Deteksi Dini dapat Kenali Gangguan Ginjal
SETIAP 10 Maret diperingati sebagai hari ginjal sedunia. Tema tahun ini adalah Kidney Health for All : Bridge the knowledge gap to better kidney care. Tema tersebut diangkat mengingat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ginjal, padahal mortalitas penyakit ginjal terus meningkat tiap tahun. Diperkirakan gangguan ginjal menjadi penyebab kematian ke-5 pada tahun 2040.
"Sepuluh persen orang dengan gangguan ginjal adalah gangguan yang kronis atau yang sudah lama. 9 dari 10 orang tidak paham dan tidak mengetahui kalau ia mengalami gangguan ginjal," kata dr. Metalia Puspitasari M.Sc., Sp.PD., KGH dikutip dari siaran pers UGM.
Sementara itu, gangguan ginjal kronis disebabkan oleh penyakit jangka panjang, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, infeksi yang tidak diobati dengan efektif. Akibatnya, gangguan ginjal secara perlahan merusak ginjal dan mengurangi fungsi organ tersebut dari waktu ke waktu.
Baca juga: Yayasan Sehjira Memberdayakan Disabilitas Rungu
Beberapa pemeriksaan bisa dilakukan untuk deteksi dini gangguan ginjal, antara lain terjadinya peningkatan tekanan darah dan nadi, adanya pembengkakan bagian tubuh, wajah pucat atau anemia, dan intensitas buang air kecil yang berkurang.
"Kita juga bisa melakukan pemeriksaan laboratorium seperti ureum,
kreatinin, dan urine untuk mengetahui fungsi ginjal," lanjut dia.
Kadar kreatinin yang tinggi dalam darah dapat menjadi tanda adanya gangguan pada ginjal. Selain itu, pasien gangguan ginjal dapat melakukan pemeriksaan elektrolit. Pasalnya, ketika seseorang mengalami gangguan ginjal, elektrolit ini menjadi tidak seimbang.
Meta pun menyarankan, jika merasakan gejala gangguan fungsi ginjal, orang tersebut segera berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam terdekat. Kalau gangguan ginjal karena adanya pembesaran prostat, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi. Apabila prostat yang membesar menyebabkan gangguan aliran kencing, pasien perlu mendapat tindakan tertentu.
Namun, jika gangguan ginjal disertai adanya gangguan tumor di daerah ginekologi atau rahim, pasiem bisa berkonsultasi ke dokter penyakit dalam atau dokter kandungan. "Selain dokter penyakit dalam, kita bisa berkonsultasi ke dokter penyakit dalam yang khusus konsultan ginjal dan hipertensi," tutup Meta. (H-3)
Terkini Lainnya
Kadar Bromat Jangan Melebihi Ambang Batas
Temuan Baru Lawan Peradangan Kronis Penderita Ginjal, Jantung, Kanker
Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Antinyeri, Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Kronis
Waspada, Mager Bisa Picu Batu Ginjal
Teknologi Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) Atasi Kasus Batu Ginjal dengan Panyulit
Pria di Atas 55 Tahun Disarankan Tidak Banyak Minum di Malam Hari
UU Ciptaker Diharapkan Perbesar Lapangan Kerja
Ini Prof Rarastoeti Pratiwi, Guru Besar Baru UGM Angkat Keunggulan Ilmu Biokimia
Komunitas UGM Peduli Gagas Kegiatan Polmas Kawasan Pendidikan
UGM Siapkan Sarapan Gratis Selama Masa Ujian
UGM dan Kementan Pecahkan Rekor Muri Minum Susu dengan Peserta Terbanyak
Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi GO-Farm Siapkan Daging Ayam Bebas Kontaminasi
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap