visitaaponce.com

Cerita Perjalanan Nabi Isa dengan Seorang Pemuda yang Berkhianat

Cerita Perjalanan Nabi Isa dengan Seorang Pemuda yang Berkhianat
Ilustrasi.(DOK Instagram.)

ADA cerita lama tentang seorang anak muda datang kepada Nabi Isa Alaihissalam. Beliau bertanya keperluan pemuda itu. Sang pemuda ingin menjadi pelayan Nabi Isa.

"Kalau sekarang mungkin mencari berkah ya," tutur KH Muhammad Idrus Ramli saat menceritakan kisah Nabi Isa dan pemuda itu sebagaimana ditayangkan dalam Youtube. Nabi Isa menerima permintaan pemuda tersebut dan keduanya berjalan kaki beriringan.

Satu saat Nabi Isa mengajak pemuda berhenti dulu untuk sarapan. Nabi Isa mengeluarkan roti tiga potong. "Satu buat kamu, satu buat saya, satunya sisakan saja. Jangan dimakan," pesan Nabi Isa.

Selesai makan roti, Nabi Isa hendak pergi ke sungai untuk mengambil minuman. Pemuda itu disuruh menjaga roti di tempat tersebut. Setelah Nabi Isa kembali lagi, roti yang tinggal satu potong itu sudah tidak ada.

Baca juga: Kisah Hikmah dari Gajah dan Anjing yang Hamil

Ditanya anak muda itu, "Mana rotinya yang tinggal satu potong?" kata Nabi Isa. Anak muda itu menjawab tidak tahu. Mendengar jawaban itu Nabi Isa berkata, "Ya sudah kalau enggak tahu enggak apa-apa. Ayo kita berangkat lagi."

Masuk waktu siang, Nabi Isa mengajak pemuda itu berhenti lagi untuk makan kembali. Saat mereka duduk, datang induk rusa bersama dua anak rusa lewat. Salah satu anak rusak ditangkap oleh Nabi Isa dan disembelih lantas dibakar. 

Setelah matang, daging rusa itu dimakan berdua sampai habis tinggal tulang-tulangnya. Tulang berulang rusa itu dikumpulkan oleh
Nabi Isa dan dikatakan, "Hiduplah!" Dengan mukjizat dari Allah, tulang-belulang rusak itu merapikan dirinya lalu dagingnya datang sedikit demi sedikit dan berdiri serta hidup lagi.

Nabi Isa lantas bertanya kepada anak muda itu. "Tadi yang menghidupkan tulang belulang rusak hidup lagi mukjizat dari Allah?" 

"Benar yang Nabi Allah," jawab pemuda itu. 

"Nah dengan kebenaran mukjizat tadi saya mau tanya siapa yang makan roti sisa satu tadi pagi." 

"Saya enggak tahu Nabi Allah." 

"Ya sudah kalau enggak tahu enggak apa-apa. Ayo berangkat lagi."

Baca juga: UAS Ungkap Amalan agar Dagangan Laris Manis Usaha Lancar Jaya

Keduanya pun berjalan lagi dan menemui sungai yang dalam dan tidak ada perahu di sekitarnya. Nabi Isa kemudia meminta pemuda memegang tangannya dan keduanya berjalan di atas air. Setelah sampai di seberang, Nabi Isa bertanya sama anak muda itu, "Kalau kamu berjalan sendirian di atas air bagaimana ya?" 

"Tenggelam ya Nabi Allah," jawab pemuda.

"Karena kamu pegang tangan saya kamu kan bisa jalan di atas air, benar itu mukjizat dari Allah?" 

"Benar Nabi Allah." 

"Nah dengan kebenaran mukjizat ini, siapa yang makan roti sisa satu tadi pagi?" tanya Nabi Isa sekali lagi.

"Saya enggak tahu ya Nabi Allah." Sang pemuda tetap pada jawaban semula.

Baca juga: Tidak Ada Kebenaran paling Nyata selain Allah Al-Haq

Keduanya berjalan lagi hingga sampai di tengah hutan. Di sekitar banyak pasir dan kerikil berserakan. Nabi Isa lalu menyuruh anak uda untuk duduk dahulu di tempat tersebut. Nabiyullah Isa Alaihissalam mengumpulkan pasir-pasir dan kerikil. Setelah disatukan, Nabi Isa berkata, "Jadilah emas." 

Tiba-tiba pasir-pasir dan kerikil itu menjadi emas. Terkejut anak muda ini. Ia berpikir kali ini ia pasti mendapatkan emas itu seperti makanan sebelumnya. Tumpukan emas ini oleh Nabi Isa dibagi menjadi tiga.

Setelah dibagi menjadi tiga, anak muda itu bertanya kepada Nabi Allah, "Ini kok jadi tiga?"

"Kenapa jadi tiga? Ini dibagi tiga untuk tiga orang. Satu tumpuk buat saya. Satu tumpuk buat kamu. Satunya lagi buat yang makan roti sisa satu tadi pagi."

"Itu saya ya nabi Allah yang makan rotinya."

Nabi Isa pun berkata, "Kalau begitu itu untuk kamu dan ini juga buat kamu semua. Namun mulai sekarang kamu enggak usah ikut saya lagi."

Baca juga: Agar Anak Terhindar Zina, Bacakan Dua Surat Al-Quran Ini

Setelah Nabi Isa pergi sendiri, anak muda ini sibuk mengumpulkan emasnya menjadi satu tumpuk. Ketika itu datanglah dua perampok membawa pedang. Kepada anak muda itu, "Pergi atau mati," kata perampok.

Akhirnya anak muda itu mengusulkan agar emas dibagi tiga saja daripada bertengkar nanti ada yang mati. Mendengar hal itu, kedua perampok menyetujui saran tersebut.

Setelah dibagi tiga, mereka merasakan kelaparan. Salah satu usul agar ada yang pergi ke kampung untuk membeli makanan. Dua orang yang menjaga emas di tempat itu. 

Satu orang pun pergi ke kampung membeli makanan. Di perjalanan, orang itu berpikir cara agar emas itu buat dirinya saja. Ia punya ide untuk memberikan racun dalam dua bungkus makanan. 

Baca juga: 10 Syair Cinta Allah Sufi Wanita Rabiah Al-Adawiyah

Dua orang di hutan juga tidak diam saja. Keduanya berdiskusi agar tiga tumpukan emas dibagi dua saja. Mereka sepakat untuk membunuh si pembawa makanan tadi jika sudah sampai.

Datanglah si pembawa konsumsi menyerahkan dua bungkus makanan. Begitu menyerahkan makanan, dia dibunuh. Setelah dia mati, dua orang lantas memakan makanannya. Keduanya akhirnya mati juga karena racun.

Besoknya Nabiyullah Isa bersama murid-muridnya kaum hawariyin lewat daerah itu. Murid-muridnya menjerit karena terkejut. "Ya Nabi Allah kenapa tiga orang itu? Semua terkapar mati di tengah-tengahnya ada tumpukan emas. Kenapa begitu?" 

Kata Nabi Isa, "Itulah perumpamaan dunia. Mereka mati karena saling rebutan untuk menguasai dunia." (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat