visitaaponce.com

AS-Israel Tekan Sekutu Arab Bangun Pertahanan Udara Lawan Iran

AS-Israel Tekan Sekutu Arab Bangun Pertahanan Udara Lawan Iran
Pangkalan drone bawah tanah, di lokasi yang tidak diketahui di Iran, 28 Mei 2022.(AFP/kantor Angkatan Darat Iran.)

AMERIKA Serikat dan Israel sedang berusaha meletakkan dasar bagi aliansi keamanan dengan negara-negara Arab yang akan menghubungkan sistem pertahanan udara mereka. Ini bertujuan memerangi serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran di Timur Tengah. Empat sumber yang mengetahui rencana itu mengatakan hal tersebut sebagaimana dilansir The Japan Times, Sabtu (9/7).

Gagasan, yang akan menggunakan teknologi Israel, dapat memperoleh momentum selama kunjungan Presiden Joe Biden di Israel, wilayah Palestina, dan Arab Saudi dalam perjalanan 13-16 Juli. Demikian pengungkapan dua sumber yang diberi pengarahan tentang rencana tersebut.

Ketika ketegangan regional meningkat karena program nuklir Teheran yang disengketakan, Israel, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sebagian Irak berada di bawah serangan UAV atau rudal yang diklaim oleh atau disalahkan pada milisi yang didukung Iran. Diskusi masih dalam tahap awal dan menemui perlawanan dari beberapa negara Arab yang menolak berbisnis dengan Israel, kata keempat sumber tersebut.

Namun Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz bulan lalu mengatakan aliansi pertahanan udara yang disponsori AS sedang beroperasi dan dapat didorong oleh kunjungan Biden. Hasilnya, klaim dia, mereka telah menggagalkan sejumlah upaya serangan Iran.

Baca juga: Terungkap Pejabat IRGC Tempatkan Pertahanan Udara Iran di Suriah

Berbicara dengan syarat anonim, seorang pejabat Israel mengatakan negara-negara mitra menyinkronkan sistem pertahanan udara masing-masing melalui komunikasi elektronik jarak jauh tanpa menggunakan fasilitas fisik yang sama. Israel dalam beberapa tahun terakhir menawarkan kerja sama pertahanan kepada negara-negara Arab yang bersekutu dengan AS yang memiliki keprihatinan yang sama tentang Iran. Di sisi lain, AS menilai Gantz tampaknya melebih-lebihkan perkembangan kerja sama keamanan tersebut.

Sementara itu, orang-orang Teluk Arab secara terbuka menolak gagasan itu. Satu orang di Washington yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa sementara Biden akan membahas koordinasi keamanan regional yang lebih luas, termasuk dengan sekutu dekat Israel, pada KTT Teluk Arab yang dipimpin Saudi minggu depan, tidak ada pengumuman pakta formal yang diharapkan.

Baca juga: Pendukung Kesepakatan Abraham Berkumpul di Bahrain setelah Pertemuan Israel

Rencananya yaitu membangun jaringan radar, detektor, dan pencegat antara Arab Saudi, Oman, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, Yordania, dan Mesir. Ini diwujudkan dengan bantuan teknologi Israel dan pangkalan militer AS, kata tiga di antara sumber tersebut.

Mengisolasi Iran

Itu akan memungkinkan negara-negara tersebut, terutama Israel, Arab Saudi, dan UEA, untuk mendeteksi ancaman udara sebelum serangan melintasi perbatasan mereka. Pejabat Israel memperkenalkan gagasan sistem pertahanan regional pada pertemuan Komando Pusat AS yang dihadiri oleh pejabat militer dari Arab Saudi, Qatar, UEA, dan Mesir di Sharm El Sheikh pada Maret, salah satu sumber mengatakan.

Baca juga: Gereja Presbiterian Tetapkan Perlakuan Israel terhadap Palestina sebagai Apartheid

"Proposalnya yaitu sistem deteksi bersama. Setiap negara yang mendaftar memberi tahu negara lain tentang serangan yang terdeteksi," ujar salah satu sumber, yang menolak disebutkan namanya.

Seorang pejabat senior Israel di Washington yang meninjau perjalanan Biden menggambarkan upaya untuk membentuk aliansi sebagai tujuan yang telah ditetapkan. "Perjalanan masih panjang dan AS mendukung itu."

Baca juga: Iran Bersumpah Dukung Suriah Lawan Israel

Washington berharap lebih banyak kerja sama akan membantu lebih mengintegrasikan Israel di kawasan itu dan mengisolasi musuh bebuyutan Iran. Rencana pertahanan regional itu bertepatan dengan kebuntuan berbulan-bulan dalam pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang membatasi kegiatan nuklir Iran. Washington mengatakan pengayaan uranium Iran, jalur potensial untuk senjata nuklir, telah membuat kemajuan yang mengkhawatirkan. Iran membantah membuat senjata atom.

Kekhawatiran Israel tentang hasil negosiasi nuklir dan ancamannya untuk mengambil tindakan militer sepihak terhadap Iran menimbulkan beban bagi Barat. Iran, yang dipersenjatai dengan salah satu sistem rudal terbesar di kawasan itu, mengatakan kegiatan militer bersama Israel dan beberapa negara Arab di Teluk dilakukan karena putus asa.

Perlawanan Arab

Namun dorongan AS untuk menggalang kerja sama anti-Iran menghadapi perlawanan dari beberapa negara Arab seperti Irak, Qatar, dan Kuwait. "Ada pandangan berbeda di ibu kota yang berbeda," kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang tidak mau disebutkan namanya.

"Kami tidak mencoba membuat struktur top-down. Kami mencoba membangun hubungan yang ada, beberapa di antaranya di atas, beberapa di bawah permukaan," kata pejabat itu.

Baca juga: Ada Tanda-Tanda Kesepakatan Normalisasi Hubungan Israel-Saudi?

Irak ialah contoh utama dari kesulitan mendaftarkan beberapa negara Arab ke aliansi. Iran memiliki pengaruh luas di negara itu melalui milisi dan politisi Syiah dan pasti akan memblokade setiap upaya untuk bergabung dengan pakta keamanan.

Pada Mei, parlemen Irak menyetujui undang-undang yang akan melarang normalisasi hubungan dengan Israel pada saat beberapa negara Arab telah menjalin hubungan formal. Irak tidak pernah mengakui negara Israel sejak didirikan pada 1948 dan warga serta perusahaan Irak tidak dapat mengunjungi Israel. Undang-undang baru itu bahkan melangkah lebih jauh yakni secara khusus mengkriminalisasi setiap upaya menormalkan hubungan dengan Israel.

Baca juga: Kerabat Jurnalis Al Jazeera yang Terbunuh Minta Bertemu Biden

Seorang penasihat keamanan senior Irak mengatakan tidak ada rencana resmi yang diajukan ke Baghdad untuk memasuki pakta yang mencakup Israel dan menentang Iran, sehingga aliansi itu tidak mungkin. Arab Saudi dan UEA juga melangkah dengan hati-hati untuk menjaga hubungan yang baru lahir dengan Teheran, kata sumber tersebut.

Masalah kepercayaan

Pemerintah UEA mengatakan pihaknya bukan pihak dalam aliansi militer regional mana pun terhadap negara tertentu dan tidak mengetahui ada pembicaraan formal itu. Arab Saudi, Kuwait, Oman, Bahrain, Mesir, dan Yordania tidak menanggapi permintaan komentar.

Baca juga: PBB Kutuk Pemindahan Warga Palestina oleh Israel sebagai Kejahatan Perang

Washington berharap lebih banyak kerja sama keamanan regional dapat membuka jalan bagi lebih banyak kesepakatan normalisasi dengan Israel yang menjalin hubungan dengan UEA dan Bahrain pada 2020. Hadiah utama Israel ialah Arab Saudi yang mengatakan normalisasi hubungannya dengan Israel akan membutuhkan pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Para pejabat AS mengatakan normalisasi Israel-Saudi masih jauh.

Kerja sama Saudi dan Israel mungkin juga membantu memperbaiki hubungan AS-Saudi, yang tegang akibat pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, perang Yaman, dan harga minyak yang tinggi. Di dunia yang ideal bagi Israel, aliansi akan mengarah pada penjualan pertahanan rudal ke Teluk, termasuk sistem Iron Dome dan David's Sling yang dapat bekerja dengan baterai rudal Patriot AS yang telah lama digunakan oleh negara-negara Teluk.

Baca juga: Israel Minta Saudi Izinkan Penerbangan Haji Langsung dari Tel Aviv

Jeremy Binnie, spesialis pertahanan Timur Tengah di Janes, mengatakan radar pantai Teluk akan memberi Israel peringatan dini tambahan tentang serangan. Ini mungkin menjadikannya penerima manfaat utama dari aliansi mana pun. Di Israel, Biden akan mengunjungi pangkalan udara Palmachim untuk memeriksa sistem pertahanan termasuk Arrow, David's Sling, Iron Dome, dan senjata intersepsi laser, kata Kementerian Pertahanan Israel. 

Yasmine Farouk di Carnegie Endowment for International Peace mengatakan gagasan pertahanan rudal terintegrasi sudah ada sejak bertahun-tahun lalu dan pemerintahan AS berturut-turut telah mencoba mengatasi ketidakpercayaan antara negara-negara Teluk dalam berbagi intelijen. Dia mengatakan meningkatnya ancaman dari Iran dan sekutunya di Yaman, Houthi, sekarang mungkin diprioritaskan daripada masalah kepercayaan di antara negara-negara Teluk Arab. "Namun ini sedang dalam proses," tambahnya. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat