visitaaponce.com

Pembesaran Prostat Hantui Kalangan Usia di Atas 50 Tahun

Pembesaran Prostat Hantui Kalangan Usia di Atas 50 Tahun
'Benign Prostatic Hyperplasia' (BPH) atau pembesaran prostat hanya menyerang laki-laki di usia 50 tahun ke atas.(Ist/Ilustrasi)

BENIGN Prostatic Hyperplasia (BPH) menjadi salah satu penyakit yang menghantui siapapun di usia senja. Pasalnya BPH hanya menyerang laki-laki di usia 50 tahun ke atas dan tidak pernah terjadi pada usia di bawah itu.

BPH dari katanya benign artinya jinak, prostatic itu kelenjar atau organ yang dimiliki hanya pada laki-laki letaknya di setelah kandung kemih atau perbatasan antara kandung kemih dengan saluran kencing bagian bawah.

Kemudian hyperplasia adalah penambahan jumlah sel yang mengakibatkan membesar. Sehingga BPH adalah pembesaran prostat pada laki-laki dan tidak ganas.

Baca juga : Pahami Kanker Prostat, Fungsi Seksual, Diagnosis, dan Efek Samping Pengobatan

"Ada yang berisiko adalah laki-laki di usia lanjut terutama di laki-laki di atas 50 tahun. Jadi dari data penelitian itu laki-laki di atas 50 tahun itu kurang lebih 50% itu terjadi pembesaran prostat. Selain itu bertambahnya usia misalnya di atas 70 tahun itu risikonya juga semakin besar 60-70%," kata dokter spesialis urologi, dr. Firmantya Hadi P, Sp.U. dalam diskusi daring, Sabtu (7/1).

Sementara anak muda lebih jarang terkena karena BPH merupakan bagian dari proses penuaan, jadi secara alamiah biasanya terjadi di atas usia 50 tahun meskipun terkadang beberapa kasus terjadi pada pasien sebelum 50 tahun, namun jarang sekali.

Firman menjelaskan BPH terjadi karena faktor hormonal pada laki-laki yang sering dikenal dengan testosteron, hormon itu biasanya ketika usia tua semakin sering dipecah menjadi bentuk yang lebih aktif. Ketika sering dipercaya itu menyebabkan prostatnya menjadi semakin membesar.

Baca juga : Dokteroid Jadi Fenomena, IDI Minta Masyarakat Bantu Perangi Oknum Dokter Gadungan

Sementara dari sisi gaya hidup untuk penyebab langsung hingga kini belum terlalu jelas tetapi mungkin bisa juga berpengaruh.

Namun yang paling penting untuk menjaga gaya hidup sehat seperti makan seimbang dengan banyak gizi, minum air putih yang cukup, menghindari minuman seperti kopi atau teh dikurangi

. Salah satu yang menyebabkan keluhan pada saluran kencing pada orang dengan BPH sering mengonsumsi kopi dan teh.

Baca juga : Alomedika, Platform Perkembangan Ilmu Kedokteran untuk Meningkatkan Layanan dan Pemerataan Kesehatan

Pasien BPH yang berasal dari faktor keturunan sangat sedikit sekali atau kurang signifikan, menurutnya keturunan itu terutama pada kanker prostat atau ganas dikarenakan usia pada laki-laki itu keseimbangan hormon itu tidak bagus jadi akan mengakibatkan pembesaran prostat.

"Memang laki-laki di atas 50 tahun akan mengalami pembesaran prostat cuma ya tidak semuanya bergejala," ujarnya.

Firman menerangkan gejala yang paling sering ditemukan adalah kencing tidak lancar atau susah kencing dengan bandingannya pada waktu muda yang masih deras dan ketika usia senja sudah mulai melemah. Lalu bisa juga kencing terputus-putus, atau kencing yang masih terasa ada sisa.

Baca juga : Pelayanan Modern dan Terpadu Sembuhkan Derita Trigeminal Neuralgia

"Atau sering kencing, keluhan yang mengganggu lagi adalah kencing pada malam hari lebih dari satu kali sehingga mengganggu kualitas tidur. Kalau keluhan lain bisa juga timbul kencing darah, nyeri, atau sering kencing juga bisa dan yang terakhir bisa juga kencing menetes di akhir dan terburu-buru ketika ingin kencing sehingga ngompol. Bahkan kalau sudah parah tidak bisa kencing," paparnya.

Penanganan pasien BPH dibagi menjadi tiga yakni observasi, jadi selama kapan itu dilakukan ketika pasiennya keluhannya tidak terlalu mengganggu lalu gejalanya masih sangat ringan itu bisa di observasi tanpa perlu obat atau tanpa perlu operasi.

Kedua, dengan menggunakan obat-obatan yang sering digunakan itu ada dua fungsinya antara lain untuk membuka saluran kencing supaya kencing lebih lancar yang kedua mengecilkan ukuran dari prostatnya.

Baca juga : 5 Dokter Terlapor Kasus Malapraktek Alvaro Diperiksa Dinkes Bekasi

Obat-obatan ini digunakan untuk pasien yang masih bisa kencing dan keluhannya sudah mulai mengganggu lalu pengobatan diteruskan seumur hidup. Penanganan yang terakhir adalah operasi bisa dengan tindakan minimalis.

"Jadi operasi ini di teropong atau istilahnya dikerok prostatnya seperti itu terus kapan kita lakukan operasi bila pasiennya tidak bisa kencing dan gagal pengobatan biasanya kita evaluasi dalam 6 bulan kalau dalam tersebut testisnya tetap atau mengalami memberat yaitu termasuk indikasi," ujarnya.

Komplikasi dari masalah BPH yakni kencing seperti timbul batu di saluran kemih, sering infeksi berulang, lalu bisa juga di luar masalah kencing seperti hernia atau wasir karena sering menahan kencing yang menyebabkan tekanan dari perutnya meningkat sehingga bisa memicu timbulnya hernia atau wasir.

"Penumpukan dari kristal-kristal batu sehingga bisa jadi batu dan bisa juga terjadi batu ginjal jika dalam jangka lama dibiarkan air kencing itu bisa naik ke ginjal menyebabkan bengkak dan yang paling ditakutkan adalah jangka panjangnya bisa terjadi gagal karena urine itu tidak bisa dikeluarkan dengan baik," pungkasnya. (Iam/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat