visitaaponce.com

Pendaftaran Panggung Talenta untuk Penyandang Disabilitas Mulai Besok

Pendaftaran Panggung Talenta untuk Penyandang Disabilitas Mulai Besok
Pendaftaran Panggung Talenta untuk penyandang disabilitas mulai Senin (4/12).(Dokpri.)

SETIAP 3 Desember, dunia memperingati Hari Disabilitas (International Days of Disabled Person). Peringatan tahunan Hari Penyandang Disabilitas Internasional dicanangkan pada 1992 oleh Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) melalui Resolusi 47/3. Peringatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran tentang manfaat yang dapat diperoleh dari integrasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi. 

Penyandang disabilitas ialah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lain berdasarkan kesamaan hak. Data terkini bahkan menyatakan disabilitas meninggal 20 tahun lebih awal dari orang lain yang tidak disabilitas. Mereka juga memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit seperti depresi, asma, diabetes, stroke, obesitas, dan kesehatan mulut yang buruk. 

Dengan mengusung Tema 2023 United in action to rescue and achieve the SDGs for, with and by persons with disabilities atau Bersatu dalam aksi untuk menyelamatkan dan mencapai SDGs untuk, dengan dan oleh penyandang disabilitas, hari ini dirayakan lewat berbagai kegiatan untuk tetap menjadikan bahwa sahabat disabillitas punya kesempatan dan kebebasan yang sama. Lions Club International yang sudah memberikan pelayanan selama 106 tahun dan 54 tahun pelayanan di Indonesia memikirkan nasib para kaum disabilitas dalam meneruskan hidup secara mandiri terutama tuntutan lapangan pekerjaan dan kewirausahaan dalam persaingan global. 

Baca juga: Kemenkop UKM dan PTI Perkuat Komitmen Bangun Inkubator Bisnis untuk Disabilitas

Hal itu diwujudkan dengan kehadiran Panggung Talenta 2023 merupakan panggung ajaib dalam mempersembahkan keindahan dan keberanian bakat luar biasa para penyandang disabilitas. Pembuktian bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang dalam mewujudkan mimpi dan prestasi, mulai dari seni pertunjukan musik, tari, hingga puluhan kreativitas seni. 

Ketua penyelenggara Febi Syarif Rudy menyampaikan kegiatan ini merupakan sekuel kedua setelah tahun sebelumnya berhasil melahirkan bintang panggung yang memiliki keunikan dan kini merambah menjadi pekerja seni profesional. Tahun ini pendaftaran dibuka mulai 4 Desember di seluruh Indonesia dengan syarat usia 13-50 tahun. Pendaftaran dilakukan melalui pengiriman video yang akan diseleksi dalam berbagai tahapan. Tahap pertama hanya dipilih untuk 60 peserta terbaik dan tahap kedua 12 peserta pilihan akan mengikuti proses karantina selama 30 hari sampai menemukan 3 terbaik yang akan masuk ke grand final.

Baca juga: Negara Harus Hadir Tingkatkan Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas

Gubernur Lions Club Distrik 307A1 Peter C Djajadi menyatakan kepedulian kepada para kaum difabel ini sebagai bentuk perhatian ketimpangan kesehatan yang dialami mereka. Penyandang disabilitas merupakan pengingat bagi semua pihak bahwa mereka juga memiliki hak sama dalam mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan. Penyandang disabilitas perlu memperoleh partisipasi dan pemberdayaan yang sama. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 memperlihatkan jumlah penduduk penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 22,5 juta. Jumlah tersebut meningkat dari 2021 yang sebanyak 16,5 juta orang. Artinya, harus lebih banyak peluang di segala lini untuk para sahabat disabilitas. 

Acara itu dibuka oleh sambutan langsung dari Sandiaga S. Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga Kementerian Sosial sebagai mitra strategis Panggung Talenta. Ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak hanya hadir tetapi bekerja sama lintas sektoral dengan organisasi seperti Lions Club dalam pengabdian kepada masyarakat. Dalam beberapa kasus, difabel perempuan dan anak serta difabel psikososial masih harus berjuang di tengah berlapis-lapisnya kerentanan. Belum lagi stigma dan institusionalisasi serta minimnya ruang dalam struktur kebijakan yang ada. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat