visitaaponce.com

Upaya Pencegahan Tb di Masyarakat belum Optimal

Upaya Pencegahan Tb di Masyarakat belum Optimal
Dokter memeriksa pasien penyakit Tuberkulosis (Tb).(ANTARA/ARIF FIRMANSYAH)

UPAYA pencegahan kasus tuberkulosis (Tb) di masyarakat dinilai masih tidak optimal. Hingga kini masih banyak masyarakat yang belum teredukasi terkait Terapi Pencegahan Tb (TPT) dan upaya lainnya.

"Baru saat ini saja baru 35.006 kontak serumah menerima yang mengonsumsi TPT atau baru 2,6% dari target 58%," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi dalam konferensi pers secara daring, Jumat (22/3).

Target TPT sejauh ini baru sekitar 35.006 kontak serumah yang terbanyak di Jawa Timur sekitar 7.954, Banten 5.406, Jawa Barat 4.541, Jawa Tengah 4.220 dan Jakarta 3.550.

Baca juga : Indonesia Bagikan Praktik Baik Penanggulangan TB di Kancah Global

Imran mengatakan untuk pemberian TPT kepada masyarakat perlu edukasi dan pelatihan tenaga kesehatan. Selain itu masyarakat juga diminta membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat karena Tb merupakan penyakit yang sangat mempengaruhi oleh kelembapan.

Jadi ketika rumah atau tempat kerja memiliki ventilasi yang kurang, pencahayaan yang kurang, dan lembab ketika ada pasien Tb maka kumannya bisa mengendap berbulan-bulan dan bisa menularkan kepada orang lain.

"Oleh karena itu perlu adanya dukungan lintas sektor dalam pencegahan fakta risiko Tb dan menyediakan obat TPT dan bahan untuk TST (Tuberkukin)," ujarnya.

Baca juga : Durasi Panjang dan Mahal Pengobatan Pasien Tb Bisa Sebabkan Keluarga Jatuh Miskin

Selain itu upaya kontak tracing atau penemuan kasus baru juga masih rendah yakni sekitar 32%. Upaya investigasi kontak tracing terbesar adari Bali 76%; Jawa Timur 57%; Kalimantan Utara 57%; dan Nusa Tenggara Barat 56%. Sementara itu yang terendah ada di Papua yakni hanya 1%.

"Rata-rata nasional masih 32%. Jadi ini kegiatan kontak tracing penemuan kasus baru yang merujuk pada indeks kasusnya," tukasnya.

Diketahui kasus Tb pada orang dewasa cukup tinggi yakni 820.789 kasus yang ditemukan dari estimasi 1,60 juta kasus. Penemuan kasus yang semakin baik maka secara program justru bagus karena pasien akan segera diobati dan tidak sebarkan ke orang lain. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat