visitaaponce.com

42 Titik Kebakaran Terjadi Sampai April 2023

42 Titik Kebakaran Terjadi Sampai April 2023
Relawan pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah Sabtu (4/3/2023)(ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

SEBANYAK 42 titik bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Indonesia sampai dengan April 2023. Data ini diperoleh dari laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).  

"Meski belum memasuki musim kemarau sudah terjadi kebakaran di 42 titik," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII di Nusantara II Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/4).

BNPB melaporkan bencana di Indonesia per 12 April 2023 mencapai 835 kali bencana didominasi dengan bencana karhutla dan bencana hidrometorologi basah seperti cuaca ekstrim, banjir, tanah longsor.

Baca juga: Cegah Karhutla, Operasi TMC Dilakukan Setelah Lebaran di 3 Provinsi

Bantuan kebencanaan yang sudah disalurkan hingga April 2023 mecapai Rp1,4 triliun yang disalurkan ke 54 daerah dengan beragam kebencaan yang terjadi. Rata-rata daerah yang mendapatkan bantuan sebesar Rp250 juta jika tidak berdampak luas.

"Tidak berdampak luas maksudnya adalah dalam 2-3 hari airnya surut seperti banjir dengan logistik. Tetapi bencana yang cukup besar kami juga perlu mengeluarkan cukup banyak seperti contohnya gempa di Cianjur," ujarnya.

Baca juga: 835 Bencana Sudah Terjadi, Didominasi Karhutla dan Hidrometeorologi Basah

Gempa Cianjur Jawa Barat mengerahan satuan TNI/Polri untuk biaya makan dan operasional dan kegiatan harian dikeluarkan dana siap pakai BNPB.

Bencana paling terakhir yakni longsor yang terjadi di Pulau Serasan, Kepulauan Riau yang merenggut 54 orang yang tertimbun dan baru diteukan 50 orang sementara 4 orang dinyatakan hilang.

"Hal yanb harus direalokasi sejumlah 140 rumah, dan matrial didatangkan dari Palembang dan sudah dibangun 129 unit dan sisanya masih proses pengiriman melalui kapal laut," ungkapnya.

Ia menerangkan BNPB terdapat 17 daerah yang mendapatkan kesempatan mengembangkan sistem manajemen pengetahuan kebencanaan antara lain Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Nusa tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Banten, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Barat, Bengkulu, Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sistem manajemen pengetahuan kebencanaan Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project/ IDRIP) terdapat empat fase utama yakni pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat