visitaaponce.com

23 Lukisan Karya Terbaru Evi Pangestu Dipamerkan Di Galeri Kala Karya Jakarta

23 Lukisan Karya Terbaru Evi Pangestu Dipamerkan Di Galeri Kala Karya Jakarta
Karya seniman Evi Pangestu pada pameran yang berlangsung di Galer Kala Karya(Dok. Pribadi)

SENIMAN muda Indonesia Evi Pangestu menampilkan karya terbarunya bertajuk “To Be Square With” dalam pameran di Galeri Kala Karya, M Bloc, Jakarta Selatan hingga 1 September mendatang.

Karya itu mengeksplorasi pengalaman spasial dan keterlibatan fisik langsung antara pengunjung dan lukisannya. Karya ini mempunyai arti yang sangat mendalam dengan menghadirkan suatu instalasi spesifik situs imersif yang terdiri dari 23 lukisan. 

Meskipun lukisan yang dimaksud bukanlah lukisan konvensional dengan guratan cat di dalamnya, namun karya lukisan ini membuat pengunjung dapat berinteraksi dengan setiap lukisan yang disuguhkan di pameran ini. 

Baca juga : Gabungan Seniman Indonesia Gelar Bandung Street Fashion

Ini merupakan sebuah karya genuine yang terbuat dari kain sifon pada setiap bingkainya yang menggantikan kanvas tradisional pada umumnya. Kain tipis transparan tersebut dipasang untuk memamerkan bingkai-bingkai lukisan yang ada dan memungkinkan pengunjung mengidentifikasi persilangan dan persimpangan antara struktur-struktur pendukung pada karya lukisan ini.  

Jarak antara bingkai diposisikan dengan hati-hati untuk meningkatkan interaksi. Bingkai-bingkai ini sangat penting dalam menawarkan nuansa secara fisik dan nyata bagi yang melihatnya secara langsung.

Baca juga : Budayawan Senior Sepakat dengan Anies Baswedan soal Kebudayaan

Evi Pangestu mengungkapkan, karya terbarunya berusaha menciptakan eksperimen lewat karyanya untuk mengungkap apa yang ada di balik ide lukisan itu sendiri. Kisi-kisi yang direntangkan dari untaian kain sifon dapat dilacak melalui cahaya dan memungkinkan terlihatnya bekas sebuah tanda hubungan, ketegangan, dan terkadang goresan pada setiap elemen di dalam karyanya.

Sebagai contoh dari sebuah lukisannya, Evi mengoleskan lapisan cat kuning neon di atas kain sifon.

“Detail ini menunjukkan bagaimana penggunaan warna dan bentuk persegi mengatur hubungan dan persepsi pengunjung dalam menegosiasikan suatu posisi kontrol di antara semua bentuk persegi panjang yang mengelilingi ruang," jelasnya.

Di dalam ruang pameran karya Evi ini, jumlah pengunjung dibatasi yang masuk dengan harapan dapat berjalan mengelilingi dan menikmati bingkai kayu yang tumpang tindih dari titik awal dan titik akhir yang telah ditentukan. 

“Tujuan saya adalah membuat satu set lukisan yang tidak hanya terhubung dengan ruang yang ditempati tapi juga bagi para pengunjung yang mengalaminya,” tambah Evi.

Evi berkomitmen di setiap karya seninya untuk mengeksplorasi seni lukis sebagai media ekspresi yang membawanya pada pertanyaan mendasar tentang “batasan” dalam kehidupan manusia.

Kain tipis dalam instalasi tersebut memungkinkan kita untuk melihat apa yang ada di sisi bagian dalam atau sisi bagian belakang tanpa harus keluar dari persegi panjang yang berfungsi sebagai pembatas. 

“Ini membatasi sekaligus membebaskan. Selain itu, alih-alih menjadi rangka tunggal, struktur kayu ditambahkan elemen desain yang menggemakan dan memperkuat komposisi karya, menambahkan rasa gerakan melalui pengaturannya dan mengarahkan audiens tentang cara melihat "lukisan" secara berbeda.” kata Evi.

Evi Pangestu merupakan salah satu seniman muda Indonesia yang kerap menginvestigasi pemberontakan dan kontrol dalam parameter konvensional di setiap karyanya. Karya-karyanya menembus batas yang berasal dari grid melalui eksperimentasi struktur dan material. 

Evi Pangestu lulusan dari Program MA Seni Lukis, di Royal College of Art, London (2010), BA dalam jurusan Fine Art di Birmingham School of Art, Birmingham (2017) dan belajar seni lukis di jurusan Fine Art di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta (2015). 

Evi juga aktif terlibat dalam berbagai pameran kelompok dan residensi seniman di Indonesia dan sekitarnya. Seperti ARTJOG 2023; PARADISE AIR Short term residency, Matsuda, Jepang (2023); Positions Part Two di Alma Pearl Gallery, London (2022); MANIFESTO Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2022): juga PADA Studios Residency, Barreiro, Portugal (2020). (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat