Menlu Rusia Sebut Negaranya Ingin segera Akhiri Perang di Ukraina
![Menlu Rusia Sebut Negaranya Ingin segera Akhiri Perang di Ukraina](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/12/29dd5dc7548713dd1e4db844ba9ca152.jpg)
MENTERI Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow ingin segera memulihkan situasi di Ukraina dan mengakhiri perang secepat mungkin.
Melindungi kehidupan tentara dan warga sipil adalah prioritas Moskow, kata Lavrov dalam sebuah wawancara di sebuah program berita Rusia pada Rabu (28/12) waktu setempat.
"Kami ingin menyelesaikan situasi ini secepat mungkin, untuk mengakhiri perang yang sedang dipersiapkan Barat dan akhirnya dilancarkan melawan kami melalui Ukraina. Prioritas kami adalah nyawa tentara dan nyawa warga sipil yang masih berada di zona pertempuran," kata dia.
Namun, Lavrov mengatakan Moskow tidak memiliki keinginan untuk mengadakan pembicaraan dengan Barat, terutama karena politikus Barat telah menyatakan bahwa keamanan di Eropa harus dibangun melawan Rusia.
Terkait pengiriman sistem rudal Patriot AS ke Ukraina, Lavrov mengatakan Moskow diberitahu melalui saluran diplomatik bahwa Washington tidak berniat untuk berperang langsung dengan Rusia.
"Kami diberi penjelasan secara detail bahwa tidak ada rencana seperti itu, justru karena Amerika tidak ingin berperang langsung melawan Rusia. Mereka mengatakan akan memakan waktu beberapa bulan untuk mengoperasikan sistem Patriot, di mana prajurit Ukraina dapat menguasai teknologinya," ujar dia.
Dia mengatakan alasan utama mengapa Washington bersikeras melanjutkan inspeksi di bawah Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis adalah untuk memahami apa yang menanti mereka jika terjadi konflik langsung dengan Rusia.
Baca juga: Rusia Tolak Proposal Perdamaian versi Zelensky
Lavrov menyebut perubahan serius dalam posisi AS, mengklaim Pentagon mengatakan tidak dapat melarang Kiev untuk melakukan serangan di wilayah yang diakui secara internasional sebagai wilayah Ukraina, termasuk Krimea.
Menurut Lavrov, Menlu AS saat itu John Kerry mengatakan kepadanya pada 2014 bahwa Washington tidak meragukan pilihan penduduk Krimea untuk bergabung dengan Rusia.
Dia juga mempertanyakan logika Presiden AS Joe Biden, yang berbicara mengenai perlunya menghindari perang langsung dengan Rusia dan kekalahan Rusia di Ukraina.
Menurut Lavrov, militer AS sangat terlibat dalam konflik di Ukraina dan tidak ada saluran komunikasi antara militer Rusia dan Amerika untuk pencegahan insiden.
Lavrov menyesali tidak adanya inisiatif perdamaian yang serius karena Barat tidak mengizinkan Ukraina melakukannya karena Rusia belum cukup kehabisan tenaga dalam konflik tersebut.
Dia menyinggung pernyataan yang disebutnya munafik mengenai kesiapan Kiev untuk memulai pembicaraan damai, tetapi Moskow enggan terlibat.
Menurut dia, justru Kiev yang mengatakan tidak akan pernah duduk di meja perundingan sampai penduduk asli Ukraina-Krimea dibebaskan.
Lavrov pun menegaskan bahwa tahun depan Rusia akan tetap mempertahankan tujuannya demi kepentingan rakyat dan negara.
"Saya yakin bahwa melalui ketekunan, kesabaran, dan tekad kami, kami akan mempertahankan tujuan mulia yang sangat penting bagi rakyat dan negara kami, secara konsisten selalu siap untuk dialog dan kesepakatan yang setara yang akan memastikan keamanan yang benar-benar setara dan tak terpisahkan di Eropa," tutur dia. (Ant/Anadolu/OL-16)
Terkini Lainnya
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
G7 Peringatkan Dukungan Tiongkok kepada Rusia dalam Perang Ukraine
Ukraina Menolak Usulan Perdamaian dengan Rusia
Ini Syarat Baru dari Rusia untuk Berdamai dengan Ukraina
Konstruksi Perang yang Maskulin Buat Perempuan dan Anak Jadi Korban
20 Rekomendasi Film Action Perang Terbaik
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap