Pasien DBD yang Punya Komorbid Wajib Rawat Inap
![Pasien DBD yang Punya Komorbid Wajib Rawat Inap](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/7d792b1364043de536e39626b84ca0ad.jpg)
PASIEN demam berdarah dengue (DBD) yang memiliki penyakit bawaan alias komorbid juga pasien yang masih bayi wajib dirawat inap di fasilitas kesehatan meski tidak menunjukkan tanda bahaya demi mencegah kesehatan memburuk.
"Pasien dengue dengan komorbid dan yang masih bayi harus hati-hati, mirip-mirip sama covid-19 karena kelompok tersebut saat terkena dengue bisa berat (kondisinya)," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi & Penyakit Tropis - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Anggraini Alam dalam diskusi media Perlindungan Keluarga dari Bahaya Demam Berdarah Dengue, Rabu (20/7).
Anggraini menjelaskan, DBD adalah penyakit yang dinamis dengan kondisi 1 dari 20 pasien infeksi bisa berlanjut menjadi berat bahkan mengancam kehidupan.
Baca juga: Sepanjang 2022, DBD Di Kota Tasikmalaya Sebabkan 21 Kematian
Pasien DBD yang tidak menunjukkan gejala membahayakan bisa berubah kondisinya jadi memburuk, yakni pada bayi dan pasien yang punya faktor komorbid.
Tanda-tanda bahaya pada DBD di antaranya adalah nyeri abdomen yang berat, muntah terus-menerus, pendarahan mukosa, akumulasi cairan kinis juga latergi. Bila itu terjadi, segera bawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk dirawat inap agar kondisinya membaik.
Ini juga berlaku untuk pasien bayi dan orang yang punya penyakit bawaan seperti diabetes melitus, penyakit jantung bawaan, penyakit paru kronik, kelainan paru kronik, kelainan hati kronik, penyakit hemolitik, dan gagal ginjal walau tidak memperlihatkan tanda bahaya.
Anggraini menambahkan, orang-orang dengan kondisi sosial tertentu, seperti orang yang tinggal sendirian tanpa ada yang bisa membantu mengawasi kondisi, sebaiknya memilih untuk rawat inap saat terinfeksi DBD.
Dengan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, petugas kesehatan bisa memutuskan mana perawatan yang terbaik.
Pasien yang tidak mengalami tanda-tanda bahaya bisa melanjutkan rawat jalan, sementara pasien dengan tanda bahaya atau punya kondisi seperti perdarahan berat dan kegagalan organ berat akan masuk kriteria orang yang harus dirawat inap.
Gejala awal dari penyakit DBD adalah sakit kepala, demam tinggi yang mendadak, nyeri saat menggerakkan bola mata, muntah, badan terasa lemah dan lesu, timbul bintik merah pada kulit, dan kadang disertai mimisan dan tinja campur darah.
Pemerintah telah menargetkan penurunan angka kejadian DBD hingga kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024 dan nol kasus kematian akibat dengue pada 2030.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya, antara lain: dengan melakukan penguatan sistem surveilans serta manajemen kejadian luar biasa, penguatan tata laksana secara komprehensif, meningkatkan partisipasi dari kemandirian masyarakat, meningkatkan komitmen pemerintah pusat maupun daerah serta partisipasi mitra dan multi sektor, dan mengembangkan kajian penelitian serta inovasi untuk penetapan kebijakan pengendalian dengue ke depannya.
"Kami optimis bahwa Dengue dapat dikendalikan dan angka kejadian hingga kematian dapat ditekan secara signifikan. Hal ini tentunya dapat tercapai jika seluruh masyarakat dari berbagai sektor turut berpartisipasi dalam pencegahan dengue dimulai dari lingkungan masing-masing," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Tak Banyak Diketahui, Kenali Penyakit Langka 7+ Syndrome
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
DBD di Klaten 2024 Naik, 30 Orang Meninggal
Benarkah Jambu Biji Ampuh Sembuhkan DBD? Simak Penjelasannya
Inovator Muda Didorong Ikut Cegah dan Kendalikan DBD
7 Tips Jitu Antisipasi DBD di Musim Kemarau yang Harus Anda Tahu
Ini Dampak Penderita DBD saat Terlambat Ditangani
Kewaspadaan Orangtua Kunci Keberhasilan Penanganan DBD pada Anak
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap