Pencegahan Orang Sakit jadi Konsep Kesehatan yang Benar
![Pencegahan Orang Sakit jadi Konsep Kesehatan yang Benar](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/d6be972d99e5227a8403ebf8eda5b48d.jpg)
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan konsep kesehatan yang benar adalah menjaga orang tetap sehat, bukan mengobati orang yang sakit.
"Yang menarik buat saya adalah to promote healthy life and well being tidak ada kata-kata to cure people. Menjaga orang tetap sehat dan sejahtera, jadi tidak ada kata-kata mengobati orang sakit," kata Budi dalam keterangannya, Senin (13/11).
Sebelumnya anggaran di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 80% digunakan untuk mengobati orang sakit, dokter spesialis, ngurusin rumah sakit, alat-alat kesehatan, obat-obatan, bukan ngurusin orang sehat. Ia mengaku merasa ada yang salah mengenai konsep kesehatan, konsep kesehatan yang benar adalah menjaga kesehatan masyarakat.
Baca juga: 3 Jenis Obat Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Kini Diproduksi di Dalam Negeri
Pada transformasi layanan primer, Menkes Budi melakukan revitalisasi Puskesmas, Posyandu, dan Puskesmas pembantu (Pustu). Hal ini sudah masuk ke undang-undang kesehatan.
"Itu sebabnya di undang-undang yang baru kita bikinnya revitalisasi layanan Primer. Itu gak berhenti di 10 ribu puskesmas tingkat kecamatan dan kelurahan. Kita ada 34 provinsi, 514 kabupaten/kota. Kita mau turunin 85 ribu puskesmas pembantu di level desa dan 300 ribu di level dusun," ujar dia.
Baca juga: Menkes: Kanker Berpeluang 90% Sembuh jika Diketahui Sejak Dini
Promotif promotif juga dilakukan kepada anak usia muda. Melalui sekolah dimasukkan ke kurikulum. "Kita sudah ada 60 kurikulum kesehatan masuk ke pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA," ucapnya.
Budi menilai edukasi promosi kesehatan yang paling baik dilakukan sedini mungkin dan ini mulai tahun depan akan masuk kurikulum resmi. Dalam kurikulum terdapat informasi-informasi penyakit termasuk cara pencegahannya. Upaya ini tidak mungkin berhasil jika dilakukan secara eksklusif.
"Yang namanya promosi kesehatan itu sifatnya inklusif bukan eksklusif harus dilakukan jadi gerakan," pungkasnya. (Z-3)
Terkini Lainnya
Tenda Pengungsi WNA di Kuningan Ganggu Estetika, Heru Budi Akan Datangi UNHCR
Menyelami Sepak Terjang Pak Menkes
Peningkatan Kualitas untuk Tingkatkan Ketahanan Keluarga dan Menurunkan Stunting
Apakah Dokter Asing merupakan Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan?
514 Daerah Diharap Bisa Beri Layanan Dasar Penyakit Stroke, Jantung, Kanker, dan Ginjal
Ini Cara Pemerintah Cetak Banyak Dokter Spesialis
5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi
Donor Darah Berikan Sejumlah Manfaat Kesehatan
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
8 Manfaat Buah Sawo Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap