Pakar Klaim Reog Ponorogo Jadi Refleksi Bagi Indonesia
![Pakar: Klaim Reog Ponorogo Jadi Refleksi Bagi Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/04/72adae30ef9ded5f3fd1b83c337c1cb8.jpg)
MALAYSIA ingin mengajukan kebudayaan Reog Ponorogo ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda mereka. Ini bukan kali pertama budaya kita diklaim oleh Negeri Jiran itu.
Selama ini, Reog Ponorogo dikenal sebagai tarian daerah yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Tarian tersebut menampilkan tokoh-tokoh dalam seni Reog, seperti Jathil, Warok, Barongan, Klono Sewandono, dan Bujang Ganong.
Reog ditampilkan dengan diiringi seperangkat instrumen pengiring reog khas ponorogo yang terdiri dari kendangi, kempul (gong), kethuk-kenong, slompret, tipung, dan angklung.
Akademisi dari Universitas Airlangga, Puji Karyanto menilai, klaim Malaysia atas Reog Ponorogo merupakan sebuah refleksi bagi bangsa ini agar tidak abai dengan budaya tradisinya sendiri.
"Kenapa sampai ada negara lain yang ingin mendaftarkan salah satu warisan budaya tak benda kita ke UNESCO. Jangan-jangan warisan tak benda ini memang lebih hidup di mereka, daripada di kita,” ungkap dosen pengantar ilmu budaya dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) itu, dilansir dari laman Unair.
Hal itu bisa saja terjadi, mengingat Indonesia dan Malaysia berada di satu ikatan kebudayaan yang sama, yaitu budaya Melayu.
Puji menjelaskan bahwa satuan kebudayaan tidak sama dengan satuan politik. Artinya, secara kebudayaan, kesenian tradisi umumnya dianggap milik komunal, bukan milik perorangan. Namun, hal itu berkaitan dengan pola pikir zaman sekarang.
Terdapat ‘klaim’ yang mengharuskan Indonesia mendaftarkan kebudayaannya ke UNESCO agar tidak selanjutnya hilang dan diambil alih oleh pihak lain.
Agar hal seperti itu tidak terjadi lagi, Puji menerangkan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, anak muda zaman sekarang harus merasa memiliki budaya tradisi. Dengan syarat, para pelaku kebudayaan juga harus beradaptasi dengan zaman, menjadikan budaya tradisi menarik bagi anak muda sekarang.
“Hidupkan semua warisan budaya masa lampau yang memang bisa diadaptasikan, cocok dengan kondisi saat ini,” ujarnya.
Puji juga menambahkan bahwa pemerintah pun memiliki andil dalam hal ini, dengan melakukan perlindungan legal terkait dengan warisan kebudayaan tak benda. Sehingga tidak dapat diklaim oleh pihak lain. (H-2)
Terkini Lainnya
Polres Ponorogo Tambah Empat Tersangka Kasus Pembunuhan Direkayasa Kecelakaan
10 Tarian Jawa Timur yang Kerap Ditampilkan di Pentas Kesenian
Menko PMK : Reog Ponorogo Selangkah Lagi Terdaftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
Lestarikan Budaya, Sukarelawan Ini Unjuk Budaya Reog Ponorogo Bareng Komunitas Lokal
GGN Jatim Gelar Ngaji Fiqih Rukun Ramadan di Ponorogo
Saat Kunjungan ke Ponorogo, Ibas Menerima Aspirasi Para Petani
Ratusan Kucing dan Anjing Antre Vaksin Rabies Gratis
Dampak El Nino, Puluhan Hektare Tanaman Jagung di Gersik Gagal Panen
Alasan Bela Diri, Paman Tusuk Keponakannya hingga Tewas
Peternak Sapi Perah Dorong Peningkatan Perekonomian Jawa Timur
Dua Orang Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Blitar
Pembunuhan Berencana Februari Diungkap, Perempuan Campur Seblak dengan Racun Tikus
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap