visitaaponce.com

Generasi Muda sebagai Bagian Integral Pengembangan Desa

Generasi Muda sebagai Bagian Integral Pengembangan Desa
Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai Distinguished Fellow dalam kegiatan kuliah umum kedua Blue Ocean Strategy Fellowship(Dok. Ist)

PENGEMBANGAN desa pada hari ini tidak hanya sebatas membangun fasilitas maupun infrastruktur. Tidak bisa dipungkiri, digitalisasi dan teknologi menjadi kunci dari pendekatan masa kini untuk pembangunan desa.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Provinsi Jawa Barat, Moch. Ridwan Kamil sebagai Distinguished Fellow dalam kegiatan kuliah umum kedua Blue Ocean Strategy Fellowship (BOSF). Kuliah umum kedua ini mengambil tema “Pendekatan-pendekatan Baru terhadap Modernisasi Desa”. Dalam kesempatan tersebut Ridwan mencontohkan dirinya selama ini selalu mengedepankan data sebagai basis pengambilan keputusan dan berbagai inovasi serta kolaborasi yang dijalankan di berbagai aspek pemerintahan.

“Saya percaya, ada dua elemen penting dari seorang pemimpin. Yang pertama, kepribadian yang baik, dan yang kedua, kepemimpinan yang transformatif. Bicara soal transformasi tidak terlepas dari digitalisasi. Bicara soal transformasi, sebagai contoh, ketika pandemi melanda, kami membuat sebuah super app besutan Jabar Digital Service (JDS), yang bernama PIKOBAR (Pusat Informasi & Koordinasi Covid-19 Jawa Barat) untuk men-simplifikasi penanganan pandemi covid-19,” ucap pria lulusan pascasarjana University of California (UC) Berkeley ini.

Baca juga: Ridwan Kamil: Pembangunan Tol Khusus Truk Tambang Sudah Berjalan

Lebih dari itu Ridwan juga menekankan pentingnya generasi muda sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pendekatan baru pembangunan desa. Ia mencontohkan program Petani Milenial yang mengajak generasi muda Jawa Barat untuk kembali bertani sebagai petani modern di desa. Pihaknya membantu dari segi pembiayaan melalui Bank BJB dan setelah panen komoditas dibeli oleh BUMD serta dipasarkan melalui e-commerce.

“Masa depan sudah berganti, tidak semua orang harus hidup di kota untuk menjadi sukses dan bermanfaat. Tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia, itu yang menjadi slogan kami,” ungkap Ridwan Kamil.

Baca juga: Inagurasi Petani Milenial 2022, Bank Bjb Hadirkan Dukungan Nyata Bagi Sektor Pertanian

Dalam kesempatan tersebut sebagai tuan rumah Kuliah Umum, Ketua Dewan Penasehat School of Government and Public Policy (SGPP) – Indonesia Gita Wirjawan menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Barat atas berbagai inovasi yang dijalankan di pemerintahan.

“Beliau ini sudah menginspirasi kita semua di Indonesia. Saya ingin menyoroti tiga hal dari kepemimpinan Kang Emil, di luar begitu banyak pencapaian Pemprov Jawa Barat. Yang pertama, peran digitalisasi untuk memperkuat ekonomi; yang kedua, meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat Jawa Barat; dan yang ketiga, membangun berbagai infrastruktur keras maupun lunak untuk mendorong kemajuan Provinsi Jawa Barat,” ucap Gita.

Sebagaimana diketahui pemerintahan Ridwan Kamil sebagai gubernur mendorong berbagai upaya dan anggaran signifikan telah dialihkan ke desa untuk menjembatani kesenjangan dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat setempat. Pria yang akrab disapa Kang Emil memiliki cita-cita untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat Jawa Barat melalui kolaborasi dan inovasi sebagai landasan kepemimpinannya.

Dalam kurun waktu empat tahun kepemimpinan Ridwan Kamil, Provinsi Jawa Barat berhasil memajukan 977 desa tertinggal dan sangat tertinggal. Tercatat per hari ini, sudah tidak ada desa tertinggal dan sangat tertinggal di Provinsi Jawa Barat yang dicapai melalui program GERBANG DESA (Gerakan Membangun Desa) untuk mencapai ‘zeroing underdeveloped village’ di Jawa Barat.

Adapun mitra dari BOSF di Indonesia, President of Sampoerna University Dr. Marshall Schott menyampaikan bahwa kemitraan ini merupakan kolaborasi strategis bagi Sampoerna University guna meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya membangun Indonesia dari desa, sehingga tidak hanya terlarut dalam hiruk pikuk kehidupan urban dan melupakan masyarakat desa.

“Kebijakan publik adalah elemen yang sangat penting untuk dipelajari generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Merupakan suatu kehormatan bagi kami memiliki Pak Ridwan sebagai Distinguished Fellow BOSF 2023. Pak Ridwan adalah sosok pemimpin yang mampu mengalokasikan sumber daya secara strategis di Jawa Barat. Beliau bukan hanya cerdas, tetapi juga memiliki empati yang besar terhadap rakyatnya,” pungkas Marshall.

Sebagaimana diketahui BOSF adalah program thought leadership yang bertujuan untuk menghasilkan pendekatan inovasi yang efektif untuk memecahkan isu atau permasalahan pada sektor publik dan swasta di Indonesia.

Diselenggarakan melalui kerja sama dengan Sampoerna University (SU), School of Government and Public Policy (SGPP) Indonesia dan Blue Ocean Global Network, BOSF menjalankan program fellowship ini selama lima bulan guna berbagi inovasi dan pemecahan masalah yang menjadi fokus pembangunan di Indonesia, salah satunya pembangunan desa. (Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat