3 Rekomendasi PB IDI untuk Cegah Gejala Depresi bagi Peserta PPDS
![3 Rekomendasi PB IDI untuk Cegah Gejala Depresi bagi Peserta PPDS](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/0a608264bd1aec0e892f50767f071bda.jpg)
PENGURUS Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengusulkan 3 rekomendasi untuk mencegah gejala depresi pada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) sehingga pelayanan kesehatan tetap berjalan.
Ketua umum PB IDI Mohammad Adib Khumaidi menjelaskan terdapat 3 rekomendasi dari PB IDI yang sebetulnya sudah tercantum pada Pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran yakni memperoleh perlindungan hukum, memperoleh insentif, dan dan dapat waktu istirahat.
"PPDS menjalankan pelayanan kepada pasien dan pembelajaran seperti tugas ilmiah dan bimbingan. Saya kira jadi sangat penting bahwa PPDS harus dapat insentif. Padahal UU 20/2013 menyebut bahwa PPDS perlu mendapatkan perlindungan hukum, waktu istirahat, dan insentif. Sayangnya UU 17/2023 tidak disebutkan detail/spesifik untuk peserta didik sehingga mendorong dari peraturan pemerintah (PP) untuk kemudian memberikan insentif," kata Adib dalam konferensi pers secara daring, Jumat (19/4).
Baca juga : Metode Skrining Kemenkes pada Calon Dokter Spesialis Dipertanyakan
Insentif juga sangat penting karena banyak PPDS sudah berkeluarga dan tidak mendapatkan pemasukan yang cukup karena waktunya digunakan untuk menempuh program PPDS. Sehingga beban finansial keluarga banyak kekurangan.
"PPDS sudah berkeluarga sehingga perlu insentif karena hal-hal ini bisa memicu kecemasan dan kesehatan mental PPDS. Jika satu faktor bisa diselesaikan maka bisa membantu PPDS," ucapnya.
Selanjutnya terkait waktu istirahat dibutuhkan karena PPDS/residen mengerjakan 2 pekerjaan sekaligus. Pertama, sebagai mahasiswa ia menjalani pembelajaran klinis dengan tugas ilmiah dan bimbingan. Peran kedua sebagai pelayan medis untuk melayani pasien.
Baca juga : Kemenkes: Tim Khusus akan Tindak Lanjuti Skrining Kejiwaan Peserta PPDS
Adib menyebut waktu pelayanan medis saja bisa lebih dari 80 jam per pekan dan belum ditambah waktu sebagai pembelajar/mahasiswa. Sehingga dibutuhkan waktu istirahat.
Pendidikan kedokteran yang cukup lama dan berjenjang juga bisa menjadi faktor seseorang mengalami stres. Jika dilihat fase akademik maka 4 tahun jalani pendidikan, pendidikan klinis 2 tahun, internship 1 tahun, kedokteran spesialis 3-6 tahun, dan sub spesialis 2 tahun.
"Jadi begitu rigidnya kedokteran di seluruh dunia. Jadi satu hal yang rigid dan fleksibilitasnya menjawabnya zaman karena kita mengutamakan keselamatan pasien yang harus didahului," ungkapnya.
Sebelumnya data dari Kementerian Kesehatan bahwa 22,4% peserta PPDS mengalami gejala depresi. Di antaranya 16,3% gejala depresi ringan; 4% gejala depresi sedang; 1,5 gejala persen dengan depresi sedang-berat; dan 0,6 persen gejala depresi berat.
Hasil tersebut merupakan skrining kesehatan jiwa yang menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9). Kuesioner dijawab oleh total 12.121 mahasiswa PPDS di 28 rumah sakit vertikal pada 21, 22, dan 24 Maret 2024. (Iam/Z-7)
Terkini Lainnya
Hati-Hati, Narsisistik Bisa Berkomplikasi Depresi
Layanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas dan RS Masih Minim
Dokter: Rasa tidak Bahagia Bisa Sirna dengan Tulis Jurnal Bersyukur
Metode Skrining Kemenkes pada Calon Dokter Spesialis Dipertanyakan
Kesehatan Fisik dan Mental Calhaj jadi Syarat Naik Haji
Ini Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental
Komunikasi Bisa Cegah Lansia Alami Depresi
Diduga Depresi, Bule Asal Amerika Sayat Lehernya dengan Pisau
5 Fakta Terkait Pembunuhan Balita oleh Ayah Kandung di Serang
Ini Bahaya Terlalu Sering Mendengarkan Lagu Galau Bagi Kesehatan Mental
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap