Upaya Pencegahan Tb di Masyarakat belum Optimal
![Upaya Pencegahan Tb di Masyarakat belum Optimal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/18096dd251d194ca568bccea874a40ff.jpg)
UPAYA pencegahan kasus tuberkulosis (Tb) di masyarakat dinilai masih tidak optimal. Hingga kini masih banyak masyarakat yang belum teredukasi terkait Terapi Pencegahan Tb (TPT) dan upaya lainnya.
"Baru saat ini saja baru 35.006 kontak serumah menerima yang mengonsumsi TPT atau baru 2,6% dari target 58%," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi dalam konferensi pers secara daring, Jumat (22/3).
Target TPT sejauh ini baru sekitar 35.006 kontak serumah yang terbanyak di Jawa Timur sekitar 7.954, Banten 5.406, Jawa Barat 4.541, Jawa Tengah 4.220 dan Jakarta 3.550.
Baca juga : Indonesia Bagikan Praktik Baik Penanggulangan TB di Kancah Global
Imran mengatakan untuk pemberian TPT kepada masyarakat perlu edukasi dan pelatihan tenaga kesehatan. Selain itu masyarakat juga diminta membiasakan diri untuk hidup bersih dan sehat karena Tb merupakan penyakit yang sangat mempengaruhi oleh kelembapan.
Jadi ketika rumah atau tempat kerja memiliki ventilasi yang kurang, pencahayaan yang kurang, dan lembab ketika ada pasien Tb maka kumannya bisa mengendap berbulan-bulan dan bisa menularkan kepada orang lain.
"Oleh karena itu perlu adanya dukungan lintas sektor dalam pencegahan fakta risiko Tb dan menyediakan obat TPT dan bahan untuk TST (Tuberkukin)," ujarnya.
Baca juga : Durasi Panjang dan Mahal Pengobatan Pasien Tb Bisa Sebabkan Keluarga Jatuh Miskin
Selain itu upaya kontak tracing atau penemuan kasus baru juga masih rendah yakni sekitar 32%. Upaya investigasi kontak tracing terbesar adari Bali 76%; Jawa Timur 57%; Kalimantan Utara 57%; dan Nusa Tenggara Barat 56%. Sementara itu yang terendah ada di Papua yakni hanya 1%.
"Rata-rata nasional masih 32%. Jadi ini kegiatan kontak tracing penemuan kasus baru yang merujuk pada indeks kasusnya," tukasnya.
Diketahui kasus Tb pada orang dewasa cukup tinggi yakni 820.789 kasus yang ditemukan dari estimasi 1,60 juta kasus. Penemuan kasus yang semakin baik maka secara program justru bagus karena pasien akan segera diobati dan tidak sebarkan ke orang lain. (Z-6)
Terkini Lainnya
Seleksi Calon Anggota DJSN Dibuka, 7 Pansel Telah Ditunjuk Presiden
Budi Sylvana: Saya tidak Bisa Menghindar dari Perintah Jabatan
Relaksasi SKP untuk Perpanjang Izin Praktik untuk Keringanan Bukan Pemutihan
Capaian Imunisasi Lengkap Nasional Masih di Bawah 50%
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
7 Cara Mencegah Penularan Flu Burung
Pembunuhan Berencana Februari Diungkap, Perempuan Campur Seblak dengan Racun Tikus
Pilkada Jawa Timur, Sandiaga Akui Komunikasi Informal dengan NasDem
Terobos Perlintasan Jalur Ganda, Pengendara Sepeda Motor Tewas Tertabrak KA Sancaka
Pemburu Ikan Kaget Temukan Buaya di Sungai Trenggalek
Warga Desa Megale Bojonegoro Dapat Bantuan Akses Air Bersih
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap