visitaaponce.com

Era Digital Perlu Kreativitas Pendistribusian Film

Era Digital Perlu Kreativitas Pendistribusian Film
Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif Universitas Budi Luhur Rocky Prasetyo Jati (kanan) berfoto bersama pembicara lain.(Ist)

PERSAINGAN di industri distribusi film online kian ketat. Ada banyak platform streaming dan situs unduhan yang bersaing menarik pengguna sehingga membuat sulit bagi produsen untuk menemukan platform paling efektif dalam mendistribusikan film mereka.

Produsen perlu mempertimbangkan strategi distribusi berbeda untuk mencapai khalayak lebih luas dan menghasilkan pendapatan lebih tinggi.

Hal itu dimungkinkan karena pendistribusian film di era digital telah membuka peluang besar bagi pembuat film dan produsen untuk menjangkau khalayak global dengan cepat dan efisien.

Baca juga: 12 Film Bioskop yang Tayang Juni 2023

"Kehadiran digitalisasi menciptakan peluang untuk menjangkau audiens lebih luas melalui platform digital," kata Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif (FKDK) Universitas Budi Luhur Rocky Prasetyo Jati dalam Seminar Master Class Distribusi Film di Era Digital: Menjelajahi Peluang dan Tantangan dalam Menghadapi Perubahan Industri, di Yogyakarta.

Seminar ini adalah rangkaian kegiatan STMM-Fest yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta.

“Dengan kesiapan dan pemahaman digitalisasi mahasiswa diharapkan mampu menjadi produser film yang didukung kejelian dalam memilih platform distribusi film agar sesuai target market film tersebut,” lanjut Rocky.

Rocky mengatakan salah satu peluang besar yang ditawarkan distribusi film di era digital adalah kemampuan untuk menjangkau khalayak global dengan cepat dan efisien.

"Pada era ini film dapat dengan mudah didistribusikan ke seluruh dunia melalui internet sehingga memungkinkan produsen menjangkau penonton di negara-negara yang sebelumnya sulit diakses," ujar Rocky.

Baca juga: Diangkat dari Kisah Nyata, Film Kutukan Sembilan Setan Tayang Mulai 8 Juni

Pembicara lain, Presiden Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Budi Irawanto menambahkan keberadaan pembajakan film akan terus menjadi isu penting dalam industri film. Itu lantaran akses publik penonton yang tidak begitu dibuka. 

Namun, sebagai produsen film, itu bukan menjadi alasan bagi generasi muda untuk terus mengembangkan kreativitas mereka dalam produksi film. 

"Selain persaingan makin ketat, pelaku industri film juga harus lebih kreatif. Permasalahan hak cipta pun makin kompleks," katanya. 

Budi menerangkan adanya platform seperti Netflix, Amazon Prime Video, AppleTV dan Disney+ membuka peluang bagi pembuat film serta produsen untuk menjangkau khalayak global.

Namun, produsen perlu melindungi hak cipta mereka dengan cara efektif dan menemukan cara menghasilkan pendapatan dari distribusi film online

"Produsen perlu mencari cara melindungi hak cipta mereka. Termasuk, mempertimbangkan strategi distribusi yang berbeda, dan menemukan cara untuk menghasilkan pendapatan dari distribusi film online," ujarnya.

Di sisi lain, di era informasi digital, mahasiswa yang memiliki minat pada industri film perlu beradaptasi dengan teknologi terbaru sehingga selalu siap kompetitif. 

"Digitalisasi membawa tantangan untuk hiburan yang di-film-kan sehingga perlu kesiapan mahasiswa memahami keberadaan teknologi digital." (RO/S-2)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat