PPKM Tetap Dibutuhkan Untuk Kendalikan Covid-19
![PPKM Tetap Dibutuhkan Untuk Kendalikan Covid-19](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/1e4d538b187b30f6ba4680306cc2a63d.jpg)
EPIDEMIOLOG dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tetap dibutuhkan sebagai salah satu faktor mengendalikan penularan Covid-19. "PPKM penting karena terbukti efektif, apalagi status pandemi masih ada," kata Dicky di Jakarta, Rabu (20/5).
Menurut Dicky saat ini penerapan PPKM semakin memungkinkan untuk dilonggarkan, seiring meningkatnya kekebalan imunitas tubuh masyarakat terhadap risiko kesakitan akibat Covid-19. Selain untuk membatasi aktivitas, kata Dicky, PPKM juga bisa jadi pengingat bagi masyarakat bahwa pandemi belum berakhir.
Ia mengatakan situasi pandemi di Indonesia akan bergantung pada situasi global, apalagi saat ini, di berbagai negara termasuk Asia ada kenaikan kasus Covid-19. Dicky mengingatkan pemerintah jangan terburu-buru mengambil kesimpulan Indonesia bersiap transisi dari pandemi ke endemi.
Menurut Dicky, faktor lain dalam keberhasilan mengendalikan pandemi adalah kepemimpinan dalam upaya membangun kepercayaan dan memberikan contoh perilaku yang sehat kepada masyarakat. "Komunikasi risiko juga harus diperbaiki. Jangan sampai pejabat di level bawah membuat pernyataan atau kebijakan yang membingungkan publik," ujarnya.
Menurut dia,hal penting lainnya adalah testing, tracing, dan treatment (3T) harus ditingkatkan sehingga pencegahan jadi lebih maksimal dan masyarakat harus konsisten menerapkan protokol kesehatan. "Kemudian, capaian vaksinasi dosis ketiga harus dikejar sebab terbukti efektif mencegah keparahan dan kematian. Data menyebutkan, meski kasus tinggi tapi orang yang masuk ICU dan meninggal dari varian dan sub varian rendah," katanya.
Ia mengatakan kalau Indonesia Indonesia berada pada ancaman krisis kesehatan yang berkelanjutan bila tidak ada inisiatif mengambil pelajaran dari setiap gelombang yang terjadi. "Potensi ancaman yang akan dihadapi adalah krisis berkelanjutan. Kerusakan berkelanjutan bisa tersebar di banyak sektor. Ini tidak main-main. Itu yang dikhawatirkan peneliti global security," katanya. (Ant/OL-15)
Terkini Lainnya
Tingkat Kunjungan Mal di Palu Meningkat 50% Selepas Pandemi
Kondisi Jawa-Bali Membaik, PPKM Dilonggarkan
PPKM Diperpanjang, Daerah Level 3 dan 4 Bertambah
Melly Goeslaw Minta Industri Karaoke Jujur Terapkan Prokes
BPKN Sebut Masyarakat Masih Lakukan Pelanggaran Selama PPKM Level 4
Pesan Luhut Pandjaitan ke Elite Politik: Tolong tidak Komentar kalau belum Jelas
Perayaan Natal 2022 Tempat Ibadah Bisa Diisi 100 Persen
Satgas Berlakukan Kembali Pewajiban Vaksin Covid-19 di Kegiatan Berskala Besar
Pemerintah Terapkan Penyesuaian Prokes pada Kegiatan Besar
Kendati Covid-19 Bertambah, Hong Kong akan Longgarkan Pembatasan
Shanghai Berencana untuk Kembali ke Kehidupan Normal Mulai 1 Juni
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap