visitaaponce.com

Di Forum COP-28, Budy Sugandi Soroti Pentingnya Literasi Iklim di Sekolah

Di Forum COP-28, Budy Sugandi Soroti Pentingnya Literasi Iklim di Sekolah
Budy Sugandi, Ketua Umum Indonesian Council of Youth Development (ICYD) berbicara di COP-28 Dubai.(Istimewa)

KTT Iklim COP-28 yang diadakan di Dubai, UEA berakhir pada 12 Desember 2023 lalu. Budy Sugandi selaku Ketua Umum Indonesian Council of Youth Development (ICYD) menjadi salah satu wakil pemuda Indonesia yang berbicara di forum tersebut.

Selain berbicara di Paviliun Indonesia, Budy juga mengikuti dialog dan konferensi yang dihadiri oleh ratusan perwakilan pemuda dari berbagai negara. 

Dalam kesempatan itu, Budy menyampaikan materi bertema Youth Actions on Climate: Creating a Better Future, dan menyoroti masih minimnya literasi perubahan iklim di sekolah.

Baca juga : COP-28 Berakhir, Negara Maju Mangkir 

"Kurikulum Pendidikan sekolah mulai dari level SD hingga SMA perlu ditekankan pada pengetahuan dan praktik terkait perubahan iklim sehingga muncul awareness dan kualitas manusia yang peduli dengan lingkungan di bumi ini," kata Budy, dalam pernyataannya Kamis (14/12). 

Konferensi COP-28 merupakan forum perubahan iklim terbesar di dunia. Pertemuan tersebut dihadiri banyak pemimpin negara, puluhan ribu aktivis, pengusaha, pengamat, dan media. 

 

Baca juga : Alot, Pengambilan Keputusan COP28 Molor

Global stocktake sebagai katalis

Konferensi COP-28 Dubai Uni Emirat Arab mengangkat tema United, Act, Deliver. Budy menyampaikan, negara-negara di dunia, termasuk negara berkembang menyepakati global stocktake (inventarisasi global) sebagai katalis percepatan penanganan perubahan iklim. 

Salah satu pembahasan terkait global stocktake ini diharapkan bisa semakin memacu setiap negara untuk kembali berada di jalur yang tepat dalam mengatasi krisis iklim. 

"Global stocktake harus menjadi katalis untuk ambisi yang lebih besar dalam mencapai tujuan Paris Agreement 2015, yakni mencapai upaya dalam membatasi perubahan temperatur hingga setidaknya 1,5 derajat celsius dari angka sebelum revolusi industri," kata Budy. 

Baca juga : Menteri LHK: COP28 Jadi Titik Balik Akselerasi Penanganan Krisis Iklim

Menurutnya, ambisi tersebut harus dibuat oleh setiap negara dalam revisi rencana aksi iklim nasional (nationally determined contributions/NDC) pada tahun 2025.

"Penyelenggaraan COP-28 sangat penting. Karena diselenggarakan pada tahun ketujuh setelah Paris Agreement 2015 ditetapkan," cetus Budy. 

Di sisi lain, COP28 ini juga diselenggarakan tujuh tahun sebelum target Persetujuan Paris 2015 berakhir pada 2030.

Baca juga : Kepentingan Negara Minyak bakal Kuasai KTT Iklim COP28 di Dubai

"Jadi, COP28 disebut sebagai COP yang penting karena berada pada critical years of the critical decade," imbuhnya.

 

Pemuda paling terdampak iklim

Budi menyampaikan, generasi muda harus memelajari berbagai isu tentang perubahan iklim karena mereka salah satu kelompok yang paling merasakan dampaknya. Oleh karena itu, generasi muda wajib membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan tentang krisis iklim.

Dengan membekali diri dengan pengetahuan ini, generasi muda sebagai pemimpin masa depan dapat mengetahui penyebab, solusi, hingga cara mencegah terjadinya krisis iklim.

Baca juga : Jelang COP-28 Dubai, KLHK Gelar ICCEF Persiapkan Delegasi Indonesia

Setelah memahami dan menguasai isu krisis iklim, harapannya generasi muda dapat melakukan aksi nyata untuk menyelamatkan Bumi sekaligus kampanye mengajak masyarakat lainnya melalui media sosial seperti Instagram dan tiktok. 

Dan juga bersama komunitas melakukan gerakan aksi seperti pembersihan sungai, menanam pohon “1 orang 1 pohon” hingga membuat startup untuk mendaur ulang sampah menjadi barang yang bisa digunakan seperti Sepatu, tas dan asesoris. 

Di Indonesia ada startup yang sudah melakukan itu diantaranya Mall Sampah, Inocycle Technology, Pijak Bumi, dan lain-lain. Sebab, aksi tersebut akan lebih besar dampaknya apabila bisa dilakukan secara massif bersama-sama, dengan kaum muda sebagai penggeraknya.

“Mari kita jaga generasi muda. Jika kita gagal merawat anak muda hari ini, maka kita akan kehilangan masa depan,” pungkas Budy. (RO/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat