Usia Dewasa Produktif Riskan Terkena Demam Berdarah
![Usia Dewasa Produktif Riskan Terkena Demam Berdarah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/4cffbc12c779074e7308801215a87b43.jpg)
DOKTER spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Dirga Sakti Rame MSc SpPD mengatakan orang dewasa usia produktif banyak yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Kalau lihat data persentase orang dewasa usia produktif meningkat artinya makin banyak orang dewasa kena DBD," ucap Dirga dalam diskusi mengenai penanganan DBD di Jakarta, Minggu (5/11), seperti dilansir dari Antara.
Dirga menjelaskan, usia dewasa produktif lebih sering sudah mengalami penyakit komorbid seperti diabetes, gagal ginjal dan lain-lain. Sehingga jika terkena penyakit dengue bisa lebih berat.
Dokter yang berpraktik RS EMC Pulomasini mengatakan, setiap orang selama hidupnya bisa terkena DBD sebanyak empat kali. Penyakit itu juga tidak pandang bulu dan bisa mengenai anak hingga dewasa.
Maka itu, Dirga menggencarkan vaksin untuk dewasa mulai dari usia 18-45 tahun. "Untuk vaksin dengue usia 18-45 tahun diwajibkan vaksin sebanyak dua kali, dengan jeda tiga bulan untuk proteksi jangka panjang," kata Dirga.
Dirga mengatakan vaksin bisa diberikan kepada usia dewasa selama dalam kondisi sehat dan tidak sedang sakit akut. Jika memiliki komorbid atau penyakit penyerta, masih bisa melakukan vaksinasi dengan syarat komorbidnya terkontrol.
Baca juga:
> Begini Sejarah dan Tema Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN
> Kasus Demam Berdarah Berpotensi Meningkat Karena El Nino
"Syaratnya komorbidnya terkontrol dengan minum obat rutin, tidak ada keluhan bermakna, dan konsultasi ke dokter terutama yang punya komorbid, kalau dewasa muda nggak ada komorbid segera vaksin," katanya.
Vaksin digencarkan karena penyakit demam berdarah dengue sampai saat ini tidak ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan. Sehingga pengobatan di rumah sakit yang diberikan adalah terapi suportif sesuai gejala yang dirasakan pasien.
Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan untuk memantau kadar hematokrit dan hemoglobin serta trombosit untuk memprediksi kesembuhan pasien. Jika pasien diperbolehkan pulang, disarankan untuk tetap beristirahat selama 1-2 minggu untuk cegah post dengue fatigue atau kelelahan pasca dengue.
"Kapan pulang bukan hanya berdasarkan trombosit, ada kriteria klinis bisa makan tidak lemas atau tidak, di cek juga parameter laboratorium hematokrit dan hemoglobin, kriteria setiap pasien juga beda-beda," ucap Dirga.
Ia pun berharap ke depan inovasi penelitian bisa memperluas jangkauan vaksinasi DBD untuk usia lanjut agar semakin menekan angka kasus dan kematian akibat DBD. (Z-6)
Terkini Lainnya
Menaker Ida Ajak Semua Pihak Respons Bonus Demografi
Puncak Bonus Demografi Indonesia Terjadi pada 2020
Wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan Generasi Sehat Cerdas
Pengertian Bonus Demografi serta Dampak Positif dan Negatif
Perlu Waspada, Gejala Demensia Mulai Menyerang Usia Produktif
Inilah Rahasia Kakek Berusia 75 Tahun yang Masih Aktif dan Produktif
11 Manfaat Daun Jarak bagi Kesehatan Tubuh
Kadar Bromat Jangan Melebihi Ambang Batas
Ramalan Zodiak Cancer Hari ini: Jujur dan Jadilah Diri Sendiri
Hippindo Tolak Pasal Tembakau dalam RPP Kesehatan
11 Manfaat Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh
Avrist Assurance Gelar health Talk Hadirkan Komika Ridwan Remin dan Pukovisa Prawiroharjo
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap