemia. Parahnya lagi, Tan menyebut 50% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia.
"Anemia ini sangat berbahaya sekali. Pertama, risiko buat ibunya yang bisa meninggal. Lalu bayinya juga bisa lahir dalam keadaan tidak sehat, berat badannya rendah dan angka kematian bayi tinggi," ucap Tan.
Baca juga: Kemen PPPA : Perkawinan Anak Berisiko Kelahiran Bayi Stunting
Stunting juga bisa terjadi karena asi eksklusif tidak dijalankan dengan baik oleh ibu dan akhirnya anak diberikan susu formula.
"Anak stunting tinggi badannya tidak bisa mencapai maksimal yang dia bisa. Kedua adalah kecerdasarnnya terganggu. Anak ini berpotensi mengalami penyakit kronik di kemudian hari," ucapnya.
Dengan banyaknya makanan ultra proses saat ini, Tan menyebut hal itu justru bisa menjadi pencetus obesitas, gangguan gizi pada anak hingga berpotensi menimbulkan penyakit tidak menular pada anak seperti diabetes, hipertensi dan sindroma metabolik.
Untuk itu, stunting perlu dicegah sejak 1000 hari awal kehidupan, mulai bayi berada dalam kandungan. Selanjutnya, proses ASI eksklusif dipastikan juga harus berjalan dengan baik agar anak mendapatkan cukup nutrisi.
Saat sudah memasuki masa MPASI, nutrisi anak yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nutrisi dari sayur-sayuran menjadi penting untuk tumbuh kembang anak.(OL-5)
Terkini Lainnya
Menko PMK Sebut Keluarga Kokoh Disiapkan Sejak Sebelum Pernikahan
Dampak Polusi, Paru-paru Menua Lebih Awal
Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Praktik Gizi Seimbang Mampu Turunkan Prevalensi Stunting
Obat Tuberkulosis Dipastikan tidak Berbahaya Bagi Ibu Hamil
Pemerintah akan Jamin Ibu Korban Kekerasan hingga Pengidap HIV
Angka Stunting Naik, Sulsel Lakukan 4 Hal
Cegah Salah Konsumsi Kental Manis, Gencarkan Edukasi untuk Ibu
Edukasi Manajemen Laktasi Optimalkan Pemberian ASI Eksklusif
Pemerintah akan Atur Pelaksanaan Donor ASI
Amankah Menyusui Jika Ada Darah Dalam ASI? Simak Penjelasannya
Kadar Kolesterol Tinggi dalam ASI Berfungsi Melindungi Bayi
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap