visitaaponce.com

Mengenal Access Bars, Terapi untuk Menangani Gangguan Psikologis dan Tingkatkan Kualitas Hidup

Mengenal Access Bars, Terapi untuk Menangani Gangguan Psikologis dan Tingkatkan Kualitas Hidup
Fena Wijaya sedang melalukan metode Access Bars(Dok. Pribadi)

PERSOALAN psikologi, seperti trauma, depresi, dan kecemasan kerap terjadi di tengah tuntutan kehidupan yang semakin berat. 

Depresi bisa memicu tingkat emosi. Juga sebaliknya, kondisi itu bisa membuat orang jadi lebih tertutup. Hal ini menyebabkan produktivitas dalam pekerjaan menjadi menurun. 

Saat ini, berkembang satu metode yang digunakan untuk menangani depresi, yaitu Access Bars dari Access Consciousness. Itu merupakan sebuah metode terapi dengan memberikan sentuhan di 32 titik di kepala. Dengan sentuhan itu, tubuh akan melepaskan pikiran, perasaan dan emosi yang menganggu, sehingga akan membantu meredakan stres, merilis trauma dan depresi.

Di sisi lain, metode terapi itu juga memberikan peningkatan kualitas hidup, sehingga bisa menimbulkan banyak kesempatan. Contohnya saja, jika rutin melakukan terapi tersebut, seseorang yang sebelumnya terlibat utang, bisa menjadi miliarder. Sementara bila diaplikasikan kepada remaja, bisa membuatnya semakin aktif dalam pembejalaran.

Fasilitator Access Bars dari Indonesia, Fena Wijaya mengatakan, cara kerja metode tersebut seperti media elektromagnetik. Sentuhan pada 32 titik di bagian kepala bakal memicu pusat molekul atau sel manusia. Terapi itu, lanjut Fena bisa digunakan untuk bisnis dan juga parenting.

“Ini seperti meng-unlock atau membuka apa yang tersembunyi, entah itu kenangan, emosi, pemikiran, dan hal lainnya yang terkadang tak diinginkan oleh tubuh. Semakin lama semakin terpendam dan terkadang tak bisa dikeluarkan dengan sendirinya. Sehingga terkadang harus ada upaya yang bisa membantu seseorang melepaskan hal yang dipendam dalam tubuh,” kata Fena yang dikenal juga sebagai Business and Life Coach sejak 2010 ini.

Metode itu dapat membantu tubuh seseorang untuk mengeluarkan hal yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan emosi maupun sesuatu yang membentengi tubuh. Dalam prakteknya, teknik ini dilakukan dengan cara sang klien diminta untuk berbaring secara rileks. Nantinya akan ada praktisi yang akan melakukan sentuhan dengan lembut 32 titik kepala selama beberapa saat.

"Kita praktisi bars menyentuh titik tersebut, dan klien sendiri yang melepaskan pikiran, perasaan dan emosi atau data yang tidak diinginkan orang tersebut," ungkap Fena yang memegang Certified Facilitator Aceess Consciousness. 

32 titik tersebut mewakili hal yang berbeda-beda. Diantaranya ada yang berkaitan dengan keuangan, kreativitas, kebahagiaan, kesedihan, dan masih banyak lainnya. Dengan menyentuh ke 32 titik tersebut, tubuh klien secara otamatis akan merilis sendiri hal yang dirasa perlu oleh tubuhnya. 

"32 titik itu yang holistic di dalam area kehidupan kita. Core inti dari access consciousness ya di bars. Dan bahkan tanpa kata-kata, terilis, plong," kata wanita yang sudah mendalami Access Bars sejak 2017 tersebut.

Fena yang juga seorang Facilitator dan juga Praktisi menjelaskan dalam sesi tersebut sama sekali praktisi tidak menyalurkan energi atau mempengaruhi klien yang menjalani sesi bars.  Praktisi-praktisi bars hanya berfungsi sebagai mediator untuk tubuh klien. Sisanya, tubuh klien sendiri yang akan memutuskan apakah ingin melepaskan beban yang ada di dalam diri atau tidak. 

Baca juga : Ini Pendapat Sosiolog Terkait Maraknya Jasa Sewa Pacar

"Ibarat kayak komputer filenya penuh nih. Setiap kali kita memasukan semua pemikiran, emosi, perasaan ke dalam tubuh. Tubuh nggak tahu cara merilisnya. Nah di sinilah tubuh punya kesempatan untuk merilis tanpa pikiran kita mengatur tubuh kita" imbuhnya.

Klien bars sama sekali tidak akan diminta atau dipaksa menggunakan pikirannya untuk mengeluarkan emosi, atau perasaannya. Melainkan kesadaran dan kecerdasan tubuhlah yang akan menentukan sendiri pilihan apakah akan membuang hal yang buruk atau tidak. 

"Biar tubuh yang melepaskan sendiri. Kita sebagai praktisi tidak memberikan perintah kepada tubuh (klien). Bahkan kita tidak memposisikan 'aku healing kamu' tidak. Jadi kita benar-benar menghargai pilihan tubuh," tutur Fena.

Respon yang didapatkan setiap orang yang menjalani sesi tersebut isa berbeda-beda. Ada yang merasakan berat di kepalanya, ada pula yang mengaku sempat merasakan sesak ketika bernafas. Pun ada yang merasa sangat rileks hingga tertidur. 

Fena mengataka, respon tersebut dalam tubuh setiap orang berbeda. Mereka selaku praktisi pun tidak menjanjikan hasil yang pasti, karena kemungkinannya adalah sangat berbeda di setiap klien. 

Fena mengatakan, meski masih terdengar asing, Access Bars sesungguhnya sudah cukup lama hadir di Indonesia. Metode Access Bars ini ditemukan dan dikembangkan oleh Gary Douglas Founder Access Consciousness pada 1991.

“Saya tertarik mempelajari metode ini setelah menguasai bermacam macam metoda hipnoterapi,” imbuhnya. 

Fena pertama kali mengenal dan belajar tentang hipnoterapi dan menjadi terapis sejak tahun 2010, mempelajari banyak sekali modalitas termasuk NLP, coaching, energy healing dengan tujuan bagaimana membuat manusia menjadi lebih baik.  Dan akhirnya menemukan teknik atau metode yang pragmatis dimana setiap orang dapat dengan mudah mempelajari teknik ini.  

Orang umum dapat mempelajari teknik Access Bars ini dalam 1 hari kelas dengan mendapat certificate international yang difasilitasi kelas oleh Fena sebagai Facilitator Access Bars. 

Selain memberikan kelas Access Bars, Fena juga memfasilitasi banyak kelas-kelas dari Access Consciousness untuk kita menemukan Kembali kemampuan, kekuatan dan potensi yang selama ini tidak kita sadari kalau kita memilikinya. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat