visitaaponce.com

Indonesia Dorong Negara Pesisir Samudera Hindia Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami

Indonesia Dorong Negara Pesisir Samudera Hindia Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami
kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati(Dok BMKG)

KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati menyebut negara-negara pesisir Samudra Hindia harus terus meningkatkan dan memperkuat Sistem Mitigasi dan Peringatan Dini Tsunami. Menurutnya, hal tersebut sangat penting guna mereduksi risiko bencana tsunami, utamanya dalam meminimalisir jumlah korban. 

Dwikorita menyebut bahwa Samudra Hindia merupakan salah satu wilayah di dunia yang sangat rawan terhadap tsunami. Samudra Hindia terdiri dari dua zona subduksi yang dapat menyebabkan tsunami di seluruh samudra. 

“Ancaman tersebut harus diantisipasi dengan membangun kapasitas seluruh negara anggota agar dapat merespon peringatan dini tsunami secara cepat, tepat, dan akurat,” ungkap Dwikorita dalam kegiatan Steering Group Meeting inter-governmental Coordination Group on Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS) yang dilaksanakan di Hyderabad, India, selama 5 hingga 7 Februari. 

Baca juga : Dampak Siklon Tropis Anggrek dan Bibit Siklon ke Indonesia

Peringatan Dini Tsunami secara cepat, tepat dan akurat dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat, serta peningkatan keterjangkauan informasi kepada masyarakat.  Salah satu cara untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman tsunami, tambah dia, yakni dengan membentuk Tsunami Ready Community yakni program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami berbasis pada 12 indikator aspek penilaian potensi bahaya, kesiapsiagaan, dan respon yang telah ditetapkan UNESCO-IOC

"Saat ini telah terdapat 12 Komunitas Tsunami Ready di Samudra Hindia yang diakui Unesco, dimana 10 diantaranya merupakan Komunitas Tsunami Ready dari Indonesia, dan 2 komunitas lainnya dari India. Saya berharap jumlahnya akan semakin bertambah dari negara-negara lain," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwikorita juga menyampaikan bahwa ICG/IOTWMS yang dipimpinnya, secara aktif memberikan pendampingan kepada seluruh negara yang memiliki potensi tsunami di Samudra Hindia untuk membangun dan meningkatkan Sistem Peringatan Dini dan Mitigasi Tsunami di negaranya. Oman, Seychelles dan Timor Leste adalah contoh dari negara yang mendapatkan dampingan penguatan kapasitas melalui Training Tsunami Ready.

Baca juga : Kepulauan Mentawai Diguncang Gempa M5,2, tidak Potensi Tsunami

Peristiwa Tsunami Aceh, Tsunami Palu serta Tsunami Selat Sunda, lanjut Dwikorita, menunjukkan bahwa selain membangun sistem peringatan dini yang cepat, tepat, dan akurat, juga dibutuhkan kesiapan masyarakat dalam merespon peringatan dini tersebut. Maka dari itu, BMKG terus gencar mengkampanyekan “Early Warning, Early Action” guna semakin meminimalisir risiko yang mungkin ditimbulkan. 

Dalam Steering Group Meeting tersebut, yang diselenggarakan di Indian National Centre for Ocean Information Services (INCOIS), dibahas berbagai  Progress capaian dan rencana aksi untuk memperkuat Sistem Mitigasi dan Peringatan Dini Tsunami di Samudra Hindia.

Sejalan dengan mandat Sekjen PBB bahwa 100% komunitas rawan Tsunami harus siap dan diperkuat dengan Peringatan Dini yang handal, beberapa isu dan tantangan dibahas dalam pertemuan ini.

Baca juga : Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Banten, Getaran Terasa sampai Bandung

Diantaranya, perlunya segera dikembangkan  teknologi untuk memberikan Peringatan Dini Tsunami Non-seismik. Saat ini banyak negara di dunia masih belum terlindungi dengan Peringatan Dini Tsunami non seismik, karena memang belum ditemukan teknologi yg mumpuni dan benar-benar sudah teruji untuk non seismik Tsunami. 

Dengan masih adanya keterbatasan teknologi untuk mitigasi dan peringatan dini Tsunami, kearifan lokal dan kapasitas komunitas masyarakat pantai rawan Tsunami harus terus ditingkatkan dan diperkuat, antara lain melalui Program Tsunami Ready (UNESCO), serta Destana (Desa Siaga Bencana) dan Katana (Keluarga Siaga Bencana)  yg dicanangkan Pemerintah Indonesia (BNPB). 

Selain itu, dibahas pula pentingnya terus digalakkan penguatan Kapasitas negara-negara anggota ICG/IOTWMS, serta penerapan Program dan Aksi Tsunami Ready untuk infrastruktur kritis dan pertukaran data monitoring untuk Peringatan Dini. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat