visitaaponce.com

Jalankan Amanat Anak, Zulyan Kotahatuhaha Bantu Penderita Leukimia

Jalankan Amanat Anak, Zulyan Kotahatuhaha Bantu Penderita Leukimia
Zulyan Kotahatuhaha.(Dokumentasi pribadi.)

AMANAT sang anak Talulla Naura Jannah yang meninggal dunia karena penyakit leukemia dipenuhi Zulyan Kotahatuhaha atau biasa disapa Papa Lulla dengan membentuk Yayasan Laskar Aferesis Berbagi. Yayasan ini yang membantu menyediakan trombosit bagi orang-orang, terutama anak-anak penderita leukemia, secara sukarela. Beranggotakan 500 relawan, mereka secara rutin mendonorkan trombositnya bagi yang membutuhkan. Selain itu, mereka melakukan edukasi dan sosialisasi terkait donor darah trombosit. Aksinya itu membuahkan Zulyan masuk nominasi Kick Andy Heoes 2023.

Pada awal 2016, Talulla Naura Jannah, anak dari pasangan Zulyan Kotahatuhaha dan Neneng Ellyarti, divonis leukemia pada usia 10 tahun. Saat itu Zulyan belum mengetahui anaknya mengidap leukemia karena Lulla anak yang periang dan hobi bermain voli. Namun pada September 2016, Lulla si anak bungsunya tersebut tiba-tiba demam tinggi. Ketika dibawa ke puskesmas, Lulla harus melakukan cek laboratorium. Hasilnya, trombosit Lulla saat itu sangat rendah sekitar 12 ribu, padahal normalnya 150-450 ribu. 

Dokter minta Lulla dibawa ke rumah sakit yang ada hermatologi. Beberapa kali Zulyan harus membawa Lulla berpindah rumah sakit, lantaran tidak memiliki alat medis memadai. Tibalah mereka di RSI Pondok Kopi. Di sana Lulla kembali diambil sempel darahnya untuk dilakukan cek leukemia phenotyping. Namun lagi-lagi untuk melihat akurasinya Lulla mesti dirujuk ke Rumah Sakit Dharmais. Di sanalah Lulla divonis leukemia mieloblastik akut yang biasa diidap orang dewasa. 

Baca juga: Penyandang Disabilitas Gol A Gong Tetap Semangat Tebarkan Literasi

Zulyan dan istri mendampingi segala rentetan terapi yang harus dilalui Lulla. Zulyan kemudian memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya yang kala itu bekerja sebagai kontraktor. Selama terapi, Zulyan mengaku 90% biaya ditanggung oleh BPJS dan kebutuhan operasional dibantu oleh beberapa yayasan kanker anak. 

Saat Lulla melawan sel kanker yang ada di tubuhnya, pasokan trombosit sangatlah penting. Untuk bisa mendapatkan trombosit tersebut caranya dengan transfusi darah yang kemudian bukan darahnya yang diambil melainkan trombositnya yang sudah dipisahkan. Fungsi trombosit untuk menghentikan pendarahan. Donor trombosit sering disebut sebagai donor apheresis. Secara definisi, apheresis ialah nama mesin yang digunakan untuk memisahkan darah merah dengan trombosit. Tidak hanya trombosit tetapi sel darah lain, seperti plasma dan leukosit. Alat ini yang membuat darah menjadi terpecah dan di dalam mesin dipilah komponen yang akan diambil, lalu sisanya balik lagi ke dalam tubuh.

Tahun pertama setelah melewati terapi dan transfusi trombosit, Lulla membaik. Karenanya, Zulyan terus semangat merintis Komunitas Laskar Apheresis Berbagi. Namun pada akhir 2017, Lulla mulai kambuh, sel kankernya tidak mati hanya hibernasi. Lulla kembali melakukan protokol kemoterapi dengan dosis dua kali lipat lebih tinggi. Awal 2018 hingga Mei, Lulla berjuang melawan kanker. Akhirnya di bulan itu, Lulla yang kuat harus kalah melawan kanker. Lulla meninggal dunia di usia 12 tahun dan sempat berwasiat kepada Zulyan agar terus membantu para penderita leukemia yang membutuhkan trombosit.

Saat ini sudah enam tahun Yayasan Laskar Apharesis Berbagi berdiri, sudah ada 500 anggota di Jakarta. Bahkan Yayasan Laskar Apharesis Berbagi sudah banyak bekerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit umum guna menjalankan misi kemanusiaan ini. Melalui yayasan ini, Laskar Apheresis memmiliki sumber daya pendonor dan data base untuk membantu rumah sakit dan PMI. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat