visitaaponce.com

BAN-PT 131 Perguruan Tinggi dan 370 Prodi Tidak Terakreditasi

BAN-PT: 131 Perguruan Tinggi dan 370 Prodi Tidak Terakreditasi
Infografis akreditasi perguruan tinggi pada tahun 2015(Dok.MI)

BADAN Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melaporkan bahwa ada 131 perguruan tinggi (PT) dan 370 program studi (prodi) di Indonesia yang tidak terakreditasi. Angka tersebut bisa terus bertambah lantaran prodi dan PT baru juga selalu bertambah.

"Ini biasanya awalnya terakreditasi, setelah itu tidak terurus dan akhirnya tidak terakreditasi, karena tidak memenuhi syarat peringkat, dosennya kurang, mahasiswa menjadi tidak, hingga ada konflik yayasan," ujar Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT Prof. Ari Purbayanto dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Selasa (27/9)

Sedangkan, PT yang terakreditasi baik saat ini berjumlah 1.887 dan prodi 9.230. Begitu PT terakreditasi unggul sebanyak 193 dan prodi 4.910.

Masih banyaknya PT dan prodi yang belum diakreditasi, maka kebijakan pemerintah untuk melebur atau menggabungkan bebera diantaranya menjadi keputusan yang tepat. Sebab, sejauh ini Indonesia masih mengejar kuantitatif bukan kualitas dari pendidikan tinggi tersebut.

Lebih lanjut, Ari menjelaskan bahwa perguruan tinggi di Tanah Air terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2019 ada 4.043 PT, kemudian bertambah menjadi 4.220 PT di 2020. Selanjutnya, di 2021 bertambah menjadi 4.404 dan hingga kini do 2022 secara total sudah mencapai 4.562 PT.

Baca juga: Mau Tembus Universitas Top di AS dan Inggris? Jangan Hanya Andalkan Prestasi Akademis

Begitu pula dengan prodi yang terus bertambah hingga secara total sudah berjumlah 40.144. "Kalau kita lihat daya terbaru di PDDIKITI jumlah PT hari ini ada 4.562, program studi sudah menjadi 40.144. Artinya setiap bulan ada prodi baru dibentuk," jelasnya.

Untuk itu, lanjut Ari, kehadiran lembaga akreditasi mandiri atau LAM-PT sebenarnya sangat dibutuhkan. Prodi-prodi baru yang terus bertambah merupakan tugas LAM-PT untuk melakukan akreditasi. "Ini yang akan jadi dilema prodi baru akan ditangani LAM, kalau gak ada LAM ini akan jadi beban kami sendiri," tutupnya.(OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat