Dari Beasiswa, Pemuda asal Bone Bisa Menjadi Dosen di Jepang
DENGAN bermodal keberanian, kesungguhan, persiapan akademis yang matang, dan diiringi dengan ibadah serta doa, pemuda asal Bone, Sulawesi Selatan, Akrim Said, menggapai mimpinya untuk melanjutkan studi S2 nya di Jepang.
Kini Akrim telah lulus dan meraih gelar Master of Science di Kagawa Nutrition University melalui Ajinomoto Scholarship.
Akrim Said merupakan peraih Ajinomoto Scholarship pada tahun ajaran 2019. Saat periode seleksi, pemuda yang akrab dipanggil Akrim ini berhasil mengalahkan puluhan kandidat lainnya dan menjadi pemenang untuk melanjutkan studi S2 di Fakultas Ilmu Gizi – Kagawa Nutrition University.
Baca juga : Melalui Beasiswa Ajinomoto, Dwina Raih Master of Science di Jepang
Menurut Akrim, mengikuti seleksi Ajinomoto Scholarship sangat ketat dan menantang, namun juga menjadi kebanggaan tersendiri.
“Ajinomoto Scholarship itu program beasiswa yang keren abis. Walaupun seleksinya ketat, tapi 1000% tim Ajinomoto sangat support dengan awardeenya," ungkap Akrim dalam keterangan pers, Senin (27/6).
"Selain dapat tuition fee, living cost, kita juga dapat kesempatan factory visit dan berbagi pengetahuan bersama awardee dari kampus dan bidang studi yang lain,” ungkap Akrim.
Baca juga : Tiga Peneliti UGM Raih Anugerah di Ajang Regional ASEAN
“Sedikit tips untuk teman-teman yang akan mengikuti Ajinomoto Scholarship mendatang. Pertama dan paling penting, luruskan niat agar tujuan kita belajar ke Jepang itu adalah supaya bisa bermanfaat," katanya.
Kedua, jika masih mahasiswa, perbanyak aktif di banyak kegiatan, misalnya organisasi, ikut lomba, kegiatan sosial, hingga asisten praktikum.
Ketiga, pelajari Bahasa Jepang sebelum berangkat agar bisa lebih survive dan dapat nilai lebih saat seleksi beasiswa.
Baca juga : Santri Pesantren Nurhasanat-Karawang Dapat Edukasi Pola Makan Sehat
"Keempat dan tak kalah penting, perbanyak amal baik khususnya kepada orang tua, ditambah amal-amalan sunnah, bagi yang Muslim,” lanjutnya.
Dalam kisah suksesnya, Akrim juga menceritakan bagaimana passion nya turut membantu dirinya untuk lulus dengan nilai baik dalam membuat thesis atau tugas akhir nya untuk meraih gelar Master of Science.
“Kebetulan, thesis saya itu membuat edukasi gizi berbasis eletronik (E-book) yang menceritakan tentang bagaimana cara mudah dan cerdas mempraktikkan hidup sehat dengan salah satunya memperhatikan makanan kemasan yang kita makanan, atau bahasa mudahnya cerdas membaca label makanan," paparnya.
Baca juga : Perusahaan Jepang Tawarkan Beasiswa Program Pascasarjana di Jepang
"Tentunya dari persiapan hingga mengolah hasil penelitian banyak proses yang sudah dilalui. Misal mulai dari pilih karakter tokoh cerita yang pas, membuat cerita yang menarik, mencari ilustrator, uji coba media hingga aplikasinya kepada anak sekolah yang ada di Indonesia dan Tokyo,” ujar Akrim.
“Ada cerita menarik yang ingin saya share juga ketika masih sebagai research student dan master program. Paling berkesan adalah saat sepeda milik kampus sempat ditahan di tempat parkiran umum, sebab saya belum bisa baca tulisan Kanji," katanya.
Selain itu, selama mengambil program master yang berkesan adalah Akrim punya banyak kesempatan untuk bertemu banyak tokoh-tokoh hebat dari Indonesia yang bisa menimba ilmu langsung dari beliau.
Baca juga : Wamenaker Kunjungi Perusahaan Morishita untuk Perluas Kesempatan Kerja dan Program Pemagangan
"Kemudian sama seperti international student lainnya, saya juga pernah merasakan homesick dan rindu masakan Indonesia," katanya.
"Nah di saat seperti itu, saya biasanya buka resep dari dapurumami.com. Masakan khas Indonesia yang simpel, lezat, dan pastinya bergizi, bisa mudah saya buat,” lanjutnya.
Pemuda asal Bone ini kemudian menceritakan lebih lanjut perihal rencana-rencananya setelah lulus dan meraih gelar Master of Science dari Kagawa Nutrition University.
“Alhamdulillah, saat ini saya menjadi seorang pengajar di bidang Physical Education & Islamic Study di YUAI Islamic International School Tokyo," katanya.
"Harapannya disamping mengajar, saya ingin membuat beberapa media edukasi gizi yang menyenangkan. Belajar dari panutan-panutannya media edukasi gizi yang ada di Jepang,” tutupnya. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Universitas Maranatha Raih Akreditasi Unggul BAN-PT dan Internasional
Unpad EdEx Siap Berdayakan dan Tingkatkan Kapabilitas Tenaga Profesional
LSPR Institut Selenggarakan Program Doktoral Kelas Dunia
Prudential Indonesia Beri Dukungan Finansial Peraih Beasiswa Chevening
Lama Kuliah S1, S2, dan S3 Berapa Tahun? Ini Penjelasannya
Tereza Fahlevi Bersinar di Youtube Music Night
Jepang Umumkan Prinsip-prinsip Dasar Kecerdasan Buatan
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
Kemnaker dan ZENRYO-REN Gelar Business Matching untuk Pekerja Migran Indonesia
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Indonesia Hadapi Jepang di Perempat Final Kejuaraan Asia Junior
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap