visitaaponce.com

Akupuntur Diklaim Bisa Mengurangi Efek Samping Terapi Pasien Kanker

Akupuntur Diklaim Bisa Mengurangi Efek Samping Terapi Pasien Kanker
Ilustrasi--Seorang pasien menjalani terapi akunpuntur di Puskesmas Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.(MI/RAMDANI)

DOKTER spesialis akupuntur dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Irma Nareswari mengatakan akupuntur dapat mengurangi efek samping akibat terapi yang dijalankan pasien kanker agar bisa mempertahankan kualitas hidup mereka.

"Akupuntur merupakan terapi yang dimanfaatkan atau digunakan untuk efek samping dan keluhan-keluhan yang muncul pada saat terapi dan tentunya diharapkan supaya terapi-terapi tersebut itu dapat diselesaikan dan yang pasti kualitas hidup pasien dan tentunya keluarga tetap baik," ucap Irma, dikutip Kamis (2/3).

Terapi akupuntur yang minim rasa sakit, disebut Irma, dapat meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalankan terapi dan keluarga yang mendampingi.

Baca juga: Metode Akupuntur Alternatif Hilangkan Nyeri

Irma mengatakan pasien biasanya diberi obat morfin atau obat-obatan opioid untuk meredakan nyeri pada kankernya. Namun, penggunaan obat tersebut dalam jangka panjang bisa menyebabkan efek samping seperti sembelit atau konstipasi dan xerostomia atau kondisi di mana mulut pasien kering dan pahit sehingga menurunkan nafsu makan mereka.

Dengan melakukan terapi akupuntur, kata Irma, bisa meredakan nyeri pada pasien kanker dan mengurangi dosis penggunaan obat.

Saat ini akupuntur juga bisa dilakukan tanpa jarum dan minim rasa sakit yaitu dengan metode laser yang juga aman untuk pasien anak.

"Jadi, jangan takut bagi pasien-pasien yang takut jarum atau pasien anak-anak itu juga dapat tetap mendapatkan terapi akupuntur dengan menggunakan laser," ucapnya.

Akupuntur biasanya diberikan pada siklus ketiga kemoterapi saat keluhan-keluhan mulai muncul seperti mual dan muntah karena efek kemoterapi. 

Akupuntur dapat diberikan sebelum pasien tersebut dilakukan kemoterapi untuk meningkatkan stamina pasien dan lebih merasa tenang serta mengurangi mual muntah secara signifikan.

Meskipun kemoterapi sudah berhenti, penggunaan akupuntur masih bisa dilakukan pada pasien untuk mengurangi kebas pada tubuh akibat radiasi kemoterapi.

Efek samping dari akupuntur, kata Irma, bisa terjadi jika pasien mengalami trombosit rendah di bawah 25.000 atau sel darah putihnya yang terlalu rendah, karena dapat mengakibatkan lebam karena penggunaan jarum akupunktur. 

Namun, lebam tersebut tidak menimbulkan kecacatan atau memperburuk keadaan pasien.

Selain itu, ada akupuntur dengan model plester (Press Needle) dengan ukuran jarum yang sangat kecil yakni 0,3 sampai 0,5 milimeter yang bisa ditempel pada titik akupunktur.

"Efek samping lain atau kontraindikasi adalah jika kondisi pasien itu memang hemodinamika jadi tekanan darahnya juga sudah tidak baik, nadinya tidak baik, tanda vitalnya tidak baik tentunya kita akan hentikan dulu terapi akupunturnya sampai kondisi pasien stabil untuk mencegah efek samping lain atau perburukan kondisi tersebut," tutup Irma. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat