visitaaponce.com

Pencegahan Orang Sakit jadi Konsep Kesehatan yang Benar

Pencegahan Orang Sakit jadi Konsep Kesehatan yang Benar
Menkes mengatakan konsep kesehatan yang benar adalah menjaga orang tetap sehat, bukan mengobati orang yang sakit.(Antara)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan konsep kesehatan yang benar adalah menjaga orang tetap sehat, bukan mengobati orang yang sakit.

"Yang menarik buat saya adalah to promote healthy life and well being tidak ada kata-kata to cure people. Menjaga orang tetap sehat dan sejahtera, jadi tidak ada kata-kata mengobati orang sakit," kata Budi dalam keterangannya, Senin (13/11).

Sebelumnya anggaran di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 80% digunakan untuk mengobati orang sakit, dokter spesialis, ngurusin rumah sakit, alat-alat kesehatan, obat-obatan, bukan ngurusin orang sehat. Ia mengaku merasa ada yang salah mengenai konsep kesehatan, konsep kesehatan yang benar adalah menjaga kesehatan masyarakat.

Baca juga: 3 Jenis Obat Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Kini Diproduksi di Dalam Negeri

Pada transformasi layanan primer, Menkes Budi melakukan revitalisasi Puskesmas, Posyandu, dan Puskesmas pembantu (Pustu). Hal ini sudah masuk ke undang-undang kesehatan.

"Itu sebabnya di undang-undang yang baru kita bikinnya revitalisasi layanan Primer. Itu gak berhenti di 10 ribu puskesmas tingkat kecamatan dan kelurahan. Kita ada 34 provinsi, 514 kabupaten/kota. Kita mau turunin 85 ribu puskesmas pembantu di level desa dan 300 ribu di level dusun," ujar dia.

Baca juga: Menkes: Kanker Berpeluang 90% Sembuh jika Diketahui Sejak Dini

Promotif promotif juga dilakukan kepada anak usia muda. Melalui sekolah dimasukkan ke kurikulum. "Kita sudah ada 60 kurikulum kesehatan masuk ke pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA," ucapnya.

Budi menilai edukasi promosi kesehatan yang paling baik dilakukan sedini mungkin dan ini mulai tahun depan akan masuk kurikulum resmi. Dalam kurikulum terdapat informasi-informasi penyakit termasuk cara pencegahannya. Upaya ini tidak mungkin berhasil jika dilakukan secara eksklusif.

"Yang namanya promosi kesehatan itu sifatnya inklusif bukan eksklusif harus dilakukan jadi gerakan," pungkasnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat