Anggota DPR Minta Sekolah Kedinasan Hapus Tradisi Perpeloncoan
![Anggota DPR Minta Sekolah Kedinasan Hapus Tradisi Perpeloncoan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/6db7a436fc66543fdfcf36a911dcdd75.png)
TRADISI perpeloncoan di lingkungan sekolah kedinasan kembali menelan korban. Nyawa taruna STIP Putu Satria Ananta Rustika hilang sia-sia karena menjadi korban senioritas yang terjadi di STIP.
Anggota Komisi Pendidikan DPR, Mustafa Kamal mendesak pemerintah untuk mengevaluasi Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan Kedinasan. Sepanjang pengamatannya sekolah-sekolah kedinasan di sejumlah kementerian memiliki paradigma yang berbeda dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Baik dalam hal pengajaran maupun para pendidiknya.
“Padahal yang namanya pendidikan tetap harus menginduk pada UU Sisdiknas sehingga norma-normanya mengikat. Sekolah-sekolah kedinasan itu kan masyarakat sipil bekerja di birokrasi sebagai pelayan masyarakat. Kalau gayanya seperti tentara, ini jadi problem di lapangan. Dia tidak punya watak melayani dan tidak bisa kompetitif,” jelas Mustafa Kamal dikutip, Sabtu (4/5).
Baca juga : Polisi Tetapkan Satu Senior Taruna STIP Sebagai Tersangka
Dia juga menilai dengan menyerahkan sekolah kedinasan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) maka anggaran pendidikan bisa efisien dan tepat sasaran. Selain itu, sumber daya manusia yang dihasilkan akan lebih kompetitif dan berinovasi, termasuk menciptakan watak melayani publik.
“Karena sekolah kedinasan ini terlalu banyak tangan dan ada ego sektoral. Jadi harus ada satu kebijakan yang bisa memutus masalah struktural dan kultural ini,” katanya.
Adapun untuk memutus rantai kekerasan antara junior dan senior, Mustafa menyarankan agar ada pemisahan dalam jangka waktu tertentu.
Baca juga : Polisi Segera Tetapkan Tersangka Penganiayaan Taruna STIP
“Mungkin tiga sampai lima tahun antara senior dan junior tidak bertemu dulu. Sebab selama masih satu asrama dan berinteraksi, saya kira selalu saja ada cara-cara yang tidak terduga yang bisa dilakukan. Saya berharap pemerintah tidak memandang sebelah mata persoalan ini. Seolah ini kejadian biasa. Ini persoalan nyawa,” harapnya. (Z-8)
Terkini Lainnya
Sekolah Kedinasan Harusnya tidak Masuk 20% Anggaran Pendidikan
Ada 4 Korban Perundungan di STIP yang Nyaris Dipukuli oleh Seniornya
Kekerasan Kembali Terjadi, STIP Bentuk Tim Investigasi dan Janji Benahi Pola Pengasuhan
Panglima TNI Tunjuk Samsul Rizal Jadi Dansesko TNI
Yang Tidak Lolos SNBP Merapat! Coba 5 Langkah Ini untuk Raih Kampus Impian
Keluarga Jalankan Prosesi Ngaben pada Jasad Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior
Persiapan Jelang Pengabenan Korban Penganiayaan STIP
Kemenhub Rombak Kurikulum Sekolah Kedinasan Buntut Penganiayaan Siswa STIP
Penganiayaan di STIP, Menhub Hapus Atribut Pangkat di Seragam Siswa
Terancam 15 Tahun Penjara, ini Peran Empat Tersangka Penganiayaan Siswa STIP
Polisi Tetapkan Tiga Tersangka Baru Penganiyaan Taruna STP
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap