Fenomena Equinox Kembali Terjadi di Indonesia 21 Maret 2024, Apa Penyebabnya
![Fenomena Equinox Kembali Terjadi di Indonesia 21 Maret 2024, Apa Penyebabnya?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/a72997ec13d77ee9916e8d7a2482e03b.png)
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa fenomena Equinox atau hari tanpa bayangan akan kembali terjadi di Indonesia. Meskipun suhu panas kemungkinan akan meningkat, BMKG menekankan pentingnya untuk tetap tenang dalam menghadapinya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa equinox adalah saat titik subsolar suatu planet melewati ekuatornya.
"Ini adalah peristiwa ketika matahari tampak bergerak melintasi garis khatulistiwa dan terjadi secara berkala dua kali setiap tahun," katanya.
Baca juga : Perubahan Cuaca Ekstrem Terkait Dengan Fenomena Equinox: Apa Arti dan Dampaknya?
Tahun ini, equinox akan terjadi dua kali di Indonesia yakni, 21 Maret 2024 dan 23 September 2024.
Menurut BMKG, pada saat fenomena ini terjadi, matahari dan bumi berada pada jarak terdekat dengan garis ekuator, sehingga wilayah di sekitarnya akan menerima paparan sinar matahari yang maksimum. Meskipun demikian, BMKG menyatakan bahwa fenomena ini tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu udara yang signifikan atau ekstrem.
Guswanto menjelaskan bahwa di Indonesia, dampak dari equinox adalah terbentuknya Daerah Konvergensi Antar Tropik, di mana suhu panas di daerah tersebut lebih tinggi daripada di daerah sekitarnya, yang kadang-kadang disebut sebagai equator thermal. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan awan hujan.
BMKG menegaskan bahwa equinox bukanlah fenomena seperti gelombang panas atau heat wave yang terjadi di Eropa, Afrika, dan Amerika, di mana terjadi peningkatan suhu udara ekstrim yang berlangsung dalam waktu yang lama. BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir tentang dampak equinox karena secara umum suhu maksimumnya masih dalam kisaran normal, yaitu antara 30-36 derajat Celsius, dan kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab.
Berdasarkan laporan terbaru BMKG hingga tanggal 19 Maret 2024, suhu tertinggi tercatat di Deli Serdang, Sumatra Utara, mencapai 33,6 derajat Celsius. Daerah dengan suhu tertinggi ini dapat berubah setiap hari. BMKG juga mengingatkan bahwa suhu panas dapat menyebabkan pembentukan awan hujan, oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca, meningkatkan daya tahan tubuh, dan menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan. (Z-10)
Terkini Lainnya
7 Fenomena Astronomi Ini Bisa Dilihat di Langit Indonesia sepanjang Juli 2024
Fenomena La Nina, Sejumlah Wilayah Alami Intensitas Curah Hujan Tinggi
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Ini Penjelasan Pakar Geofisika Universitas Brawijaya Tentang Fenomena Suhu Panas
BMKG Sebut Fenomena Suhu Panas di Makassar Biasa Terjadi Jelang Musim Kemarau
Fenomena Aurora Borealis di Langit Eropa, Apa Bedanya dengan Aurora Australis?
Hari Tanpa Bayangan 2023 daerah Jakarta dan Sekitarnya
Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Catat Tanggalnya!
Sepekan Hari Tanpa Bayangan di Pulau Jawa, Ini Daerahnya
8 September, Banda Aceh akan Alami Fenomena Hari tanpa Bayangan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap