Separuh Warga Afghanistan Terancam Krisis Pangan Ekstrem
![Separuh Warga Afghanistan Terancam Krisis Pangan Ekstrem](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/10/3eb642b7df9f9c0387cbd5ee2ff6ed3e.jpg)
PBB memperingatkan bahwa Afghanistan berada di ambang krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Diperkirakan lebih dari separuh warga Afghanistan tengah menghadapi krisis pangan ekstrem.
Pada musim dingin, bahkan lebih dari 22 juta warga Afghanistan diperkirakan mengalami kerawanan pangan. Ketika kekeringan yang dipengaruhi perubahan iklim, ikut memperburuk krisis yang disebabkan pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok militan Taliban.
"Musim dingin ini, jutaan warga Afghanistan harus memilih antara migrasi dan kelaparan. Kecuali, dapat meningkatkan bantuan penyelamatan jiwa," tutur Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley.
Baca juga: Brussels Janjikan Bantuan 1 Miliar Euro ke Afghanistan
Kepada AFP, sejumlah pejabat memperingatkan bahwa krisis sudah dalam skala yang lebih besar daripada kondisi Yaman atau Suriah, yang juga dilanda perang. Bahkan, situasi di Afghanistan lebih buruk daripada kondisi darurat pangan yang melanda Kongo.
"Afghanistan sekarang berada di antara krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Ketahanan pangan juga telah runtuh. Jika tidak bertindak sekarang, kita akan menghadapi bencana total," jelas Beasley dalam sebuah pernyataan.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), satu dari dua warga Afghanistan menghadapi krisis fase 3 atau kekurangan pangan darurat fase 4. Adapun fase 4 merupakan satu tingkat di bawah kelaparan.
Baca juga: ISIS Klaim Dalangi Bom Masjid Syiah di Kandahar Afghanistan
Para pejabat menyatakan warga Afghanistan yang sudah berjuang keluar dari perang saudara selama 20 tahun, bakal menghadapi musim dingin terburuk dalam satu dekade. Sebelumnya, Taliban menggulingkan rezim yang didukung Amerika Serikat, serta mendeklarasikan pemerintahan sementara di Afghanistan.
Akan tetapi, Taliban masih menghadapi serangkaian sanksi internasional dan serangan berdarah dari ISIS. Di lain sisi, perubahan iklim menyebabkan kekeringan di Afghanistan semakin parah.
Di wilayah barat Afghanistan, ribuan keluarga miskin sudah menjual ternak dan melarikan diri. Mereka mencari perlindungan dan bantuan di kamp sementara yang penuh sesak di sejumlah kota besar.(AFP/OL-11)
Terkini Lainnya
Pengunduran Diri Gantz Tambah Tekanan pada Netanyahu
Iuran Tapera Jadi Perdebatan, REI Usul Dana Pendampingan
Rapat di Komisi I, Wamenhan Keceplosan Sebut Periode Selanjutnya sebagai Pemerintahan Jokowi-Gibran
Kantor Pemerintahan belum Layak Dipindahkan ke IKN
Australia-Indonesia Pererat Kerjasama Hubungan Indo-Pasifik di Forum Air Dunia
PDIP Mulai Bahas Sikap Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Ketahanan Pangan Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
Perwira Siswa Seskoad Lakukan Kuliah Kerja Lapangan di Purwakarta
Dialog Kebangsaan Diklat Polri, Mentan Amran: Semua Turun Tangan Urus Pangan
Konversi Lahan Tambang untuk Pertanian demi Ketahanan Pangan
Hadapi Ancaman Kekeringan, Cianjur tak Khawatir Ketersediaan Pangan
UKP Beri Bantuan Santri di Serang untuk Wujudkan Ketahanan Pangan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap