visitaaponce.com

Unversitas Prasetiya Mulya Ajak Lulusannya Manfaatkan Artificial Intelligence

Unversitas Prasetiya Mulya Ajak Lulusannya Manfaatkan Artificial Intelligence
Acara wisuda Universitas Prasetiya Mulya di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (7/12).(Ist)

TERCIPTANYA hubungan kemitraan manusia dengan mesin kecerdasan buatan (AI) seakan menjadi penanda yang membuka babak baru perkembangan zaman. Bahkan, kemitraan ini dipercaya mampu membawa manusia untuk melampaui kemampuannya saat ini.

Memahami hal tersebut, Universitas Prasetiya Mulya mengajak para lulusannya untuk memasuki babak baru era kolaborasi manusia dengan mesin kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Para lulusan juga diminta memanfaatkan AI sebagai mitra dalam meraih masa depan gemilang.

Baca juga: Universitas Prasetiya Mulya Beri STEM Award 2023 untuk Tujuh Lulusan Terbaik

Pernyataan tersebut disampaikan saat acara wisuda Universitas Prasetiya Mulya bertema “Into the Age of Human-Machine Companionship” yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Kamis (7/12).

Edwin Soeryadjaya selaku Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pembina Yayasan Prasetiya Mulya menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi di sekitar kita, seperti revolusi di bidang science, technology, engineering, dan mathematics atau STEM yang melahirkan sumber energi baru dan terbarukan, seperti genome editing technologies, AI, Quantum Computing dan Blockchain merupakan suatu tanda bahwa dunia terus bergerak maju dengan cepat.

“Meskipun reaksi terhadap teknologi tersebut bisa beragam, kita harus melihatnya sebagai peluang yang tak ternilai," kata Edwin.

"Saya berharap dengan menggabungkan kreativitas dan inovasi, Universitas Prasetiya Mulya kembali menjadi garda depan pembaruan pemikiran di Indonesia. Jika kita terbuka dan siap menerima perubahan ini, maka akan ada ruang bagi kemajuan pribadi dan kolektif. Inilah perubahan yang datangnya dari sumber internal, dari diri kita sendiri,” jelas Edwin.

Baca juga: Gemini AI, Model Kecerdasan Buatan Terbaru dari Google

Noviyanto., S.T., MMSI. selaku Kepala Bagian Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III yang juga hadir pada acara wisuda ini turut menyampaikan pidato sambutannya.

Indonesia telah menetapkan tujuan jangka panjang pada tahun 2045 yaitu menjadi Indonesia Emas saat usia negara ini menginjak usia 100 tahun.

 “Dalam upaya meraih tujuan tersebut, para lulusan harus memiliki keunggulan komparatif agar mampu bersaing di kancah nasional dan internasional," tutur Noviayanto.

"Kemampuan harus dikembangkan tidak hanya dalam bidang akademis namun juga pengembangan kemampuan sosial dan soft skills," jelasnya.

Prof. Stella Christie dari Tsinghua University yang juga merupakan ahli psikologi kognitif kelas dunia berkesempatan menyampaikan pidato ilmiahnya menjelaskan bahwa di era gempuran manusia versus AI dengan revolusi yang dihadirkan.

Ia menegaskan bahwa  ketakutan adalah hal yang perlu kita rasakan, ketakutan disini bukan berarti hal yang tidak baik, justru ketakutan ini menyadarkan akan ada persaingan.

Baca juga: 2023, Hampir 400 Siswa Lulus dari Apple Developer Academy Indonesia

 “Ketakutan itu harus disertai kesadaran, bahwa walaupun sangat membantu ternyata kecerdasan buatan (AI) tidak sepintar yang kita pikirkan," ucapnya.

"Oleh karena itu, kita harus memiliki pedoman yang dapat membuat kita bersaing sukses melalui kemampuan yang tidak dimiliki oleh AI, jika kita hanya memiliki kemampuan yang dimiliki AI maka kita akan tertinggal dan tak dapat bersaing kedepannya,” jelas Prof Stella.

Pada wisuda tahun ini, Universitas Prasetiya Mulya dengan bangga melepas 1.281 lulusan terbaiknya yang berasal dari beberapa program studi seperti School of STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics), School of Law and International Studies, dan School of Business and Economics.

Berbagai prestasi pun berhasil diraih oleh mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya sepanjang tahun 2023, antara lain memenangkan 42 kompetisi nasional dan 8 kompetisi internasional.

Clarissa Christie Harimas, S.T.P. sebagai Woman in STEM Best Graduate 2023 yang juga menerima penghargaan Pharos Award menyampaikan kesan pesannya dalam wisuda tahun ini.

Baca juga: Jaga Keseimbangan Ekosistem, Universitas Prasetiya Mulya Bangun Pocket Forest

“Perjalanan selama empat tahun ini sangat berkesan bagi saya karena saya dapat menghabiskan waktu bersama teman dan dosen yang suportif," jelas Clarissa.

Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya dalam pidato penutupannya menyampaikan bahwa sejatinya menjadi manusia adalah pelajaran abadi.

"Di era AI kita harus mampu bersaing karena kita adalah manusia yang tangguh sejak ratusan tahun lalu dengan otak yang memiliki kemampuan luar biasa," katanya.

 “Oleh karena itu, jadilah duta-duta perubahan gaya hidup, jadilah duta-duta pembebasan diri dari belenggu naluri infernal. Selamat jalan dan sukses gemilang menanti untuk alumni Universitas Prasetiya Mulya yang saya cintai,” tutup Prof. Djisman. (RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat