visitaaponce.com

Mengenal Masjid Aisyah, Titik Miqat Favorit Jemaah Haji Indonesia

Mengenal Masjid Aisyah, Titik Miqat Favorit Jemaah Haji Indonesia
ilustrasi : jemaah haji Indonesia.(Henri Lukmanul Hakim - MCH 2024.)

MIQAT adalah batas tempat bagi jemaah untuk memulai ibadah haji atau umrah. Jika ingin melakukan umrah lagi, jemaah haji yang tinggal di Mekah harus menuju titik miqat yang berada di luar Tanah Haram.

Ada tiga titik tempat yang kerap dituju jemaah haji Indonesia ketika akan miqat di daerah yang berada di luar Tanah Haram, yaitu Masjid Aisyah di Tan'im, Masjid Ji'ranah, dan Masjid Hudaibiyah.

Lokasi Miqat pertama yakni Masjid Aisyah yang berada di daerah Tan'im. Jarak antara masjid ini dengan Masjidil Haram sekitar tujuh kilometer. Jika berangkat dari wilayah Syisyah, hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke masjid ini. Masjid ini selalu ramai dipenuhi jemaah calon haji yang akan melaksanakan ibadah umrah sunnah, termasuk jemaah asal Indonesia.

Baca juga : Embarkasi Bertukar Wilayah Pemondokan Haji di Mekah

Masjid Tan'im mempunyai dua menara setinggi 50 meter, area yang ditumbuhi rerumputan dan taman. Di sekitar taman, tampak bangunan setinggi tiga meter lebih yang menjadi pembatas antara tanah Haram dan tempat miqat Tan'im. Di bagian atasnya terdapat tulisan "Haram Ends Here".

Jemaah laki-laki yang mengambil miqat di Masjid Aisyah ini rata-rata sudah memakai pakaian ihram. Setelah salat dan niat ihram, mereka baru kemudian menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah.

Menurut pembimbing ibadah Daker Mekkah KH Miftah Faqih, masjid ini menjadi tempat istri Nabi Muhammad Saw Sayyidah Aisyah melakukan miqat pada 632 Masehi. Karena itu, masjid ini dinamakan Masjid Aisyah Ummul Mukminin.

Baca juga : Selain yang Sakit, Seluruh Jemaah Gelombang Pertama Sudah di Makkah

Sejarah mencatat, saat itu Rasulullah SAW bersama Aisyah dan sahabatnya akan melaksanakan Haji Wada' dari Madinah. Rombongan haji yang dipimpin Rasulullah itu pun mengambil Miqat di daerah Bir Ali, kecuali Aisyah. Karena, Aisyah pada waktu itu masih dalam kondisi haid.

"Namun Sayyidah Aisyah tidak ikut (Miqat), langsung ikut saja ke Makkah menjalani semua prosesi-prosesi kecuali tawaf," ujar Kiai Miftah Minggu (2/6).

Begitu sampai di Makkah, Sayyidah Aisyah kemudian melapor kepada Rasulullah bahwa dirinya telah suci. Lalu, Rasulullah menyuruh Aisyah untuk mengambil Miqat yang terdekat dari pintu masuk Ka'bah.

Baca juga : Klinik Kesehatan Sektor Lebih Mudah Diakses Jemaah Haji

Dengan ditemani saudaranya yang bernama Abdurrahman bin Abu Bakar, Aisyah pun pergi ke daerah Tan'im untuk niat ihram. "Maka Tan'im di sini akhirnya menjadi miqat yang diambil oleh Aisyah pada tahun 9 Hijriah," ucap Kiai Miftah.

Menurut Kiai Faqih, Rasulullah sendiri tidak pernah miqat di Tan'im. "Yang miqat di sini adalah Aisyah," kata Kiai Miftah.

Maka, lanjut dia, dalam sejarahnya daerah Tan'im ini dulunya sering disebut sebagai miqat umrah perempuan. Sementara, Masjid Ji'ronah yang berada di sebelah timur laut Kota Makkah, menjadi tempat miqat laki-laki.

Baca juga : 131 Ribu Jemaah Haji telah Tiba di Tanah Suci

"Jadi umroh sughro itu miqatnya di Tan'im, ada mikot qubro itu adanya di Ji'ronah," jelas Ketua PBNU asal Gresik ini.

Dengan padatnya jemaah di musim haji ini dan ketatnya peraturan pemerintah Arab Saudi untuk masuk Makkah, Kiai Miftah mengimbau jemaah Indonesia untuk mengambil miqat di Masjid Aisyah saja.

"Kenapa? Karema aksesnya lebjuh gampang dan tentunya lebih murah. Dan jarak dari Masjidil Haram itu hanya 7,5 kilometer," ujar Kiai Miftah.

Meskipun Rasulullah tidak pernah mengambil miqat di Tan'im, tambah dia, tapi beliaulah yang mengintruksikan kepada Aisyah untuk mengambil miqat di daerah ini. "Dan ini sudah bisa menjadi landasan hukum sah dan tidaknya. Jadi ambil miqat di sini untuk umrah itu sah, tidak usah diragukan lagi," kata dia. (P-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat