visitaaponce.com

Makin Sengit, Rusia-Ukraina Saling Klaim Kemenangan di Bakhmut

Makin Sengit, Rusia-Ukraina Saling Klaim Kemenangan di Bakhmut
Tentara Ukraina berjaga di Kota Bakhmut, timur Ukraina.(AFP/STR)

Pasukan perang Rusia dan Ukraina melakukan pertempuran sengit untuk menguasai Bakhmut di Ukraina timur. Kedua belah pihak mengklaim keberhasilan serta kemenangan di medan perang dalam pertempuran paling lama dan paling berdarah sejak invasi Moskow.

Ukraina mengatakan kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, mencoba untuk maju di Bakhmut, yang telah menjadi pusat pertempuran selama berbulan-bulan.

"Unit penyerang Wagner maju dari beberapa arah, mencoba menerobos posisi pertahanan pasukan kami dan bergerak ke pusat kota,” kata militer Ukraina, dilansir dari Aljazeera, Selasa, (14/3).

Baca juga: Zelensky Klaim Pasukan Ukraina Bunuh 1.100 Tentara Rusia di Bakhmut

Ukraina menilai pencegahan kemajuan pasukan Rusia itu berhasil memberikan sejumlah keuntungan. Sebaliknya, serdadu Moskow tertimpa kerugian yang signifikan.

"Pasukan Rusia telah merebut Bakhmut timur tetapi sejauh ini gagal mengepungnya. Semua upaya Rusia untuk merebut kota itu dihalau oleh artileri, tank, dan senjata lainnya,” kata Komandan Pasukan Darat Ukraina, Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi.

Baca juga: Ukraina Siapkan Serangan Balasan ke Bakhmut

Sementara bos Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengakui pasukannya menghadapi perlawanan yang gigih saat berusaha untuk menguasai pusat kota itu.

“Situasi di Bakhmut sulit, sangat sulit. Musuh berjuang untuk setiap meter. Semakin dekat kita ke pusat kota, semakin sulit pertempurannya dan semakin banyak artileri yang dibutuhkan orang Ukraina membuang cadangan senjata mereka, ” kata miliarder itu.

Para pemimpin militer asing mengatakan kota yang hancur itu memiliki nilai pertahanan yang minim. Tetapi Ukraina mengatakan strateginya untuk mempertahankan Bakhmut adalah untuk menurunkan kemampuan Rusia untuk melancarkan serangan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Ukraina juga menggunakannya untuk mengulur waktu sebelum melancarkan serangan intensif. Pejabat kota Bakhmut mengatakan kepada media Ukraina, lebih dari empat ribu orang masih tinggal di kota itu, termasuk 33 anak.

Kunjungan Xi Jinping

Seperti diketahui, saat ini pertempuran terus berlangsung di Ukraina timur. Washington mengusulkan untuk memfasilitasi pertemuan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Menurut penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan, Washington telah secara terbuka untuk mendorong Xi berbicara dengan Zelensky.

The Wall Street Journal melaporkan Xi berencana untuk berbicara dengan Zelensky untuk pertama kalinya sejak Rusia menginvasi Ukraina. Orang-orang yang mengetahui panggilan yang diusulkan mengatakan pertemuan kemungkinan akan terjadi setelah Xi mengunjungi Moskow minggu depan atau di akhir Maret 2023 untuk bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Kunjungan Xi ke Rusia akan menjadi peristiwa besar bagi Putin, yang menggambarkan perang di Ukraina sebagai konflik melawan gabungan kekuatan Barat. Tapi pertemuan video dengan Zelensky bisa menjadi pelemahan kerja sama Beijing dan Moskow.

AS dan Ukraina ingin Beijing tetap netral dibandingkan dengan memperkuat dukungan untuk Moskow. Zelensky telah meminta Xi untuk berbicara dengannya.

(Z-9)


 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat