visitaaponce.com

Hari Guru Nasional, P2G Ingatkan Presiden Terpilih Penuhi Janji Sejahterakan Guru

Hari Guru Nasional, P2G Ingatkan Presiden Terpilih Penuhi Janji Sejahterakan Guru
Guru honorer dari Kabupaten Bekasi melakukan aksi jalan kaki menuju Istana Negara saat melintas di Cawang, Jakarta Timur, Kamis (12/10/2023)(ANTARA/Fakhri Hermansyah)

DI Hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Mei, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengingatkan kepada presien terpilih Prabowo Subianto agar memenuhi janji kampanye di bidang pendidikan dan guru di masa kepemimpinannya kelak.

"Prabowo-Gibran akan memberi tunjangan dan tambahan penghasilan kepada seluruh guru sebesar 2 juta rupiah perbulan bagi seluruh guru tanpa kecuali. Skema pencairan penghasilan tambahan guru ini hendaknya ditransfer Pemerintah Pusat secara langsung ke rekening tiap guru," kata Koordinator Nasional P2G Satriawan Salim, Jumat (3/5).

Selain itu, di masa kampanyenya, Prabowo-Gibran pun menyatakan akan menetapkan upah minimum nasional bagi guru non-ASN. Yaitu guru swasta dan guru honorer (negeri dan swasta). Ini tentu sangat didukung oleh para guru honorer.

Baca juga : Acer Menguatkan Dukungan pada Pendidikan di Indonesia melalui Guraru

"Menurut kami, selain rencana makan siang, susu gratis, ada juga yang lebih fundamental digratiskan, yaitu jaminan pendidikan gratis 12 tahun, buku paket, dan seragam gratis. Kami berharap pemerintahan baru nanti merealisasikannya dengan segera," tuntut Satriwan.

Menurut Satriawan, ada sejumlah evaluasi untuk memperbaiki kualitas pendidikan nasional ke depan. Pertama, ia berharap adanya evaluasi pada program Merdeka belajar.

"Bagi P2G, setelah hampir lima tahun menjabat, perubahan perbaikan fundamental pendidikan dan guru belum banyak terjadi, meskipun sudah dua puluh enam jilid merdeka belajar itu episodenya. Contoh hasil PISA kita, sekarang justru skornya makin jeblok, bahkan terendah selama sepuluh tahun terakhir,” ucap dia.

Baca juga : Pendidikan Nasional masih Hadapi Tantangan Literasi dan Numerasi

Berikutnya, ia berharap agar kebijakan seperti program guru penggerak dihentikan. Pasalnya, hal itu malah membuat adanya pengkotak-kotakan antara guru satu dengan yang lainnya yang justru menyulut konflik horizontal antarguru.

Ia berharap, ke depan menteri pendidikan yang baru terlebih dulu menyiapkan Peta Jalan Pendidikan Nasional yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, budaya bangsa, dengan ciri kenusantaraan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak semata-mata menyiapkan perangkat teknologi digital seperti saat ini. Yang terjadi adalah jurang ketimpangan digital yang semakin menganga antarsekolah dan daerah.

"P2G berharap, teknologi digital yang dikembangkan ke depan adalah teknologi yang inklusif, bukan teknologi yang menambah kesenjangan. Dan dibarengi dengan mengakselerasi akses infrastruktur (digital), sembari fokus pada kualitas pendidikan dasar di dalamnya," ungkap Satriwan.(H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat