Indonesia Kecam Intervensi dengan Ancaman Senjata Nuklir
MENTERI Luar Negeri RI Retno Marsudi mendesak negara-negara untuk melakukan aksi nyata mendorong perlucutan senjata nuklir. Ia menyatakan kekecewaan kepada pemilik senjata nuklir kerap menggunakannya sebagai ancaman dan intervensi.
"Tanpa aksi nyata yang tegas, bencana nuklir hanya soal waktu, dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas antar-kekuatan besar," kata Retno saat menghadiri pertemuan Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, Swiss, dalam keterangan resmi Selasa (28/2)..
Menurut dia, pertemuan yang digelar pada Senin (27/2) itu, upaya perlucutan senjata nuklir mandek selama lebih dari seperempat abad akibat tidak adanya kemauan politik. Juga kompleksitas situasi keamanan global, dan masih adanya mentalitas perang dingin.
Demi mendorong kemajuan perlucutan senjata nuklir, Menlu Retno sampaikan tiga hal yang perlu dilakukan, dalam konferensi tersebut. "Pertama, membangkitkan kembali kemauan politik," ucap Retno.
Menurutnya, harus ada aksi nyata yang dilakukan untuk mencapai perlucutan senjata nuklir. Fokus utama yang perlu didorong adalah Negative Security Assurances (NSA) yang mengikat secara hukum.
NSA merupakan jaminan bahwa negara pemilik senjata nuklir tidak akan menggunakan, atau mengancam penggunaan senjata nuklir kepada negara non-pemilik senjata nuklir.
Baca juga: Indonesia Calonkan Diri Jadi Anggota Dewan HAM PBB Periode 2024-26
Hal ini, kata dia, akan menjadi insentif bagi negara-negara yang telah mematuhi kewajibannya di bawah Non-Proliferation Treaty. Tak hanya itu, dapat juga meningkatkan rasa saling percaya antara negara pemilik dan non-pemilik senjata nuklir.
"Kedua, memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi," ujar Retno.
Hal ini antara lain dilakukan melalui universalisasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir. Retno mengungkapkan, Indonesia saat ini tengah memfinalisasi proses ratifikasi, dan mengharapkan negara-negara lain untuk segera meratifikasinya.
Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai harus betul-betul dijaga agar tidak diselewengkan menjadi senjata.
"Ketiga, memfasilitasi kepatuhan terhadap zona bebas senjata nuklir," lanjutnya. Menurutnya, zona bebas senjata nuklir merupakan elemen penting dalam upaya mewujudkan perlucutan senjata nuklir global.
"Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia akan terus memajukan zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara," tegas Retno. Hal ini akan dilakukan dengan mengupayakan ditandatanganinya Protokol Zona Bebas Nuklir di Asia Tenggara.(OL-4)
Terkini Lainnya
Himahi Universitas Budi Luhur Gelar ASEAN+ Youth Environmental Action 2024: Aksi Nyata Pemuda untuk Bumi
Gaza Memburuk, Menlu Retno Tegaskan Prioritas Indonesia Dukung Palestina
Indonesia Dorong Negara Lain Ikut Akui Palestina
Indonesia Ajak Semua Negara Eropa Akui Palestina
Palestina Butuh Keanggotaan Penuh PBB
Menlu RI dan Papua Nugini Kunjungi SD Wutung di Perbatasan, Retno Marsudi: Ini Sejarah
Presiden Prancis Emmanuel Macron Ingin Eropa Dilindungi Senjata Nuklir
Putin Siap Gunakan Senjata Nuklir Jika Kedaulatan Rusia Terancam
Vladimir Putin Ancaman Perang Nuklir Bila Ada Intervensi Militer Barat di Ukraina
Indonesia Desak Pelucutan Senjata Nuklir Segera
IAEA Memperingatkan KeKhawatiran atas Rencana Nuklir Iran
Rusia dan AS Segera Bahas Pengurangan Jumlah Senjata Nuklir
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap