visitaaponce.com

Eropa Krisis Energi saat Musim Dingin Imbas Sanksi Balasan Rusia

Eropa Krisis Energi saat Musim Dingin Imbas Sanksi Balasan Rusia
Raksasa energi Rusia, Gazprom telah menunda pemulihan aliran gas Nort Stream 1 ke Eropa yang mengakibatkan kawasan Eropa alami krisis energi(dok.AFP)

RAKSASA energi Rusia, Gazprom telah menunda pemulihan aliran gas Nort Stream 1 ke Eropa. Perusahaan milik Moskow itu menunda perbaikan yang sedianya dijadwalkan berakhir hari ini, Sabtu (3/9).

"Transmisi gas melalui pipa Nord Stream telah ditutup sepenuhnya sampai cacat operasional pada peralatan dihilangkan,” ungkap pernyataan Gazprom.

Keputusan ini membuat Eropa khususnya Jerman, kehilangan energi yang dibutuhkan selama musim dingin. Disinyalir tindakan Gazprom tersebut merupakan balasan dari sanksi yang dijatuhkan negara-negara Eropa ke Rusia.

“Ini adalah bagian dari perang psikologis Rusia melawan kami,” cuit Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Jerman, Michael Roth.

Siemens Energy, yang secara teratur memelihara turbin Nord Stream 1, mengatakan kebocoran bukan alasan untuk menghentikan aliran gas. Karena perbaikannya termasuk dalam lingkup pekerjaan pemeliharaan.

“Kebocoran seperti itu biasanya tidak mempengaruhi pengoperasian turbin dan dapat ditutup di lokasi. Di masa lalu juga, terjadinya kebocoran jenis ini tidak menyebabkan penghentian operasi,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Pihak Siemens Energy mengaku sudah tidak dikontrak untuk mengerjakan pemeliharaan jaringan gas terbesar ke Eropa itu. "Yang pasti ada cukup turbin lain yang tersedia di stasiun kompresor Portovaya untuk mengoperasikan Nord Stream 1," tutup pernyataan Siemens Energy.

Sejak Agustus 2021, harga gas melonjak 400% yang memukul industri dan masyarakat Eropa. Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen sebelumnya menyarankan untuk memberlakukan pembatasan harga pada pipa gas Rusia.

Itu untuk melawan manipulasi harga gas oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev telah memperingatkan bahwa Rusia akan memotong pasokan ke Eropa jika memberlakukan ide tersebut.

Pengurangan pengiriman gas di Nord Stream 1, bersama dengan aliran gas terbatas melalui Ukraina, rute penting lainnya, telah membuat negara-negara Eropa berebut mengisi tangki penyimpanan untuk musim dingin. Banyak negara Eropa sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan tindakan darurat yang akan mendesak bisnis dan rumah tangga untuk mengurangi penggunaan energi tersebut.

Sementara Jerman mengaku sudah siap dengan tindakan Rusia yang mempermainkan pasokan gas. “Bagus bahwa Jerman sekarang lebih siap, tetapi sekarang tergantung pada masing-masing dan semua orang Jerman boros atau bisa menghemat stok yang ada,” kata Presiden Bundesnetzagentur, Klaus Mueller, di Twitter.

CEO Gazprom, Alexei Miller mengatakan sanksi Barat terhadap Rusia telah mencegah Siemens Energy, pemasok peralatan pipa, melakukan perawatan rutin. “Bukan kesalahan Gazprom bahwa sumber dayanya hilang,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya pada hari Jumat.

“Oleh karena itu, keandalan seluruh sistem berisiko," pungkasnya. (Aljazeera/OL-13)

Baca Juga: Israel Peroleh Boeing Bantuan Militer AS untuk Lawan Iran

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat