visitaaponce.com

Cegah Cyberbullying, 4.000 Siswa SMA Ikuti Gerakan Literasi Digital

Cegah Cyberbullying, 4.000 Siswa SMA Ikuti Gerakan Literasi Digital
Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Cyberbullying: Apa itu dan Bagaimana Cara Menghentikannya,”.(Ist)

KAMPANYE Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali digelar.

Program literasi digital nasional sektor pendidikan digekar di wilayah Sulawesi yang diikuti 4.000 siswa dari 25 SMA Negeri di Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Kamis (6/4) dimulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00 WITA.

Pencegahan Perundungan di Media Sosial

Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Cyberbullying: Apa itu dan Bagaimana Cara Menghentikannya,”.

Baca juga: Siswa SD di Bogor Diajak Mengenal Literasi Digital Sejak Dini

Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Tingkat Literasi Digital Masyarakat Berada di Level Sedang

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 yang lalu, menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level sedang dengan nilai 3,49 dari 5,00.

Sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman ini, menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca juga: Perempuan Juga Harus Cakap Digital

Kali ini program #literasidigitalkominfo menampilkan sejumlah narasumber, di mana narasumber pertama yakni Dosen Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta dan penggiat Japelidi, Yolanda Presiana Desi, M.A., membawakan materi Kecakapan Digital.

Cyberbullying, Bentuk Kekerasan Modern

Menurut Yolanda, cyberbullying adalah bentuk kekerasan modern yang terjadi melalui media sosial dan memiliki efek yang sangat besar.

Karenanya, diperlukan kecakapan dalam bermedia digital dengan mampu menggunakan perangkat lunak dan keras dalam lanskap digital dan memahami cara melindungi identitas pribadi agar tidak menjadi korban bullying.

“Untuk mengatasi bullying, kita harus memiliki kesadaran terkait cyberbullying dan menjadi cakap bermedia digital," katanya.

Baca juga: Kuasai Literasi Digital Cegah Plagiarisme

"Kita bisa melindungi identitas pribadi kita dan menggunakan fitur blokir serta laporkan saring sebelum sharing. Kita juga bisa mengunggah konten positif dan menerapkan etika bermedia digital,” ujar Yolanda.

Lalu materi terkait Etika Digital disampaikan seorang Creative Entrepreneur, Ibnu Novel Hafidz.

Dituturkannya,  jika dalam platform chatting WhatsApp dan media sosial lainnya dapat juga terjadi cyberbullying.

Hati-hati Sampaikan Pesan di Media Sosial

Karena itu, menurut Ibnu, harus selalu berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu yang dapat menyinggung perasaan orang lain dan tidak memaki di media sosial.

“Kita harus menggunakan media sosial dengan bijaksana dan menciptakan atmosfer yang positif di dalamnya," kata Ibnu.

Baca juga: Literasi Digital Harus Berkelanjutan

"Media sosial dapat menjadi tempat yang baik untuk membangun hubungan sosial dan bisnis, tetapi kita harus memahami karakteristiknya dan membatasi penggunaannya agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain,” ungkapnya.

Sedangkan narasumber ketiga yakni Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Setiawan Aswad, M.Dev., Plg.

 Ia menyampaikan materi terkait Budaya Digital, di mana dijelaskannya dalam beraktivitas digital harus memiliki kompetensi digital sebagai landasan dengan saling menghormati satu sama lain dan menjaga ruang digital menjadi aman dan nyaman bagi setiap pengguna.

“Digitalisasi budaya sangat penting karena ruang digital sangat terbuka dalam mengekspresikan diri, tetapi kita harus menjaga konsistensi bahwa di ruang digital kita merupakan bangsa yang berbudaya," jelasnya.

Baca juga: Kemenkominfo Gelar Pekan Literasi Digital di Balikpapan

"Kita harus mencintai dan menciptakan produk dalam negeri, dan tugas kita adalah mempromosikan produk dalam  negeri dengan mulai menggunakannya dan kemudian memasarkannya," ucap Setiawan.

"Dalam budaya digital, kita harus selalu berupaya untuk membangun budaya kita,” jelasnya.

Para peserta berkesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan yang dijawab secara langsung pula oleh narasumber pada sesi terakhir webinar, dengan dipandu oleh moderator Stefanny S.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.(RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat