visitaaponce.com

Petugas Haji Hadiahi Jemaah Lansia Kursi Roda

Petugas Haji Hadiahi Jemaah Lansia Kursi Roda
Ilustrasi - Seorang Petugas Haji menunjukkan totalitasnya dengan membantu jemaah haji lansia(MCH)

TOTALITAS anggota Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membantu jemaah tidak diragukan lagi. Bekerja jujur, tulus dan ikhlas yang terdapat dalam mars PPIH seperti sudah terpatri di dalam hati.

Hal itu ditunjukkan Lucky Fitri Ananda Pratama, anggota Sektor Khusus Masjid Nabawi, Madinah al-Munawaroh.

Bermula saat tengah berpatroli di areal pintu 318 pelataran Masjid Nabawi, matanya tertumbuk pada sesosok jemaah haji lansia yang tengah duduk sendirian. Mukanya menoleh ke sana kemari.

Baca juga : 149 Kloter Haji Telah Tiba di Tanah Air hingga 12 Juli 2023

Lucky kemudian menghampirinya. Jemaah yang kemudian diketahui bernama Fatimah Abdul Manap itu mengaku tengah mencari teman-temannya yang tadi bersama-sama berangkat ke Masjd Nabawi bersamanya. Tidak ada satu pun yang tersisa. Semua telah meninggalkannya sendirian di pelataran masjid ini.

Jemaah asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu lantas bercerita banyak hal kepada Lucky. Awalnya, Ibu Fatimah menunjukkan foto ketiga anaknya dari ponsel sederhana miliknya;. Dia memperlihatkan foto seorang anak perempuan, laki-laki, dan anak bungsunya yang masih bersekolah. Sementara anak pertama dan anak keduanya sudah menikah.

Dia menuturkan tiga tahun sesudah anak-anaknya menikah, Ibu Fatimah terserang stroke yang membuatnya kesulitan untuk berjalan dan berbicara. Dalam kondisi seperti itu kebutuhannya pada perhatian dan kasih sayang anak-anaknya beliau sampaikan makin besar. Karena ia merasa begitu kesepian. Merasa sendiri. Seperti tidak punya siapa-siapa.

Baca juga : Jemaah Haji Lansia Bisa Gunakan Jasa Kursi Dorong, Segini Kisaran Tarifnya

Dengan suara terbata-bata dan berurai air mata, Ia mengaku begitu merindukan anak-anaknya yang kini seperti sudah jauh darinya. Sesudah mereka menikah, kata Ibu Fatimah, mereka kurang memiliki perhatian terhadap dirinya. Walaupun Ibu Fatimah mengalami stroke yang membuat jalannya harus perlahan dan cara berbicaranya cadel dan berat.

Bagi Ibu Fatimah, menunaikan ibadah haji dengan kondisi seperti ini begitu berat. Cuaca kota Madinah yang begitu panas, ditambah padatnya jamaah haji membuat medan ibadah bagi lansia makin berat. Tingkat panas di Madinah bisa saja menimbulkan heat stroke. Kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu panas dari lingkungannya di luar toleransi tubuh para lansia.

Di tengah-tengah obrolan antara Lucky dan jamaah haji lansia ini, tiba-tiba ibu Fatimah berujar, “Sejak strike sebenarnya nenek ingin mempunyai kursi roda namun nenek tidak mempunyai uang untuk membelinya. Apalagi jalan nenek berat untuk menuju masjid untuk bisa sholat berjamaah,'' ujarnya.

Baca juga : Kedatangan Jemaah Haji Indonesia Disambut Spesial

Perkataan nenek ini memuat Lucky terenyuh. Hati kecilnya bisa merasakan betapa nenek ini membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya. Ia teringat kedua orangtuanya yang telah lama tiada. Andai kondisi seperti ini terjadi pada orangtuanya betapa sedih hatinya.

Lucky pun teringat apa yang pernah disampaikan Ayahnya, bahwa jika ingin mendapatkan kebahagiaan serta kelancaran rezeki, kita harus sering berbagi dengan orang lain yang membutuhkan.

Lucky pun meminta izin kepada Ibu Fatimah. Ia bergegas menuju Soidaliah (toko apotek) dan membelikan Ibu Fatimah kursi roda yang diidam-idamkannya sejak beliau terkena struk.

Baca juga : Tantangan Penyelenggaraan Ibadah Haji Meningkat, Petugas Haji Harus Siap 24 Jam

Bersama kursi roda yang sudah dibelinya Lucky mendekati Ibu Fatimah dan menyerahkan kursi roda tersebut.

Ibu Fatimah tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak menyangka petugas haji Sektor Khusus Nabawi yang baru saja kenal dan bertemu dengannya memberikan perhatian sebegitu besar pada dirinya. Ia pun menangis terisak-isak.

Ia memeluk Lucky. Air matanya terus berderai-derai tak terbendung. “Bagaimana saya membalas kebaikan kamu, Nak?” ucapnya di sela-sela tangisnya.

Lucky pun lantas menjawab, “ Nenek tidak usah membalasnya. Cukup nenek mendoakan saya dengan doa-doa baik agar saya diberikan kelancaran, kekuatan serta kesehatan dalam melaksanakan amanah tugas ini. Hal itu jauh lebih berharga daripada kursi roda yang saya berikan ke nenek.”

Mendengar jawaban Lukcy, tangis Ibu Fatimah kembali pecah. Beliau kemudian meminta Lucky untuk mencatat nomornya agar bisa menjalin silaturahmi sesampainya di Indonesia nanti. Ibu Fatimah mengatakan, "Perhatianmu kepada nenek membuat nenek merasa mempunyai anak kandung yang lain selain ana-anak nenek sendiri.”

Mendengar kesedihan sang nenek karena kurangnya perhatian anak-anaknya padanya Lucky berusaha menghibur. “Nek, anak adalah suatu anugerah dari Allah SWT, meskipun selama ini sifatnya kurang baik terhadap kita. Mereka akan tetap menjadi anak kandung kita, darah daging kita. Banyak orang dari luar sana yang datang ke sini lalu berdoa untuk diberikan seorang anak oleh Allah SWT," ujarnya.

Dengan mata sembab, tangan lemah Ibu Fatimah mengambil hand phone-nya kemudian beliau langsung mem-video call anak-anaknya sembari meminta maaf apabila beliau bersalah kepada anak-anaknya karena selama ini terlalu galak.

Setelah selesai video call, Ibu Fatimah kembali memeluk Lucky sambil menangis. Dia mengucapkan ucapan terimakasih sambil menahan tangisnya.

Bertahun-tahun ibu Fatimah mengidamkan kursi roda. Di sini di dekat pusara suci Rasulullah, seorang petugas haji Indonesia membelikan sebuah kursi roda yang diidam-idamkannya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat