Primaya Hospital dan SPACE Singapore Kembangkan Monitor Gagal Jantung Jarak Jauh
![Primaya Hospital dan SPACE Singapore Kembangkan Monitor Gagal Jantung Jarak Jauh](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/9c8cefb8317fc7163a3cc8c355407f7f.jpeg)
JARINGAN rumah sakit Primaya Hospital menjalin kerja sama dengan SPACE Singapore, menghadirkan HFM (Heart Failure Monitor), teknologi untuk memonitor pasien gagal jantung dari jarak jauh yang pertama di Indonesia.
HFM merupakan sebuah perangkat digital yang bermanfaat untuk pemantauan jarak jauh pasien gagal jantung, yang bekerja dengan cara mendeteksi gejala yang signifikan pada pasien gagal jantung, sehingga dapat dilakukan tindakan intervensi atau penanganan dengan cepat dan tepat.
Berdasarkan data European Society of Cardiology, satu dari 5 orang di dunia memiliki risiko mengalami gagal jantung, angka prevalensi ini meningkat seiring penambahan usia.
Baca juga : Adopsi Teknologi akan Tingkatkan Layanan Kesehatan di Indonesia
Menurut International Journal of Cardiology tahun 2016, di Indonesia sendiri terdapat lebih dari tiga belas juta orang yang mengalami gagal jantung. Penyakit gagal jantung ditandai dengan keluhan sesak nafas dan bengkak pada kedua kaki, yang disebabkan oleh berkurangnya fungsi pompa jantung.
Dikarenakan saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total, kondisi gagal jantung hanya dapat dimonitor secara berkala serta menjaga gaya hidup untuk mencegah terjadinya kemunduran.
HFM merupakan sebuah perangkat medis berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) berbentuk seperti stetoskop yang disambungkan ke aplikasi ponsel. Alat ini bekerja dengan mendeteksi kelebihan cairan pada paru-paru, yang merupakan gejala umum gagal jantung hanya dalam kurun waktu 30 detik setelah diletakan di dada pasien.
Baca juga : RS Premier Bintaro Dukung Pemerintah Kembangkan Wisata Medis
Hasil deteksi dari perangkat tersebut akan masuk ke dalam aplikasi handphone untuk kemudian dapat dianalisa oleh dokter dan diberikan penanganan yang tepat.
HFM telah dites dengan lebih dari 3000 rekaman dari pasien gagal jantung dari Tan Tock Seng Hospital yang merupakan bagian dari Singhealth Group dari Singapura dan Primaya Hospital, dengan hasil akurasinya mencapai lebih dari 90%.
Saat ini standar perawatan jarak jauh pasien gagal jantung adalah dengan mengukur berat badan secara berkala, namun hal tersebut dianggap kurang efektif dikarenakan penambahan berat badan dapat dipengaruhi oleh banyak hal.
Baca juga : National Hospital Surabaya dan GE HealthCare Luncurkan MRI 3T Berbasis AI
Co-Founder dan CEO SPACE Singapore Wee Ser, yang juga menjabat sebagai Emeritus Faculty di Nanyang Technological University Singapore mengatakan, gelombang start-up teknologi medis yang selanjutnya akan melihat proliferasi yang masif pada perangkat medis pintar yang mengandalkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi dengan sensor, seperti perangkat yang kami buat.
“Dimana dapat dilakukan asesmen dan pengelolaan secara mandiri, dapat dipersonalisasi, dan memungkinkan untuk melakukan skrining kardiopulmonari dan penyakit lainnya. Hal ini merevolusi pengelolaan layanan kesehatan di masa depan,” ujarnya.
Primaya Hospital Tangerang akan menjadi yang pertama kali menggunakan HFM untuk pasien-pasien gagal jantung.
Ahli Jantung dari Primaya Hospital Rony M Santoso, yang juga terlibat dalam pengembangan HFM dengan SPACE Singapore mengatakan, lebih dari 100 pasien-pasien gagal jantung telah menggunakan HFM untuk memantau kondisi penyakitnya di rumah.
Baca juga : Airway Dentistry Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Lebih Komprehensif
Ia menegaskan, penggunaan HFM bermanfaat bagi pasien untuk memantau kondisinya secara berkala, dan sewaktu ada kekhawatiran terkait kondisinya dan alat tersebut akan memberikan notifikasi kepada dokter yang merawatnya ketika dibutuhkan.
“Hal tersebut akan menenangkan pasien setelah mereka pulang dari rumah sakit dan saat dalam kondisi sendiri di rumah maupun saat dalam perjalanan. HFM juga bermanfaat untuk para dokter karena mereka diberikan data-data mengenai keluhan pasiennya, yang bertujuan bukan hanya untuk intervensi sesaat namun juga manajemen penyakit dengan lebih efektif, dimana pada saat ini masih sulit dilakukan,” katanya.
CEO Primaya Hospital Group Leona A Karnali mengatakan, layanan Jantung dan Pembuluh Darah merupakan salah satu layanan unggulan Primaya Hospital Group,
Baca juga : KeyReply Terapkan Kecerdasan Buatan untuk Interaksi Pasien di RS Krakatau Medika
Primaya Hospital melayani 1.000 tindakan terkait hal itu setiap bulannya. Oleh sebab itu, Primaya Hospital terus mengembangkan teknologi dan peralatan medis untuk membantu para dokter spesialis mengembangkan keahliannya ke prosedur dan layanan yang lebih unggul.
“Kami melayani berbagai tindakan menggunakan teknologi advanced seperti Optical Coherence Tomography (OCT) yang berguna untuk melihat kondisi arteri koroner secara 3D dan real time dan Rotablator yang digunakan untuk mengikis plak yang mengeras pada pembuluh darah, PCI (Percutaneous Coronary Intervention) Kompleks dengan Cath Lab berbasis teknologi Artificial Intelligence, tindakan PCI dengan IVUS (intravascular Ultrasound) yang merupakan perangkat pemeriksaan jaringan lunak menggunakan gelombang suara, Renal Denervasi, Ablasi untuk Aritmia, hingga bedah jantung atau Coronary Artery Bypass Graft (CABG),” ujar Leona.
Ia menambahkan, layanan tersebut didukung oleh tenaga medis profesional dan berpengalaman, dokter ssesialis yang lengkap, teknologi yang mumpuni, fasilitas yang bersih, serta pelayanan yang aman, ramah, dan cepat.
Baca juga : Alat Tes Covid-19 GeNose Tersedia di Berbagai Rumah Sakit di Jogja
“Semoga dengan hadirnya Heart Failure Monitor di Indonesia dapat menjadi solusi bagi masyrakat khususnya pasien gagal jantung, dan dapat membantu pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat,” pungkasnya. (Z-5)
Terkini Lainnya
Suami Bakar Istri di Tangerang Ditangani Polsek Cipondoh
Para Profesor Medis di Tiga Rumah Sakit Afiliasi Universitas Korea Umumkan Mogok Kerja Tak Terbatas
Prabowo Apresiasi Tim Medis yang Operasi Kaki Kirinya
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Ibu dan Bayi Meninggal di Indekos Diduga Korban Pembunuhan
Infeksi Paru, Jemaah Haji asal Aceh Nasrun Meninggal di Mekah
Nongsa Digital Park Yakin Capai Target Investasi Rp40 Triliun
Teknologi Blockchain Tawarkan Transparansi dan Keamanan
Dibanderol Rp3.9 jutaan, Ini Spesifikasi OPPO A3 Pro 5G
Fokus pada Pengembangan Kecerdasan Buatan sebagai Bentuk Inovasi
Kinerja Sektor Publik Bakal Terdongkrak Jika Terapkan Teknologi AI
Peneliti Kembangkan Komputer yang Mampu Pahami Emosi Manusia
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap