visitaaponce.com

GandengAS, RI Jajaki Kerja Sama Perbaikan Manajemen Hutan

Gandeng AS, RI Jajaki Kerja Sama Perbaikan Manajemen Hutan
Seorang pawang menunggangi gajah jinak di hutan wilayah Muara Sekalo, Jambi.(Antara)

PADA Conference of The Parties (COP) 27 yang diselenggarakan di Sharm El-Sheikh, Mesir, Indonesia melakukan diskusi tatap muka dengan pihak Amerika Serikat (AS) di Paviliun Indonesia. 

Dalam Joint Session antara Indonesia dan AS, kedua pihak bersepakat untuk melakukan kerja sama di bidang perbaikan manajemen hutan dan penggunaan lahan. "Kedua pihak bersepakat untuk sekitar 3 sampai 5 tahun ke depan, akan dibentuk gugus tugas," ujar Penasihat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Soeryo Adiwibowo, Kamis (17/11).

"Kami mencoba mengangkat dan bekerja sama dalam membangun modal sumber daya alam dan jasa ekosistem, yang diarahkan untuk memperbaiki manajemen hutan dan penggunaan lahan, khususnya di mangrove dan kelautan," imbuhnya.

Baca juga: Di Pembicaraan Iklim PBB, Uni Eropa Janjikan Pengurangan Emisi

Dalam diskusi tersebut, baik Indonesia maupun AS, memaparkan apa yang dibutuhkan dan menjadi kendala masing-masing untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca, khsusunya di bidang kehutanan.

Indonesia kemudian mengajukan tujuh tema kegiatan untuk meningkatkan penyerapan karbon. Seperti, kegiatan penanaman di lahan tidak produktif, perbaikan pengelolaan lahan gambut, blue carbon, penguatan penegakan hukum, implementasi pasar karbon, kemitraan masyarakat dan pengelolaan lestari.

"Tujuh aspek ini yang menjadikan pokok kerja sama yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada AS," pungkas Soeryo.  

Baca juga: Pemerintah Perkuat Pengendalian Karhutla di Wilayah Timur

AS, lanjut dia, menyatakan sangat senang dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam hal penguragan emisi karbon. Pasalnya, Indonesia dinilai maju dan progresif. Terlebih, Indonesia sudah memiliki perencanaan Forest and Land Use (Folu) Net Sink 2030.

"Di akhir sesi saya mencoba meggelitik kedua pihak, khususnya AS, kapan ini akan dieksekusi? Persiapan ini sudah setahun lebih. Lalu AS bilang, kami harap pada awal 2023. Mungkin sekitar Februari atau Maret bisa mulai diimplementasikan," tuturnya.

Soeryo optimistis bahwa berbagai perencanan yang telah dibentuk Indonesia untuk penurunan emisi gas rumah kaca, khususnya Folu Net Sink 2030, dapat berjalan baik dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak.(OL-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat