visitaaponce.com

KPAI Minta Ciptakan Kampanye Pilpres Ramah Anak

KPAI Minta Ciptakan Kampanye Pilpres Ramah Anak
Ilustrasi anak-anak(Freepik )

KAMPANYE Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres 2024) dimulai besok (28/11), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta penyelenggaraan pemilu dan pilpres dapat berjalan dengan ramah anak dan tidak mengabaikan hak anak.

"Dialog kebijakkan partai bertujuan untuk memastikan terjadinya pengarusutamaan sang anak di dalam proses maupun hasil pemilu 2024 nanti. KPAI selain berkoordinasi dengan peserta pemilu, hari ini berkoordinasi dengan tim pemenangan dari tiap paslon," kata Komisioner KPAI Sylvana Maria di Kantor KPAI, Senin (2/110).

KPAI berharap agar dari tim setiap paslon memastikan terjadinya pengarusutamaan hak anak, baik selama proses pemilu dan sesudah hasil pengumuman pemilu. Tetapi juga hasil pemilu yang terwujud dalam visi misi para calon presiden maupun calon wakil presiden.

Baca juga: 2 Ormas Desak RPP Kesehatan Disahkan untuk Lindungi Anak dari Rokok

Jika ada pelanggaran maka bisa dilaporkan kepada Bawaslu atau pun Panwaslu di daerah-daerah jika itu benar mengabaikan hak anak.

"KPAI sendiri sudah menyatakan bahwa terjadi pelanggaran silahkan dilaporkan kepada Bawaslu dan Panwaslu daerah. Dengan harapan akan ditindaklanjuti sesuai dengan regulasi kebijakan yang ada," ucapnya.

Baca juga: Bawaslu: Masa Tenang adalah Masa Paling Tidak Tenang

Di kesempatan yang sama, Juru bicara Timnas AMIN, Michael Sinaga menjelaskan pihaknya sudah melakukan banyak diskusi-diskusi konstruktif dan saran dari pihak KPAI agar tidak mengabaikan hak anak selama penyelenggaraan masa kampanye nanti.

"Kami berkomitmen dalam kampanye kami tidak akan mengeksploitasi anak-anak. Kalau memang ada kecolongan atau pelanggaran bahwa ada anak anak disitu, ya kami akan perbaiki lagi di tim Amin. Supaya ke depannya tidak terjadi hal yang sama, bahwa ada anak-anak yang ikut kampanye dan memberikan fasilitas-fasilitas untuk hal tersebut," ujarnya.

Sementara itu Wakil Sekretaris Tamu Hukum dan Advokasi Prabowo-Gibran, Francine Widjoyo terkait ujaran kebencian yang sering dialami, salah satu yang ditekankan di dalam pihaknya adalah jalankan politik dengan riang gembira, santun dan 'santuy'.

"Tidak ada fitnah tidak ada hoaks dan kalau misalnya kami misalnya diserang dengan fitnah atau hoaks tidak perlu dibalas, tidak perlu mencaci maki, apalagi kalau sampai ikut menyebarkan, itu tidak boleh ada fitnah apapun disitu," ungkapnya.

Ia berharap akan menjadi sebuah budaya politik baru dimana berpolitik harus akur tidak bermusuhan karena tujuan semua sama yakni membangun Indonesia yang lebih maju siapapun pemimpinnya nanti. (Iam/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat