Polisi Bangladesh Peras Pengungsi Rohingya
![Polisi Bangladesh Peras Pengungsi Rohingya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/9cac319281f915db0d9198b28ae03939.jpg)
SEBUAH unit polisi elit Bangladesh terlibat dalam pemerasan, pelecehan, dan penangkapan yang salah terhadap pengungsi Rohingya. Human Rights Watch mencatat unit itu ialah Batalyon Polisi Bersenjata (APBn) yang beroperasi di kamp-kamp yang menampung hampir satu juta imigran tanpa kewarganegaraan.
Sebagian besar imigran itu melarikan diri dari negara tetangga Bangladesh, Myanmar, setelah ditindas. Tetapi para pengungsi dan pekerja kemanusiaan mengatakan kepada pengawas yang berbasis di New York bahwa keamanan telah memburuk setelah unit tersebut mengambil alih kamp tersebut pada 2020.
Beberapa orang Rohingya mengatakan bahwa pelanggaran telah menjadi kejadian biasa. "Pelanggaran oleh polisi di kamp Cox's Bazar telah membuat pengungsi Rohingya menderita di tangan pasukan yang seharusnya melindungi mereka," kata peneliti HRW Asia Shayna Bauchner.
Baca juga : Berkas Penyelidikan TPPU Firli Bahuri akan Dipisah, Polisi Masih Fokus Tuntaskan Kasus Pemerasan
Dia mengatakan telah berbicara dengan puluhan pengungsi Rohingya yang tinggal di jaringan kamp yang luas dan penuh sesak di tenggara negara itu. Juga mendokumentasikan setidaknya 16 kasus pelecehan serius oleh petugas APBn.
"Unit itu menuntut uang banyak dari pengungsi jika tidak ingin ditangkap," kata dia.
Ia menambahkan bahwa keluarga imigran sering dipaksa untuk menjual perhiasan emas atau meminjam uang untuk membebaskan kerabat yang ditahan secara tidak adil. Bauchner meminta pihak berwenang untuk menyelidiki klaim tersebut dan meminta pertanggungjawaban APBn.
Baca juga : Kuasa Hukum Firli Klaim Polisi tidak Bisa Tunjukkan Dompet yang Disita
Komandan Batalyon Syed Harunor Rashid mengatakan laporan itu dipertanyakan. "Penjahat memberi tahu mereka fakta palsu, dan (Human Rights Watch) melaporkannya. Ini seperti memberikan kenyamanan kepada penjahat," katanya.
Ia menambahkan bahwa unit tersebut akan menyelidiki jika menerima pengaduan khusus. Polisi mengakui bahwa kekerasan telah meningkat di kamp-kamp, ??yang merupakan rumah bagi kelompok-kelompok bersenjata dan digunakan sebagai posko jaringan perdagangan narkoba regional.
Sedikitnya 20 pengungsi, termasuk tokoh masyarakat, dibunuh oleh kelompok bersenjata tahun lalu sebagai bagian dari perang wilayah di pemukiman.
Baca juga : Terkait Pemerasan terhadap SYL, Firli Akui Sejumlah Barangnya Disita Polisi
Beberapa pengungsi Rohingya mengatakan bahwa pelanggaran oleh polisi merajalela. "Beberapa hari yang lalu saya kembali ke kamp dengan laporan medis saudara laki-laki saya dari rumah sakit. Petugas APBn menghentikan saya di pos pemeriksaan, menginterogasi dan menampar saya," kata Ali Jaker, 20.
Jaker mengatakan APBn mencuri setara dengan Rp.757ribu darinya. "Kemudian mereka mengambil ponsel saya. Mereka mengancam akan menindak saya jika saya berbagi cerita dengan siapa pun," tambahnya.
Sitara Bibi, 45, mengatakan pemerasan polisi adalah kejadian biasa. "Saya harus membayar sekitar Rp.400ribu kepada APBn selama pernikahan putra saya. Jika kami tidak membayar mereka, polisi akan mengajukan kasus penyelundupan narkoba terhadap putra saya," tambahnya.
Seorang pemimpin sipil Rohingya, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan para pengungsi dipaksa membayar polisi untuk melakukan perjalanan antar kamp atau untuk masuk ke kamp pada larut malam. "Jika ada yang menyerang pelanggaran ini, dia ditangkap," tambahnya. (AFP/OL-13)
Terkini Lainnya
13 Orang Tewas Akibat Siklon Remal, Hancurkan Ribuan Rumah di Bangladesh
Buron 10 Bulan, WN Bangladesh Penyelundup Manusia dari Indonesia ke Australia Ditangkap
PM Bangladesh Singgung Soal HAM dan Demokrasi Ketika Pemerintah AS Bungkam Mahasiswa
Sekolah Ditutup Akibat Cuaca Panas Ekstrem, Perlebar Kesenjangan Pembelajaran di Seluruh Dunia
Tok! Bangladesh Larang Eksploitasi Gajah karena Terancam Punah
Modal Tambahan Diyakini Percepat Wagely untuk Jadi Pemimpin Pasar
Polisi Buru Dalang Penipuan Modus Like Video di Kamboja
Pelaku Mutilasi Garut Diduga ODGJ
Suami Bakar Istri di Tangerang Ditangani Polsek Cipondoh
HUT ke-78 Bhayangkara, Jokowi: Polisi Harus Layani Masyarakat Sepenuh Hati
Polisi Tangkap Seorang Terduga Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi Korban di Garut
Polisi Kerahkan 2.959 Personel Amankan Pesta Rakyat di Monas saat HUT Bhayangkara
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap