PBB Krisis Ekonomi Bisa Picu Ekstremisme di Afghanistan
![PBB: Krisis Ekonomi Bisa Picu Ekstremisme di Afghanistan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/11/fd14917a9103a9e407ead80e67a26c69.jpg)
Pejabat senior PBB, pada Rabu (17/11), memperingatkan bahwa krisis ekonomi yang dalam di Afghanistan mengancam peningkatan risiko ekstremisme di kawasan itu.
Negara yang dilanda perang itu berada di ambang bencana kemanusiaan ketika aset asing dan bantuan moneter tetap dibekukan setelah Taliban kembali berkuasa pada Agustus.
Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dengan ekonomi lokal compang-camping, obat-obatan terlarang, aliran senjata dan perdagangan manusia kemungkinan akan meningkat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa sekitar 22 juta warga Afghanistan, atau sekitar setengah dari negara itu, akan menghadapi kekurangan pangan musim dingin ini. "Realitas situasi saat ini mengancam untuk meningkatkan risiko ekstremisme," kata Lyons.
Kelumpuhan yang sedang berlangsung dari sektor perbankan, katanya memperingatkan, akan mendorong lebih banyak sistem keuangan ke dalam pertukaran uang informal yang tidak diatur yang hanya dapat membantu memfasilitasi terorisme, perdagangan dan penyelundupan narkoba lebih lanjut. "Patologi ini pertama-tama akan mempengaruhi Afghanistan tetapi kemudian itu akan menginfeksi wilayah tersebut," tambahnya.
Pernyataan Lyons tersebut disampaikan segera setelah Taliban mengeluarkan pernyataan yang mendesak anggota parlemen AS untuk melepaskan aset negara yang dibekukan.
Dalam sebuah surat terbuka, Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan finansial dan akar dari kekhawatiran itu mengarah kembali ke pembekuan aset rakyat oleh pemerintah Amerika.
Washington telah menyita hampir $9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan, dan ekonomi yang bergantung pada bantuan itu telah runtuh secara efektif.
Lyons juga menyesalkan bahwa Taliban tidak mampu membendung penyebaran ISIS di Afghanistan. (AFP/OL-12)
Terkini Lainnya
PBB: Mayoritas Penduduk Ingin Negara Tingkatkan Aksi Atasi Perubahan Iklim
Putra Pendiri Taliban Minta Tolong ke Jusuf Kalla
Berkunjung ke Afghanistan, JK Bahas Soal Kesetaraan Pendidikan Perempuan
153 Orang Tewas Selama Banjir Bandang di Afghanistan
62 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan
Konflik Pakistan-Afghanistan Kian Memanas
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
500 Warga Jakarta Terima Bantuan 2,5 Ton Beras dari PBB
PBB Kecam Tentara Israel yang Lepaskan Anjing ke Tahanan Palestina
Pasukan Israel Terus Bombardir Gaza Meski PBB Minta Akses Bantuan Kemanusiaan
Warga Gaza Butuh Lebih dari Sekadar Makanan
PBB Minta Israel Menghentikan Serangan Terhadap Fasilitas Medis di Gaza
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap