visitaaponce.com

Usia Dewasa Produktif Riskan Terkena Demam Berdarah

Usia Dewasa Produktif Riskan Terkena Demam Berdarah
Nyamuk Aedes aegypti menjadi penyebar penyakit dengue yang menyebabkan demam berdarah.(AFP/SHINJI KASAI)

DOKTER spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Dirga Sakti Rame MSc SpPD mengatakan orang dewasa usia produktif banyak yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Kalau lihat data persentase orang dewasa usia produktif meningkat artinya makin banyak orang dewasa kena DBD," ucap Dirga dalam diskusi mengenai penanganan DBD di Jakarta, Minggu (5/11), seperti dilansir dari Antara.

Dirga menjelaskan, usia dewasa produktif lebih sering sudah mengalami penyakit komorbid seperti diabetes, gagal ginjal dan lain-lain. Sehingga jika terkena penyakit dengue bisa lebih berat.

Dokter yang berpraktik RS EMC Pulomasini mengatakan, setiap orang selama hidupnya bisa terkena DBD sebanyak empat kali. Penyakit itu juga tidak pandang bulu dan bisa mengenai anak hingga dewasa.  

Maka itu, Dirga menggencarkan vaksin untuk dewasa mulai dari usia 18-45 tahun. "Untuk vaksin dengue usia 18-45 tahun diwajibkan vaksin sebanyak dua kali, dengan jeda tiga bulan untuk proteksi jangka panjang," kata Dirga.

Dirga mengatakan vaksin bisa diberikan kepada usia dewasa selama dalam kondisi sehat dan tidak sedang sakit akut. Jika memiliki komorbid atau penyakit penyerta, masih bisa melakukan vaksinasi dengan syarat komorbidnya terkontrol.

Baca juga:

Begini Sejarah dan Tema Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN

Kasus Demam Berdarah Berpotensi Meningkat Karena El Nino

"Syaratnya komorbidnya terkontrol dengan minum obat rutin, tidak ada keluhan bermakna, dan konsultasi ke dokter terutama yang punya komorbid, kalau dewasa muda nggak ada komorbid segera vaksin," katanya.

Vaksin digencarkan karena penyakit demam berdarah dengue sampai saat ini tidak ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan. Sehingga pengobatan di rumah sakit yang diberikan adalah terapi suportif sesuai gejala yang dirasakan pasien.

Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan untuk memantau kadar hematokrit dan hemoglobin serta trombosit untuk memprediksi kesembuhan pasien. Jika pasien diperbolehkan pulang, disarankan untuk tetap beristirahat selama 1-2 minggu untuk cegah post dengue fatigue atau kelelahan pasca dengue.

"Kapan pulang bukan hanya berdasarkan trombosit, ada kriteria klinis bisa makan tidak lemas atau tidak, di cek juga parameter laboratorium hematokrit dan hemoglobin, kriteria setiap pasien juga beda-beda," ucap Dirga.

Ia pun berharap ke depan inovasi penelitian bisa memperluas jangkauan vaksinasi DBD untuk usia lanjut agar semakin menekan angka kasus dan kematian akibat DBD. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat