visitaaponce.com

Waspadai Perbedaan antara Gerd dan Gagal Jantung

Waspadai Perbedaan antara Gerd dan Gagal Jantung
Perbedaan antara Gerd dan Henti Jantung(Freepik)

MASYARAKAT harus mewaspadai antara perbedaan gerd dan gagal jantung. Dua penyakit ini memiliki gejala yang mirip. 

Ketua Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Siti Elkana Nauli mengatakan, sering kali pasien
yang memiliki gejala seperti sesak napas, hingga cepat kenyang atau merasa begah didiagnosis gerd. Pasien dengan kondisi ini, tidak diberi rujukan untuk memeriksakan diri ke dokter jantung.

“Paling banyak mendapat pasien didiagnosis sakit lambung, tapi diberi obat lambung tidak sembuh-sembuh, ketika kita lihat rontgen ternyata
jantungnya membesar, dan diberikan obat gagal jantung ternyata membaik,” ungkap Nauli saat dikutip dari Antara. 

Baca juga: Tips dan Strategi Mencegah Henti Jantung yang Dialami Bronny James

Menurut dia, semua keluhan itu tidak selalu identik dengan satu diagnosis saja. Hal yang membedakan adalah umumnya, pasien gerd akan merasakan panas di dada, namun bukan sesak seperti gejala gagal jantung. Namun, beberapa penderita gerd yang lebih parah juga bisa merasa sesak.

Pemeriksaan mandiri untuk tahap awal, menurut dr Nauli, juga bisa dilakukan untuk mengetahui perbedaan tersebut dengan menekan perut area lambung, yang letaknya sedikit pada sisi kiri.

Baca juga: LeBron James Ucapkan Terima Kasih Atas Dukungan Usai Putranya Alami Henti Jantung

“Kalau gerd, ketika ditekan itu rasanya tidak nyaman atau nyeri, tetapi kalau gagal jantung justru tidak ada keluhan rasa apa pun, tetapi kita merasakan keras, lumayan keras tetapi pasiennya tidakmengeluh rasa nyeri atau perih,” jelasnya.

Meski dianggap mirip, kardiolog yang berpraktik di RSUD Kabupaten Tangerang itu menyebut sebenarnya perbedaan gejala kedua penyakit itu
sangat jelas. Gejala gagal jantung umumnya terjadi pada waktu malam menjelang pagi, sedangkan gejala gerddapat terjadi dalam waktu yang tak tentu.

“Gerd biasanya dicetuskan oleh hal tertentu misalnya peningkatan stres, atau kondisi lambung yang tidak stabil, atau kondisi makan yang tidak stabil, jadi memang ada pencetus khusus yang terkait dengan kondisi biasanya makan atau tingkat kecemasan seseorang,” imbuh dr Nauli.

Sebelumnya, Nauli mengatakan, orang dengan gejala gagal jantung akan mudah lelah, pingsan, dada berdebar, hingga mengalami pembengkakan pada perut dan kaki, bahkan area wajah. Gejala ini timbul akibat terjadinya pembengkakan jantung yang mengalami penumpukan cairan.

Menurut dia, penyakit jantung kerap diabaikan dan dianggap biasa seiring bertambahnya usia. Padahal, jangka waktu hidup untuk pasien yang telah terdiagnosis gagal jantung bahkan lebih pendek dari penderita kanker.

Untuk itu, ia menekankan akan pentingnya kesadaran penyakit gagal jantung dan melakukan penanganan sedini mungkin.

“Pasien gagal jantung umumnya, dalam lima tahun kemungkinan dia hidup itu hanya 50%, sedangkan pasien kanker itu bisa hidup hingga 10
tahun, tapi kalau pasien gagal jantung bertahan lebih dari lima tahun itu jarang,” ujarnya.

Sesuai namanya, gagal jantung adalah spektrum penyakit yang disebabkan jantung gagal berfungsi, yakni untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung menyebabkan kebutuhan sel-sel dan organ tubuh lain tidak mampu terpenuhi, hingga berujung pada kematian. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat