visitaaponce.com

Jaringan Transportasi di Jerman Lumpuh Akibat Aksi Mogok Kerja

Jaringan Transportasi di Jerman Lumpuh Akibat Aksi Mogok Kerja
Papan informasi di Bandara di Jerman menampilkan jadwal penerbangan yang dibatalkan akibat adanya aksi mogok kerja di negara tersebut.(AFP/DANIEL ROLAND)

JARINGAN transportasi di Jerman akan terhenti pada Senin (27/3) karena dua serikat pekerja terbesar di negara tersebut melakukan aksi pemogokan. Para pegawai di bandara, pelabuhan, kereta api, bus dan kereta bawah tanah melakukan aksi mogok kerja selama 24 jam.

Serikat pekerja menuntut upah yang lebih tinggi untuk membantu para anggotanya mengatasi kenaikan biaya hidup di seluruh negeri. Ada beberapa aksi mogok kerja yang lebih kecil yang dilakukan oleh sektor-sektor layanan publik lainnya. Namun aksi mogok kerja pada hari Senin ini merupakan yang terbesar dalam beberapa dekade di negara ini.

Dua serikat pekerja yang terlibat dalam aksi mogok kerja tersebut adalah salah satu yang terbesar di Jerman. Verdi mewakili sekitar 2,5 juta karyawan di seluruh sektor publik termasuk di transportasi umum dan bandara. EVG mewakili sekitar 230.000 karyawan di Deutsche Bahn yakni operator kereta api nasional Jerman dan perusahaan-perusahaan bus lainnya.

Baca juga: 50 Ribu Guru di Selandia Baru Mogok Kerja

Mereka berharap hal ini akan meningkatkan tekanan terhadap para pengusaha menjelang putaran negosiasi gaji berikutnya pada Senin.

Kepala Verdi Frank Werneke menggambarkan kenaikan gaji tersebut sebagai masalah kelangsungan hidup bagi ribuan karyawan. "Orang-orang tidak hanya dibayar rendah, mereka juga bekerja terlalu keras,” katanya kepada media lokal.

Verdi ingin mendapatkan kenaikan gaji sebesar 10,5% untuk para pegawai, sementara serikat pekerja lainnya, EVG, menginginkan kenaikan gaji sebesar 12%.

Baca juga: Protes Kebijakan Pensiun Macron, Buruh Prancis Lanjutkan Mogok Kerja

Operator kereta api nasional Jerman, Deutsche Bahn mengutuk rencana tersebut dan menggambarkannya sebagai upaya sangat berlebihan, tidak berdasar dan tidak perlu. (BBC/Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat